Makna Radikalisme dalam Pandangan Al-Qur'an, Menteri Agama Harus Tahu Ini

Rabu, 09 September 2020 - 15:56 WIB
Salah satu konsekuensi nyata dari radikalisme adalah perasaan paling hebat. Tidak jarang justeru terbangun keangkuhan. Radikalisme dalam beragama misalnya membangun sikap paling beragama dan angkuh dalam keagamaan.

Demikian juga radikalisme ideologi Pancasila justru mengantar kepada perasaan paling Pancasilais. Bahkan tumbuh sikap arogansi dengan aksi-aksi intimiidasi kepada mereka yang dianggap kurang atau tidak Pancasilais.

Saya hanya ingin mengatakan bahwa tuduhan atau minimal kecurigaan radikal kepada para ustaz dan hafiz Al-Qur'an adalah kecurigaan yang boleh jadi justru juga salah satu bentuk pandangan radikal tanpa disadari.

Orang radikal itu selain merasa paling hebat, bahkan angkuh seperti yang saya sebutkan di atas, juga selalu curiga bahkan melihat orang lain sebagai ancaman. Apalagi jika orang lain itu memiliki penafsiran atau pandangan yang berbeda dari dirinya. Tentu termasuk penafsiran maupun pandangan politik dan kebijakan publik.

Akhirnya saya ingin mengingatkan, tentu saja dalam kapasitas saya sebagai bagian dari anak bangsa, agar kiranya Kementerian Agama kembali memposisikan diri pada posisi keagamaan.

(Baca Juga: Indonesia Digembok 59 Negara, Pemerintah Diminta Bertindak Cepat )

Posisi keagamaan yang kita maksud tentunya adalah mengedepankan hati, akal, serta nilai kebenaran dan kedailan. Bukan tuduhan dan kecurigaan yang tidak logis dan tidak berdasar. Selain itu Menteri Agama harusnya menyadari bahwa cara terbaik untuk menangani radikalisme di masyarakat bukan dengan pernyataan-pernyataan yang membingunkan, apalagi menyesatkan. Tapi melalui perbaikan mutu pendidikan.

Pertanyaan yang sesungguhnya perlu direspons oleh Menteri Agama adalah program apa yang telah dicanangkan sehingga mutu pendidikan di madrasah-madrasah atau pesantren-pesantren dapat dipastikan?

Untuk mematikan mutu atau kualitas para muballig dan penceramah misalnya, bukan sekedar dengan sertifikat. Tapi dengan meningkatkan pendidikan dan latihan kepada mereka. Jika perlu Kementrian Agama memberikan beasiswa khusus kepada para muballig dan da'i untuk melanjutkan pendidikan dan menambah wawasan.

Maka Pak Menteri, berhentilah melemparkan kata dan wacana yang hanya menambah kekisruhan dan perdebatan. Bangsa ini sudah kenyang dengan hal-hal seperti itu. Masanya melakukan kerja nyata dan solusi yang benar, rasional, imbang, dan berkeadilan bagi seluruh bangsa. Semoga! (Baca Juga: Tidak Ada Kasta, Islam Mengajarkan Kesetaraan )

New York, 8 September 2020
(rhs)
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari empat perkara, yaitu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu', dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak didengar.

(HR. Ibnu Majah No. 3827)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More