10 Contoh Kultum Ramadan 7 Menit, Referensi Ceramah Singkat Pengisi Waktu sebelum Berbuka Puasa
Rabu, 05 Maret 2025 - 17:00 WIB
Materi kultum Ramadan ini bisa dijadikan referensi ceramah singkat saat mengisi waktu sebelum berbuka puasa hingga di sela-sela salat tarawih. Foto ilustrasi/ist
Kumpulan contoh kultum Ramadan 7 menit menarik disimak. Materinya bisa dijadikan referensi ceramah singkat saat mengisi waktu sebelum berbuka puasa hingga di sela-sela salat tarawih.
Selain ibadah puasa dan sejenisnya, bulan Ramadan juga identik dengan kultum alias kuliah tujuh menit. Di Indonesia sendiri, kultum ini disampaikan dalam beberapa waktu berbeda, seperti sebelum berbuka puasa, sebelum tarawih, di sela-sela antara tarawih dan witir hingga sebelum mengerjakan salat subuh.
Kultum Ramadan bertujuan untuk memberikan pengingat singkat namun bermakna tentang nilai-nilai Islam. Dalam penyampaiannya, kultum ini juga memiliki tema yang variatif dan agar tidak membuat jemaah bosan. Berikut beberapa contohnya.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, dan kesehatan sehingga kita dapat menjalani ibadah puasa di bulan suci Ramadan ini.
Tak lupa, shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw yang syafaatnya kelak kita nantikan di akhirat.
Jemahaan yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan kali ini, saya ingin mengajak jemaah semua untuk merenungkan keutamaan puasa dalam meningkatkan ketakwaan.
Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 183:
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Ayat di atas menegaskan bahwa tujuan utama dari puasa adalah meningkatkan ketakwaan. Lalu, apa si sebenarnya ketakwaan itu?
Nah, di sini perlu diketahui bahwa ketakwaan adalah kesadaran untuk selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan puasa ini, kita tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat.
Kemudian, puasa juga mengajarkan tentang kesabaran dan kepedulian sosial. Saat di tengah hari menahan lapar, kita diingatkan bahwa masih banyak saudara kita yang hidup dalam kekurangan. Dari situ, muncul anjuran di bulan Ramadhan sebagai waktu yang tepat untuk memperbanyak sedekah dan berbagi kepada sesama.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun." (HR. Tirmidzi)
Sebagai penutup, marilah kita sekali lagi memanfaatkan bulan suci ini untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah. Bukan hanya untuk tujuan puasa rutin, tetapi kita jadikan sebagai sarana memperbaiki diri, meningkatkan keimanan, dan memperbanyak amal kebaikan.
Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan menjadikan kita termasuk hamba-Nya yang bertakwa. Wa billahi taufiq wal hidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan Ramadhan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Ramadhan adalah bulan suci yang penuh berkah. Memasuki era digital ini, kita menghadapi tantangan baru dalam menjaga kualitas puasa, termasuk soal pengaruh media sosial dan internet.
Pada perkembangannya, media sosial sering menjadi tempat tersebarnya fitnah, ujaran kebencian, serta konten negatif. Hal-hal demikian perlu kita hindari karena berpotensi mengurangi pahala puasa.
Tanpa disadari, banyak dari kita terjebak dalam kebiasaan buruk seperti menggosip, menyebarkan berita bohong, atau berdebat tanpa manfaat.
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits riwayat Imam Malik:
Artinya: "Puasa itu adalah perisai. Jika salah satu dari kalian sedang berpuasa, maka jangan berkata kotor dan jangan pula bertingkah laku jahil (sombong, mengejek, atau bertengkar). Jika ada orang lain yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya, maka hendaklah dia mengatakan: Aku sedang puasa, aku sedang puasa." (HR. Imam Malik).
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Sebenarnya ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk menghindari hilangnya pahala puasa kita karena pengaruh internet. Pertama, kita perlu meningkatkan kesadaran diri.
Maksudnya, sadarilah bahwa bulan Ramadhan sangat berharga. Jangan sampai media sosial mengurangi kesempatan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih banyak pahala.
