Gus Mus Ucapkan Bela Sungkawa Pada Mereka yang Dapat Jabatan

Minggu, 03 Mei 2020 - 15:24 WIB
Amanat itu tak hanya dipertanggungjawabkan di dunia saja, tapi juga di akhirat. Foto/Dol. SINDOnews
JAKARTA - Jangan kaget jika KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus terkesan nyeleneh bagi sebagian orang. Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini akan mengucapkan bela sungkawa kepada mereka yang dapat jabatan. Ia justru mengaku heran jika ada pejabat negara yang bersyukur atas amanat yang diembannya.

"Waktu Gus Dur menjadi presiden, orang-orang mengucapkan selamat. Saya mengucapkan belasungkawa," ujar Gus Mus saat mengisi pengajian kitab Akhlakul Muslim 'Alaqatuhu bil Mujtama', Sabtu (2/5/2020) malam.

Gus Mus mengenang, kala KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menjadi presiden, ia bersama sejumlah kiai menjadi rombongan pertama yang diundang ke istana negara.

Menurut Gus Mus, saat Gus Dur mendengar ucapan belasungkawa darinya, Gus Dur malah senang, bahkan meminta kepada Gus Mus untuk mendoakannya. "Karena itu amanat berat. Bukan hanya amanat itu dipertanggungjawabkan di dunia, tapi juga di akhirat," ucapnya.

Lebih lanjut Gus Mus mengutip ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang amanat.



إِنَّا عَرَضْنَا ٱلْأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱلْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا ٱلْإِنسَٰنُ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. (Surat Al-Ahzab : 72).

Menurut Gus Mus, menjalankan amanat bukan hal yang mudah. "Makanya agak aneh kalau ada pejabat atau anggota DPR syukuran itu agak aneh, karena mereka bukan mendapatkan sesuatu yang menggembirakan. Amanat itu berat sekali," katanya.

Amanat itu menjaga hak orang, sementara hak orang tersebut harus diberikan. Menunaikan amanat, kata Gus Mus, merupakan kewajiban agama, sosial, dan kemanusiaan.

Oleh karena itu, ketika seseorang dipercaya mengemban amanat, maka tidak boleh menyalahinya. Seorang pejabat atau anggota dewan misalnya, mereka harus menjaga amanat rakyatnya.

"Begitu dia (pejabat atau anggota dewan) menggunakan (amanat) sedikit saja bukan untuk rakyat, itu sudah menyalahi amanat," ucap pengasuh pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.

Dia mengingatkan orang mau menerima amanat, tapi tidak melaksanakan dengan sebenar-benarnya, itu bentuk daripada bentuk-bentuk kemunafikan. Munafik kan iyo, iyo, tapi ora iyo. Enggih, enggih, tapi tidak kepanggih," ucapnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
Hadits of The Day
Dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata, Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Amalah apakah yang paling utama? Beliau menjawab: Shalat pada waktunya. Aku bertanya lagi, Kemudian apa lagi? Beliau menjawab: Berbakti kepada kedua orang tua. Aku bertanya lagi, Kemudian apa lagi? Beliau menjawab: Berjuang pada jalan Allah. Kemudian aku tidak menambah pertanyaan lagi karena menjaga perasaan beliau.

(HR. Bukhari No. 5513)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More