Perbedaan Ulama Tentang Tanggal Pasti Nuzulul Qur'an
Selasa, 05 Mei 2020 - 04:08 WIB
ULAMA sepakat bahwa turunnya Al-Qur'an yakni surat Al-Alaq ayat 1-5 terjadi pada bulan Ramadhan. Hanya saja, terdapat beda pendapat perihal tanggal pasti turunnya Kitab Suci itu. Tanggal 17 Ramadhan yang selama ini diperingati sebagai nuzulul quran bukanlah pendapat tunggal.
Selain 17 Ramadhan beberapa ulama memiliki pendapat lain tentang waktu nuzulul quran. Jika dibagi, ada sekitar lima pendapat terkait kapan waktu turunnya Al-Quran.
Pertama, pada tanggal 17 Ramadhan. Pendapat ini didasarkan pada Surat Al-Anfal ayat 41:
وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya, “Dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Menurut para ulama, yang dimaksud dengan Yaumul Furqān adalah waktu bertemunya dua pasukan, yaitu pasukan kaum muslimin dan kafir quraisy di Badar, atau biasa kita sebut dengan Perang Badar.
Imam At-Thabari misalnya mengutip pendapat Al-Hasan bin Ali terkait maksud dari yaumul taqāl jamʽān.
قال الحسن بن علي بن أبي طالب رضي الله عنه: كانت ليلة "الفرقان يوم التقى الجمعان"، لسبع عشرة من شهر رمضان.
Artinya, “Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA berkata, ‘Yang dimaksud dengan malam ‘al-furqan yaumul taqāl Jamʽān’ adalah tanggal 17 bulan Ramadhan,"
Pendapat ini juga diafirmasi oleh Ibnu Katsir yang mengutip pendapat Al-Waqidi bahwa awal permulaan wahyu adalah tanggal 17 Ramadhan.
Dari pendapat Ibnu Katsir ini juga mulai muncul pendapat kedua yang menyebutkan bahwa nuzulul Qur'an terjadi pada tanggal 24 Ramadhan. Pendapat ini didasarkan pada pendapat Imam Ahmad bin Hanbal dari Al-Wasilah yang menyebutkan tanggal-tanggal diturunkannya kitab-kitab suci, mulai dari suhuf Ibrahim, Injil, Taurat, hingga Al-Qur'an.
"Suhuf Ibrahim diturunkan pada awal malam bulan Ramadhan, Taurat diturunkan pada tanggal enam Ramadhan, Injil diturunkan pada tanggal 23 Ramadhan, dan Al-Quran diturunkan pada tanggal 24 Ramadhan.”
Pendapat ini dianggap lebih nyambung oleh para ulama karena dalam beberapa ayat Al-Quran disebutkan bahwa Al-Quran diturunkan pada malam Lailatul Qadar.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya, “Sesungguhnya kami menurunkan Al-Quran pada malam Lailatul Qadar.”
Sedangkan Nabi sendiri telah memberikan kisi-kisi kepada para sahabat untuk mencari malam Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.
Pendapat lain menyebutkan bahwa Nuzulul Quran terjadi pada tanggal 18, juga ada yang menyebutkan pada tanggal 19 Ramadhan. Hal ini disebutkan oleh Ibnul Atsir dalam salah satu kitabnya yang berjudul “Al-Kāmil fit Tārikh”.
“Tidak ada perbedaan tentang terjadinya Nuzulul Quran pada hari Senin. Namun para ulama berbeda pendapat di hari Senin yang mana tepatnya. Abu Qilabah berpendapat bahwa Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW pada tanggal 18 Ramadhan. Sedangkan pendapat yang lain menyebutkan 19 Ramadhan.”
Ahmad Zarkasih, Lc, dalam bukunya "Meraih Lailatul Qadar, Haruskah I’tikaf?" juga menyebut pendapat yang sekiranya bisa diterima tanpa banyak perdebatan adalah bahwa ia turun di bulan Ramadhan sesuai firman Allah SWT:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
“Bulan Ramandhan adalah (bulan) yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an.” (QS Al-Baqarah : 185).
Dan ini terjadi pada hari Senin, sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Abu Qotadah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi SAW pernah ditanya tetang puasa hari Senin, kemudian beliau menjawab: “itu adalah hari di mana aku dilahirkan dan diturunkan kepadaku wahyu.”
Soal tanggal pastinya, Sheikh Shofiyur-Rohman Al-Mubarokfuri mengatakan dalam kitab Siroh Nabawi karangannya al-Rahiqul-Makhtum: “Setelah melakukan penelitian yang cukup dalam, mungkin dapat disimpulkan bahwa hari itu ialah hari Senin tanggal 21 bulan Ramadhan malam. Yang bertepatan tanggal 10 Agustus 660 M, dan ketika itu umur Rasul SAW tepat 40 Tahun 6 bulan 12 hari hitungan bulan, tepat 39 tahun 3 bulan 12 hari hitungan matahari."
Hari Senin pada bulan Ramadhan tahun itu ialah antara 7, 14, 21, 24, 28, dan dari beberapa riwayat yang sahih bahwa malam Lailatul Qadar itu tidak terjadi kecuali di malam-malam ganjil dari sepuluh akhir bulan Ramadhan.
Menurut Ahmad Zarkasih, jika kita bandingkan firman Allah surat Al-Qodr ayat pertama dengan hadis Abu Qotadah yang menjelaskan bahwa wahyu diturunkan hari Senin, dan dengan hitungan tanggalan ilmiah tentang hari Senin pada bulan Ramadhan tahun tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa wahyu pertama turun kepada Rasulullah SAW itu tanggal 21 Ramadhan malam”.