Jika tidak bisa lepas sepenuhnya, usahakan memilih konten yang bermutu. Bijaklah memakai media sosial untuk hal-hal positif, seperti mendengarkan ceramah, membaca kajian Islam, atau menyebarkan kebaikan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
Artinya: "Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)." (QS. Al-An'am: 160).
Sebagai penutup, marilah kita menjadikan Ramadhan ini sebagai momentum untuk memperbaiki diri, termasuk dalam penggunaan media sosial yang bermanfaat. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk menjauhi keburukan dan memanfaatkan bulan suci ini sebaik-baiknya.
Aamiin ya Rabbal 'alamin.
Wassalamualaikum wr wb.
Jamaah sekalian yang saya hormati,
Puasa Ramadhan merupakan salah satu perintah yang ditujukan untuk membentuk manusia bertakwa. Dalilnya ada di Surat Al Baqarah ayat 183.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. (QS. Al Baqarah: 183).
Bukan sekadar menahan lapar dan haus, di dalam berpuasa terkandung hikmah. Misalnya, seperti membersihkan jiwa, menyucikannya serta membebaskannya dari endapan-endapan yang buruk dan akhlak-akhlak yang rendah.
Hikmah lain dari puasa Ramadhan adalah sebagai penyuci jiwa dari segala dosa. Rasulullah SAW bersabda:
Dari Abu Hurairah r.a., Nabi s.a.w. bersabda: “Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadhan dengan keimanan dan keikhlasan, maka diampuni dosanya yang telah berlalu”. (Hadis Shahih, riwayat al-Bukhari: 37 dan Muslim: 1266).
Kemudian, puasa juga mengajarkan dan melatih diri agar disiplin waktu. Orang yang berpuasa harus disiplin sejak fajar hingga berbuka.
Jamaah yang Dirahmati Allah,
Dari uraian di atas, bisa dipahami banyak hikmah puasa Ramadhan yang tujuannya tetap untuk membentuk orang bertakwa. Semoga Allah menerima semua amal kita di bulan suci ini dan bisa bertemu lagi di bulan Ramadan berikutnya, insha allah.
Bismillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan suci Ramadan tahun ini. Tak lupa, shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Jemaah yang dirahmati Allah,
Ada banyak ayat di dalam Al-Qur’an yang menekankan segala nikmat yang Allah berikan kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya. Di antaranya ada di surah An-Nahl yang menekankan berbagai nikmat Allah yang melimpah kepada manusia.
Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nahl ayat 18:
Artinya: "Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menghitungnya."
Ayat di atas mengingatkan kita bahwa nikmat Allah begitu banyak dan tak terhingga. Hal ini bisa dilihat mulai dari kesehatan, rezeki, hingga kesempatan untuk beribadah di bulan suci ini.
Selama Ramadan, kita diajak untuk lebih peka terhadap nikmat-nikmat tersebut. Menahan diri dari makan dan minum sejak terbit fajar hingga terbenam matahari membuat kita merasakan bagaimana rasanya kekurangan, sehingga menumbuhkan empati dan rasa syukur atas apa yang kita miliki.
Selain itu, bersyukur juga diwujudkan dengan berbagi kepada sesama melalui sedekah dan zakat, terutama kepada mereka yang kurang beruntung. Dengan merenungi pesan Surah An-Nahl, kita diingatkan bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah karunia dari Allah.
Maka dari itu, mari manfaatkan momentum Ramadan ini untuk memperbanyak rasa syukur dan meningkatkan kualitas ibadah kita. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jemaah sekalian yang dirahmati oleh Allah, bagaimana puasanya hari ini? Semoga kita senatiasa diberikan kekuatan untuk menjalani ibadah di bulan ini dengan optimal dan penuh semangat.
Pada kesempatan ini, kita akan sedikit membahas tentang pentingnya berpuasa.
Allah memerintahkan puasa di bulan Ramadan dalam Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah ayat 183: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Ya, puasa itu untuk melatih kita agar menjadi orang yang lebih bertakwa, lebih dekat dengan Allah.
