Salafus Shalih Berbicara tentang Waktu, Simak Nasihatnya!
Rabu, 16 September 2020 - 21:06 WIB
Banyak ayat Al-Qur'an berbicara tentang waktu sampai-sampai Allah 'Azza wa Jalla bersumpah atas waktu. Betapa berharganya waktu sehingga Allah mengingatkan manusia berkali-kali melalui kalam-Nya .
Salah satu surah yang mahsyur mengingatkan manusia tentang waktu di mana Allah Ta'ala bersumpah dengan menyebut 'masa' dalam firman-Nya:
وَالْعَصْرِ ﴿١﴾ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
"Demi masa! Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasihati supaya mentaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran." ( Surah Al-'Ashr : Ayat 1-3). (Baca Juga: 2 Nikmat yang Sering Membuat Manusia Tertipu)
Di zaman ini waktu begitu cepat berlalu. Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga mengingatkan hal ini melalui sabdanya dari Abu Hurairah, beliau berkata: " Kiamat tidak akan terjadi hingga waktu terasa berlalu begitu cepatnya. Satu tahun terasa seperti satu bulan, satu bulan seperti seminggu, satu minggu seperti satu hari, dan satu hari seperti satu jam, dan satu jam seperti kedipan mata." (HR Ahmad)
( )
Berikut nasihat para Salafus Shalih rahimahullahu (ulama terdahulu yang merupakan generasi terbaik umat Islam) tentang waktu sebagaimana disampaikan Al-Habib Quraisy Baharun. (Baca Juga: Peringatan Bagi yang Suka Menunda-nunda Waktu Salat)
فَوَقْتُ الْإِنْسَانِ هُوَ عُمُرُهُ فِي الْحَقِيقَةِ
Waktu manusia sejatinya adalah usianya sendiri.
وَهُوَ مَادَّةُ حَيَاتِهِ الْأَبَدِيَّةِ فِي النَّعِيمِ الْمُقِيمِ
Waktu adalah substansi hidup manusia (yang dapat membawanya kepada) kehidupan yang abadi di tempat yang penuh kenikmatan (surga).
وَمَادَّةُ الْمَعِيشَةِ الضَّنْكِ فِي الْعَذَابِ الْأَلِيمِ
Dan waktu juga merupakan substansi (yang dapat mengantarkannya) ke dalam kesempitan yang penuh azab memilukan (neraka).
وَهُوَ يَمُرُّ أَسْرَعَ مِنَ السَّحَابِ
Waktu berlalu begitu cepatnya, lebih cepat daripada berlalunya awan.
فَمَا كَانَ مِنْ وَقْتِهِ لِلَّهِ وَبِاللَّهِ فَهُوَ حَيَاتُهُ وَعُمُرُهُ
Maka barangsiapa yang waktunya adalah semata-mata hanya untuk Allah dan karena Allah, maka itulah kehidupan dan usianya (yang sebenarnya).
وَغَيْرُ ذَلِكَ لَيْسَ مَحْسُوبًا مِنْ حَيَاتِهِ، وَإِنْ عَاشَ فِيهِ عَاشَ عَيْشَ الْبَهَائِمِ
Adapun selain itu, maka sejatinya tidaklah dianggap sebagai bagian dari hidupnya. Sekalipun ia hidup seperti ini, maka hidupnya bagaikan hewan ternak.
فَإِذَا قَطَعَ وَقْتَهُ فِي الْغَفْلَةِ وَالسَّهْوِ وَالْأَمَانِيِّ الْبَاطِلَةِ وَكَانَ خَيْرَ مَا قَطَعَهُ بِهِ النَّوْمُ وَالْبِطَالَةُ فَمَوْتُ هَذَا خَيْرٌ لَهُ مِنْ حَيَاتِه
Salah satu surah yang mahsyur mengingatkan manusia tentang waktu di mana Allah Ta'ala bersumpah dengan menyebut 'masa' dalam firman-Nya:
وَالْعَصْرِ ﴿١﴾ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
"Demi masa! Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasihati supaya mentaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran." ( Surah Al-'Ashr : Ayat 1-3). (Baca Juga: 2 Nikmat yang Sering Membuat Manusia Tertipu)
Di zaman ini waktu begitu cepat berlalu. Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga mengingatkan hal ini melalui sabdanya dari Abu Hurairah, beliau berkata: " Kiamat tidak akan terjadi hingga waktu terasa berlalu begitu cepatnya. Satu tahun terasa seperti satu bulan, satu bulan seperti seminggu, satu minggu seperti satu hari, dan satu hari seperti satu jam, dan satu jam seperti kedipan mata." (HR Ahmad)
( )
Berikut nasihat para Salafus Shalih rahimahullahu (ulama terdahulu yang merupakan generasi terbaik umat Islam) tentang waktu sebagaimana disampaikan Al-Habib Quraisy Baharun. (Baca Juga: Peringatan Bagi yang Suka Menunda-nunda Waktu Salat)
فَوَقْتُ الْإِنْسَانِ هُوَ عُمُرُهُ فِي الْحَقِيقَةِ
Waktu manusia sejatinya adalah usianya sendiri.
وَهُوَ مَادَّةُ حَيَاتِهِ الْأَبَدِيَّةِ فِي النَّعِيمِ الْمُقِيمِ
Waktu adalah substansi hidup manusia (yang dapat membawanya kepada) kehidupan yang abadi di tempat yang penuh kenikmatan (surga).
وَمَادَّةُ الْمَعِيشَةِ الضَّنْكِ فِي الْعَذَابِ الْأَلِيمِ
Dan waktu juga merupakan substansi (yang dapat mengantarkannya) ke dalam kesempitan yang penuh azab memilukan (neraka).
وَهُوَ يَمُرُّ أَسْرَعَ مِنَ السَّحَابِ
Waktu berlalu begitu cepatnya, lebih cepat daripada berlalunya awan.
فَمَا كَانَ مِنْ وَقْتِهِ لِلَّهِ وَبِاللَّهِ فَهُوَ حَيَاتُهُ وَعُمُرُهُ
Maka barangsiapa yang waktunya adalah semata-mata hanya untuk Allah dan karena Allah, maka itulah kehidupan dan usianya (yang sebenarnya).
وَغَيْرُ ذَلِكَ لَيْسَ مَحْسُوبًا مِنْ حَيَاتِهِ، وَإِنْ عَاشَ فِيهِ عَاشَ عَيْشَ الْبَهَائِمِ
Adapun selain itu, maka sejatinya tidaklah dianggap sebagai bagian dari hidupnya. Sekalipun ia hidup seperti ini, maka hidupnya bagaikan hewan ternak.
فَإِذَا قَطَعَ وَقْتَهُ فِي الْغَفْلَةِ وَالسَّهْوِ وَالْأَمَانِيِّ الْبَاطِلَةِ وَكَانَ خَيْرَ مَا قَطَعَهُ بِهِ النَّوْمُ وَالْبِطَالَةُ فَمَوْتُ هَذَا خَيْرٌ لَهُ مِنْ حَيَاتِه