Dan yang menjadi dasar kebanyakan kaum muslim dalam memperingati nuzulul qur’an pada malam tanggal 17 Ramadhan, mungkin apa yang disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir (W. 774 H) dalam kitabnya Al-Bidayah wan-Nihayah. Wallahu'alam.
Selain 17 Ramadhan beberapa ulama memiliki pendapat lain tentang waktu nuzulul quran. Jika dibagi, ada sekitar lima pendapat terkait kapan waktu turunnya Al-Quran.
Pertama, pada tanggal 17 Ramadhan. Pendapat ini didasarkan pada Surat Al-Anfal ayat 41:
وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya, “Dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Menurut para ulama, yang dimaksud dengan Yaumul Furqān adalah waktu bertemunya dua pasukan, yaitu pasukan kaum muslimin dan kafir quraisy di Badar, atau biasa kita sebut dengan Perang Badar.
Imam At-Thabari misalnya mengutip pendapat Al-Hasan bin Ali terkait maksud dari yaumul taqāl jamʽān.
قال الحسن بن علي بن أبي طالب رضي الله عنه: كانت ليلة "الفرقان يوم التقى الجمعان"، لسبع عشرة من شهر رمضان.
Artinya, “Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA berkata, ‘Yang dimaksud dengan malam ‘al-furqan yaumul taqāl Jamʽān’ adalah tanggal 17 bulan Ramadhan,"
Pendapat ini juga diafirmasi oleh Ibnu Katsir yang mengutip pendapat Al-Waqidi bahwa awal permulaan wahyu adalah tanggal 17 Ramadhan.
Dari pendapat Ibnu Katsir ini juga mulai muncul pendapat kedua yang menyebutkan bahwa nuzulul Qur'an terjadi pada tanggal 24 Ramadhan. Pendapat ini didasarkan pada pendapat Imam Ahmad bin Hanbal dari Al-Wasilah yang menyebutkan tanggal-tanggal diturunkannya kitab-kitab suci, mulai dari suhuf Ibrahim, Injil, Taurat, hingga Al-Qur'an.
"Suhuf Ibrahim diturunkan pada awal malam bulan Ramadhan, Taurat diturunkan pada tanggal enam Ramadhan, Injil diturunkan pada tanggal 23 Ramadhan, dan Al-Quran diturunkan pada tanggal 24 Ramadhan.”
Pendapat ini dianggap lebih nyambung oleh para ulama karena dalam beberapa ayat Al-Quran disebutkan bahwa Al-Quran diturunkan pada malam Lailatul Qadar.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya, “Sesungguhnya kami menurunkan Al-Quran pada malam Lailatul Qadar.”
Sedangkan Nabi sendiri telah memberikan kisi-kisi kepada para sahabat untuk mencari malam Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.
Pendapat lain menyebutkan bahwa Nuzulul Quran terjadi pada tanggal 18, juga ada yang menyebutkan pada tanggal 19 Ramadhan. Hal ini disebutkan oleh Ibnul Atsir dalam salah satu kitabnya yang berjudul “Al-Kāmil fit Tārikh”.
“Tidak ada perbedaan tentang terjadinya Nuzulul Quran pada hari Senin. Namun para ulama berbeda pendapat di hari Senin yang mana tepatnya. Abu Qilabah berpendapat bahwa Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW pada tanggal 18 Ramadhan. Sedangkan pendapat yang lain menyebutkan 19 Ramadhan.”
Ahmad Zarkasih, Lc, dalam bukunya "Meraih Lailatul Qadar, Haruskah I’tikaf?" juga menyebut pendapat yang sekiranya bisa diterima tanpa banyak perdebatan adalah bahwa ia turun di bulan Ramadhan sesuai firman Allah SWT:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
“Bulan Ramandhan adalah (bulan) yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an.” (QS Al-Baqarah : 185).
Dan ini terjadi pada hari Senin, sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Abu Qotadah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi SAW pernah ditanya tetang puasa hari Senin, kemudian beliau menjawab: “itu adalah hari di mana aku dilahirkan dan diturunkan kepadaku wahyu.”
Soal tanggal pastinya, Sheikh Shofiyur-Rohman Al-Mubarokfuri mengatakan dalam kitab Siroh Nabawi karangannya al-Rahiqul-Makhtum: “Setelah melakukan penelitian yang cukup dalam, mungkin dapat disimpulkan bahwa hari itu ialah hari Senin tanggal 21 bulan Ramadhan malam. Yang bertepatan tanggal 10 Agustus 660 M, dan ketika itu umur Rasul SAW tepat 40 Tahun 6 bulan 12 hari hitungan bulan, tepat 39 tahun 3 bulan 12 hari hitungan matahari."
Hari Senin pada bulan Ramadhan tahun itu ialah antara 7, 14, 21, 24, 28, dan dari beberapa riwayat yang sahih bahwa malam Lailatul Qadar itu tidak terjadi kecuali di malam-malam ganjil dari sepuluh akhir bulan Ramadhan.
Menurut Ahmad Zarkasih, jika kita bandingkan firman Allah surat Al-Qodr ayat pertama dengan hadis Abu Qotadah yang menjelaskan bahwa wahyu diturunkan hari Senin, dan dengan hitungan tanggalan ilmiah tentang hari Senin pada bulan Ramadhan tahun tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa wahyu pertama turun kepada Rasulullah SAW itu tanggal 21 Ramadhan malam”.
Dan yang menjadi dasar kebanyakan kaum muslim dalam memperingati nuzulul qur’an pada malam tanggal 17 Ramadhan, mungkin apa yang disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir (W. 774 H) dalam kitabnya Al-Bidayah wan-Nihayah. Wallahu'alam.
(mhy)