Selain itu, puasa juga melatih kita untuk bersabar. Hal ini dicontohkan saat kita merasa lapar, haus, atau lelah, kita wajib belajar untuk menahan diri dan tidak mengeluh.
Puasa juga mengajarkan kita untuk peduli kepada orang lain. Kita bisa bersedekah dengan memberikan makanan kepada orang yang membutuhkan atau membantu teman yang sedang kesulitan.
Terlepas dari itu semua, kita juga harus menjaga amal perbuatan kita selama berpuasa. Apa artinya berpuasa jika kita masih berbohong, marah-marah, atau malas mengerjakan tugas?
Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan haus.”
Demikian kultum singkat yang bisa saya sampaikan. Semoga kita semua bisa menjalankan puasa dengan baik dan mendapatkan keberkahan di bulan Ramadan ini. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan suci Ramadan. Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Saw yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju cahaya Islam.
Jemaah yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan kali ini, mari kita bahas salah satu malam yang paling istimewa di bulan Ramadan, yakni Lailatul Qadar. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Qadr ayat 1-3:
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan."
Ayat-ayat di atas menunjukkan betapa luar biasanya malam Lailatul Qadar. Keutamaannya bahkan dikatakan lebih baik dari seribu bulan.
Bayangkan saja, satu malam bisa memberikan pahala ibadah yang nilainya lebih tinggi daripada umur manusia pada umumnya!
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
"Barang siapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari & Muslim)
Rasulullah Saw mungkin tidak menyebutkan secara pasti, tetapi beliau memberi petunjuk bahwa malam lailatul qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan, terutama di malam-malam ganjil. Dari sini, kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di sepuluh malam terakhir, seperti shalat malam, membaca Al-Qur'an, berzikir, dan berdoa.
Wa billahi taufiq wal hidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kenikmatan sehingga bisa berjumpa lagi dengan bulan suci Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Shalawat serta salam kita sampaikan juga kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Jemaah yang dirahmati Allah,
Ramadan ternyata bisa menjadi sarana bagi kita semua untuk introspeksi diri. Jadi, Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga momen untuk merefleksikan diri, membersihkan hati.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)
Ayat di atas mengingatkan kita untuk selalu mengevaluasi diri. Misal, seperti apa ibadah yang kita kerjakan selama ini. Apakah sudah baik atau belum.
Selain introspeksi, Ramadan juga merupakan bulan untuk membersihkan hati dari sifat-sifat buruk seperti iri, dengki, sombong, dan amarah. Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: "Jika salah seorang di antara kalian berpuasa, maka janganlah ia berkata-kata kotor dan jangan pula berteriak-teriak. Jika seseorang mencacinya atau mengajaknya berkelahi, hendaklah ia berkata, 'Sesungguhnya aku sedang berpuasa.'" (HR. Bukhari & Muslim)
Dari situ, kita diajarkan bahwa puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik.
Sebagai pentup, perlu ditekankan bahwa Ramadan adalah kesempatan langka yang diberikan Allah kepada kita. Maka, pergunakanlah waktu ini untuk introspeksi dan membersihkan hati.
Semoga kita semua dapat memanfaatkan bulan suci ini dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan ampunan serta ridha Allah SWT. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulilah, kita masih diperkenankan untuk berkumpul bersama di bulan penuh berkah ini. Melalui majelis yang insha allah dirahmati ini, saya ingin memberi ceramah singkat mengenai kaitannya dengan ibadah di bulan Ramadan, termasuk dalam hal membaca Al Qur'an.
Ramadhan adalah bulan Al-Quran. Maka, kita dianjurkan memperbanyak membaca, mentadabburi, dan mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah SAW bersabda:
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya." (HR. Tirmidzi)
Selain itu, jangan lupa memperbanyak amalan sunnah seperti shalat tarawih dan tahajud, serta memperbanyak dzikir dan doa.
Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Melalui momen yang singkat ini, marilah kita kumpulkan sebanyak-banyaknya pahala dari Ramadan. Karena kita belum tahu entah bisa bertemu lagi atau tidak dengan ramadan-ramadan berikutnya.
Wassalamualaikum wr wb
Saat ini kita berada di bulan Ramadan yang memiliki banyak kemuliaan. Banyak riwayat hadits yang menjelaskan keutamaan bulan Ramadan.
Termasuk di antaranya keutamaan menghidupkan malam Ramadhan dengan berbagai macam ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari berikut:
[arabOpen] مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Selain ibadah puasa dan sejenisnya, bulan Ramadan juga identik dengan kultum alias kuliah tujuh menit. Di Indonesia sendiri, kultum ini disampaikan dalam beberapa waktu berbeda, seperti sebelum berbuka puasa, sebelum tarawih, di sela-sela antara tarawih dan witir hingga sebelum mengerjakan salat subuh.
Kultum Ramadan bertujuan untuk memberikan pengingat singkat namun bermakna tentang nilai-nilai Islam. Dalam penyampaiannya, kultum ini juga memiliki tema yang variatif dan agar tidak membuat jemaah bosan. Berikut beberapa contohnya.
Contoh Kultum Ramadan 7 Menit
1. Contoh Kultum Satu
Assalamu’alaikum wr wb.Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, dan kesehatan sehingga kita dapat menjalani ibadah puasa di bulan suci Ramadan ini.
Tak lupa, shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw yang syafaatnya kelak kita nantikan di akhirat.
Jemahaan yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan kali ini, saya ingin mengajak jemaah semua untuk merenungkan keutamaan puasa dalam meningkatkan ketakwaan.
Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 183:
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Ayat di atas menegaskan bahwa tujuan utama dari puasa adalah meningkatkan ketakwaan. Lalu, apa si sebenarnya ketakwaan itu?
Nah, di sini perlu diketahui bahwa ketakwaan adalah kesadaran untuk selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan puasa ini, kita tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat.
Kemudian, puasa juga mengajarkan tentang kesabaran dan kepedulian sosial. Saat di tengah hari menahan lapar, kita diingatkan bahwa masih banyak saudara kita yang hidup dalam kekurangan. Dari situ, muncul anjuran di bulan Ramadhan sebagai waktu yang tepat untuk memperbanyak sedekah dan berbagi kepada sesama.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun." (HR. Tirmidzi)
Sebagai penutup, marilah kita sekali lagi memanfaatkan bulan suci ini untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah. Bukan hanya untuk tujuan puasa rutin, tetapi kita jadikan sebagai sarana memperbaiki diri, meningkatkan keimanan, dan memperbanyak amal kebaikan.
Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan menjadikan kita termasuk hamba-Nya yang bertakwa. Wa billahi taufiq wal hidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2. Contoh Kultum Dua
Assalamualaikum wr wb.Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan Ramadhan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Ramadhan adalah bulan suci yang penuh berkah. Memasuki era digital ini, kita menghadapi tantangan baru dalam menjaga kualitas puasa, termasuk soal pengaruh media sosial dan internet.
Pada perkembangannya, media sosial sering menjadi tempat tersebarnya fitnah, ujaran kebencian, serta konten negatif. Hal-hal demikian perlu kita hindari karena berpotensi mengurangi pahala puasa.
Tanpa disadari, banyak dari kita terjebak dalam kebiasaan buruk seperti menggosip, menyebarkan berita bohong, atau berdebat tanpa manfaat.
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits riwayat Imam Malik:
الصِّيَامُ جُنَّةٌ، فَإِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ صَائِمًا: فَلَا يَرْفُثْ، وَلَا يَجْهَلْ، فَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ، أَوْ شَاتَمَهُ، فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ، إِنِّي صَائِمٌ
Artinya: "Puasa itu adalah perisai. Jika salah satu dari kalian sedang berpuasa, maka jangan berkata kotor dan jangan pula bertingkah laku jahil (sombong, mengejek, atau bertengkar). Jika ada orang lain yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya, maka hendaklah dia mengatakan: Aku sedang puasa, aku sedang puasa." (HR. Imam Malik).
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Sebenarnya ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk menghindari hilangnya pahala puasa kita karena pengaruh internet. Pertama, kita perlu meningkatkan kesadaran diri.
Maksudnya, sadarilah bahwa bulan Ramadhan sangat berharga. Jangan sampai media sosial mengurangi kesempatan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih banyak pahala.
Jika tidak bisa lepas sepenuhnya, usahakan memilih konten yang bermutu. Bijaklah memakai media sosial untuk hal-hal positif, seperti mendengarkan ceramah, membaca kajian Islam, atau menyebarkan kebaikan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
مَن جَاء بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَن جَاء بِالسَّيِّئَةِ فَلاَ يُجْزَى إِلاَّ مِثْلَهَا وَهُمْ لاَ يُظْلَمُونَ
Artinya: "Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)." (QS. Al-An'am: 160).
Sebagai penutup, marilah kita menjadikan Ramadhan ini sebagai momentum untuk memperbaiki diri, termasuk dalam penggunaan media sosial yang bermanfaat. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk menjauhi keburukan dan memanfaatkan bulan suci ini sebaik-baiknya.
Aamiin ya Rabbal 'alamin.
Wassalamualaikum wr wb.
3. Contoh Kultum Ketiga
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam yang telah memberi kita nikmat yang berlimpah hingga detik ini, sehingga dapat menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadhan dengan sehat.Jamaah sekalian yang saya hormati,
Puasa Ramadhan merupakan salah satu perintah yang ditujukan untuk membentuk manusia bertakwa. Dalilnya ada di Surat Al Baqarah ayat 183.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. (QS. Al Baqarah: 183).
Bukan sekadar menahan lapar dan haus, di dalam berpuasa terkandung hikmah. Misalnya, seperti membersihkan jiwa, menyucikannya serta membebaskannya dari endapan-endapan yang buruk dan akhlak-akhlak yang rendah.
Hikmah lain dari puasa Ramadhan adalah sebagai penyuci jiwa dari segala dosa. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Dari Abu Hurairah r.a., Nabi s.a.w. bersabda: “Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadhan dengan keimanan dan keikhlasan, maka diampuni dosanya yang telah berlalu”. (Hadis Shahih, riwayat al-Bukhari: 37 dan Muslim: 1266).
Kemudian, puasa juga mengajarkan dan melatih diri agar disiplin waktu. Orang yang berpuasa harus disiplin sejak fajar hingga berbuka.
Jamaah yang Dirahmati Allah,
Dari uraian di atas, bisa dipahami banyak hikmah puasa Ramadhan yang tujuannya tetap untuk membentuk orang bertakwa. Semoga Allah menerima semua amal kita di bulan suci ini dan bisa bertemu lagi di bulan Ramadan berikutnya, insha allah.
4. Contoh Kultum Empat
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.Bismillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan suci Ramadan tahun ini. Tak lupa, shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Jemaah yang dirahmati Allah,
Ada banyak ayat di dalam Al-Qur’an yang menekankan segala nikmat yang Allah berikan kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya. Di antaranya ada di surah An-Nahl yang menekankan berbagai nikmat Allah yang melimpah kepada manusia.
Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nahl ayat 18:
وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: "Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menghitungnya."
Ayat di atas mengingatkan kita bahwa nikmat Allah begitu banyak dan tak terhingga. Hal ini bisa dilihat mulai dari kesehatan, rezeki, hingga kesempatan untuk beribadah di bulan suci ini.
Selama Ramadan, kita diajak untuk lebih peka terhadap nikmat-nikmat tersebut. Menahan diri dari makan dan minum sejak terbit fajar hingga terbenam matahari membuat kita merasakan bagaimana rasanya kekurangan, sehingga menumbuhkan empati dan rasa syukur atas apa yang kita miliki.
Selain itu, bersyukur juga diwujudkan dengan berbagi kepada sesama melalui sedekah dan zakat, terutama kepada mereka yang kurang beruntung. Dengan merenungi pesan Surah An-Nahl, kita diingatkan bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah karunia dari Allah.
Maka dari itu, mari manfaatkan momentum Ramadan ini untuk memperbanyak rasa syukur dan meningkatkan kualitas ibadah kita. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
5. Contoh Kultum Lima
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.Jemaah sekalian yang dirahmati oleh Allah, bagaimana puasanya hari ini? Semoga kita senatiasa diberikan kekuatan untuk menjalani ibadah di bulan ini dengan optimal dan penuh semangat.
Pada kesempatan ini, kita akan sedikit membahas tentang pentingnya berpuasa.
Allah memerintahkan puasa di bulan Ramadan dalam Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah ayat 183: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Ya, puasa itu untuk melatih kita agar menjadi orang yang lebih bertakwa, lebih dekat dengan Allah.
Selain itu, puasa juga melatih kita untuk bersabar. Hal ini dicontohkan saat kita merasa lapar, haus, atau lelah, kita wajib belajar untuk menahan diri dan tidak mengeluh.
Puasa juga mengajarkan kita untuk peduli kepada orang lain. Kita bisa bersedekah dengan memberikan makanan kepada orang yang membutuhkan atau membantu teman yang sedang kesulitan.
Terlepas dari itu semua, kita juga harus menjaga amal perbuatan kita selama berpuasa. Apa artinya berpuasa jika kita masih berbohong, marah-marah, atau malas mengerjakan tugas?
Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan haus.”
Demikian kultum singkat yang bisa saya sampaikan. Semoga kita semua bisa menjalankan puasa dengan baik dan mendapatkan keberkahan di bulan Ramadan ini. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Baca Juga
6. Contoh Kultum Enam
Assalamu’alaikum wr wbAlhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan suci Ramadan. Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Saw yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju cahaya Islam.
Jemaah yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan kali ini, mari kita bahas salah satu malam yang paling istimewa di bulan Ramadan, yakni Lailatul Qadar. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Qadr ayat 1-3:
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan."
Ayat-ayat di atas menunjukkan betapa luar biasanya malam Lailatul Qadar. Keutamaannya bahkan dikatakan lebih baik dari seribu bulan.
Bayangkan saja, satu malam bisa memberikan pahala ibadah yang nilainya lebih tinggi daripada umur manusia pada umumnya!
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
"Barang siapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari & Muslim)
Rasulullah Saw mungkin tidak menyebutkan secara pasti, tetapi beliau memberi petunjuk bahwa malam lailatul qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan, terutama di malam-malam ganjil. Dari sini, kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di sepuluh malam terakhir, seperti shalat malam, membaca Al-Qur'an, berzikir, dan berdoa.
Wa billahi taufiq wal hidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
7. Contoh Kultum Tujuh
BismillahirrahmanirrahimAssalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kenikmatan sehingga bisa berjumpa lagi dengan bulan suci Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Shalawat serta salam kita sampaikan juga kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Jemaah yang dirahmati Allah,
Ramadan ternyata bisa menjadi sarana bagi kita semua untuk introspeksi diri. Jadi, Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga momen untuk merefleksikan diri, membersihkan hati.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَالْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۚ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)
Ayat di atas mengingatkan kita untuk selalu mengevaluasi diri. Misal, seperti apa ibadah yang kita kerjakan selama ini. Apakah sudah baik atau belum.
Selain introspeksi, Ramadan juga merupakan bulan untuk membersihkan hati dari sifat-sifat buruk seperti iri, dengki, sombong, dan amarah. Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ
Artinya: "Jika salah seorang di antara kalian berpuasa, maka janganlah ia berkata-kata kotor dan jangan pula berteriak-teriak. Jika seseorang mencacinya atau mengajaknya berkelahi, hendaklah ia berkata, 'Sesungguhnya aku sedang berpuasa.'" (HR. Bukhari & Muslim)
Dari situ, kita diajarkan bahwa puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik.
Sebagai pentup, perlu ditekankan bahwa Ramadan adalah kesempatan langka yang diberikan Allah kepada kita. Maka, pergunakanlah waktu ini untuk introspeksi dan membersihkan hati.
Semoga kita semua dapat memanfaatkan bulan suci ini dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan ampunan serta ridha Allah SWT. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
8. Contoh Kultum Delapan
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.Alhamdulilah, kita masih diperkenankan untuk berkumpul bersama di bulan penuh berkah ini. Melalui majelis yang insha allah dirahmati ini, saya ingin memberi ceramah singkat mengenai kaitannya dengan ibadah di bulan Ramadan, termasuk dalam hal membaca Al Qur'an.
Ramadhan adalah bulan Al-Quran. Maka, kita dianjurkan memperbanyak membaca, mentadabburi, dan mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah SAW bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya." (HR. Tirmidzi)
Selain itu, jangan lupa memperbanyak amalan sunnah seperti shalat tarawih dan tahajud, serta memperbanyak dzikir dan doa.
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Melalui momen yang singkat ini, marilah kita kumpulkan sebanyak-banyaknya pahala dari Ramadan. Karena kita belum tahu entah bisa bertemu lagi atau tidak dengan ramadan-ramadan berikutnya.
Wassalamualaikum wr wb
9. Contoh Kultum Sembilan
Jemaahn sekalian yang dirahmati Allah SwtSaat ini kita berada di bulan Ramadan yang memiliki banyak kemuliaan. Banyak riwayat hadits yang menjelaskan keutamaan bulan Ramadan.
Termasuk di antaranya keutamaan menghidupkan malam Ramadhan dengan berbagai macam ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari berikut:
[arabOpen] مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: “Barangsiapa beribadah di bulan Ramadan dalam keadaan beriman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni”. (HR. Bukhari).
Menghidupkan malam Ramadan dengan berbagai macam ibadah sangat dianjurkan dalam Islam. Terlebih pada 10 malam terakhir bulan Ramadan.
Pada malam-malam tersebut Rasulullah saw akan lebih giat lagi menghidupkan malamnya untuk beribadah kepada Allah swt.
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي يَعْفُورٍ، عَنْ أَبِي الضُّحَى، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ العَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
Artinya: “Menceritakan kepadaku Ali bin Abdullah, menceritakan kepadaku Sufyan dari Abi Ya’fur, dari Abi Duha dari Masruq, dari Aisyah ra, berkata: Rasululullah saw ketika memasuki 10 malam terakhir akan mengencangkan sabuknya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya”. (HR. Bukhari).
Menghidupkan malam Ramadan Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghidupkan malam bulan Ramadhan. Di antaranya melalui shalat Isya berjamaah dilanjutkan tarawih, membaca Al-Qur’an, i’tikaf di masjid, dan lain sebagainya.
10. Contoh Kultum Sepuluh
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah mempertemukan kita kembali dengan bulan suci Ramadan, bulan yang penuh berkah dan ampunan.
Jemaah yang dirahmati Allah,
Ramadhan bukan hanya bulan untuk berpuasa, tetapi juga bulan untuk memperbanyak sedekah dan amal kebaikan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, disebutkan:
"Rasulullah ﷺ adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi ketika berada di bulan Ramadan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Mengapa bersedekah di bulan Ramadan begitu istimewa? Hal ini karena setiap amal kebaikan yang kita lakukan akan dilipatgandakan pahalanya. Dalam HR. Tirmidzi, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadan."
Bentuk sedekah sangat beragam. Kita bisa berbagi makanan untuk berbuka puasa, membantu fakir miskin, atau bahkan sekadar memberikan senyuman kepada sesama. Jangan pernah meremehkan sedekah, karena meskipun kecil, Allah tetap menghitungnya sebagai amal kebaikan.
Beranjak dari situ, mari kita manfaatkan bulan yang penuh keberkahan ini untuk memperbanyak sedekah.
Wa billahi taufiq wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Demikian ulasan mengenai kumpulan contoh kultum Ramadan 7 menit yang bisa disimak. Semoga bermanfaat.
(wid)
Lihat Juga :