Begini 5 Cara untuk Meraih Malam Lailatul Qadar
Selasa, 05 Mei 2020 - 16:38 WIB
RAMADHAN hari ini adalah hari ke-12. Besok kita memasuki hari ke-13. Rasulullah SAW telah memberi kisi-kisi bahwa malam Lailatul Qadar akan turun 10 hari terakhir pada tiap Ramadhan.
Malam ini adalah malam yang dinanti umat Islam. Karena malam Lailatul Qadar adalah malam yang mendapat tempat spesial di sisi Allah SWT, sehingga Allah menyiapkan pada malam tersebut ampunanNya yang sangat besar juga ganjaran pahala lainnya. Sangat disayangkan jika seorang Muslim melewatkan itu semua.
Salah satu yang masyhur, bahwa malam tersebut ialah malam yang sangat mulia, kemuliaannya lebih baik dari malam 1000 bulan.
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (Al-Qadr ayat 3)
Itu bermakna jika seorang muslim beribadah pada malam tersebut, berarti ia mendapat fadhilah ibadah selama 83 tahun lebih, sedangkan belum tentu seorang muslim bisa hidup selama itu. Tetapi Allah menyiapkan itu untuk Ummat-Nya. Dan tentu saja kemuliaan yang besar tidak begitu saja mudah didapatkan, perlu usaha dan upaya yang maksimal guna mendapatkannya.
Ahmad Zarkasih, Lc, dalam buku "Meraih Lailatul Qadar, Haruskah I’tikaf?" membuat resep bagi seorang muslim agar mendapatkan malam Lailatul Qadar.
1. Menghidupkan Malam
Maksudnya adalah menghidupkan malam dengan berbagai macam ibadah. "Bagaimana mungkin seorang berangan-angan mendapatkan malam Lailatul Qadar sedangkan ia berleha-leha di malam harinya?" ujar Tim Asatidz di Rumah Fiqih Indonesia itu.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan Iman dan Ihtisab (mengharapkan pahala), niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau” (HR Bukhari)
Dan kata “menghidupkan” dalam hadis ini ialah kata umum yang berarti bahwa apa yang dilakukan pada malam ini tidak terpaku pada satu jenis ibadah saja. Apapun itu ibadahnya, intinya ialah kita menghidupkan malam ini dengan berbagai macam ibadah. Dari mulai salat, membaca Al-Qur’an, I’tikaf, berzikir, berdo’a, dan sahurpun termasuk ibadah.
2. Memperbanyak Zikir
Memperbanyak zikir adalah salah satu cara paling mulia untuk menghabiskan malam guna mendapat kemulian malam Lailatul Qadar.
Terlebih lagi bahwa itu zikir yang memang benar-benar diajarkan dan dicontohkan oleh Nabi SAW. Seperti lafadz “laa Ilaaha Illallah” yang disebutkan dalam hadis bahwa itu ialah afdholnya zikir.
3. Memperbanyak Doa
Dan tentu saja berdo’a menjadi suatu keharusan dan kebutuhan seorang hamba pada malam itu. Karena salah satu kemuliaan Ramadhan adalah waktu diijabahnya do’a seseorang hamba.
Dan pada malam-malam sepuluh terakhir ini, Rasul telah mencontohkan kita dalam hadisnya tentang doa yang sering beliau baca dan beliau ajarkan kepada kita melalui istrinya ‘Aisyah ra untuk kita baca dimalam-malam mulia ini, yaitu: “Allahumma Innaka ‘Afuwwun Tuhibbul-‘Afwa Fa’fu ‘Anni”
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pemaaf, dan Engkau mencintai Maaf, maka maafkan aku” (HR Ahmad, Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah)
Inilah doa yang sering dibaca berulang-ulang oleh Nabi SAW ketika memasuki malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan, dan doa ini juga yang diajarkan oleh beliau kepada kita semua melalui istrinya ‘Aisyah guna bisa kita mendapatkan kemuliaan malam Lailatul Qadar.
4. Memperbanyak Tilawah Qur’an
Tidak mesti mengkhatamkannya di malam itu juga, dan tidak ada juga yang mewajibkan seorang muslim untuk mengkhatamkan Al-Qur’an di malam itu. Namun jika memang mampu dan bisa mengkhatamkan Al-Qur’an itu sungguh sangat baik sekali, tidak diragukan lagi orang tersebut akan mendapat pahala yang besar.
5. Melaksanakan Salat
Tidak ada ketentuan berapa rakaat harus salat di malam hari Ramadhan, termasuk malam-malam sepuluh terakhir. Tidak ada batasan berapa pun kita melaksanakan salat, 8 rakaat kah atau 20, atau bahkan lebih. Yang terpenting ialah salat itu dilakukan dengan format 2 rakaat satu salam. “Salat malam itu 2 rakaat 2 rakaat….” (HR Bukhori & Muslim)
Dan ini bukan salat tarawih, ini adalah salat malam. Pun kalau ingin menyebutnya dengan salat tahajud, menurut Ahmad Zarkasih, ya tidak mengapa. "Artinya ketika memulai takbir, kita berniat dengan salat tahajud," katanya.
Tapi yang harus diperhatikan ialah, kalau sebelumnya sudah salat witir dengan jamaah tarawih sebelumnya, maka sudah tidak boleh lagi melakukan salat witir, karena witir tidak boleh dilakukan sebanyak 2 kali dalam satu malam. Dan kalau memang belum salat witir, ya tutuplah salat malam kita dengan salat witir.
Malam ini adalah malam yang dinanti umat Islam. Karena malam Lailatul Qadar adalah malam yang mendapat tempat spesial di sisi Allah SWT, sehingga Allah menyiapkan pada malam tersebut ampunanNya yang sangat besar juga ganjaran pahala lainnya. Sangat disayangkan jika seorang Muslim melewatkan itu semua.
Salah satu yang masyhur, bahwa malam tersebut ialah malam yang sangat mulia, kemuliaannya lebih baik dari malam 1000 bulan.
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (Al-Qadr ayat 3)
Itu bermakna jika seorang muslim beribadah pada malam tersebut, berarti ia mendapat fadhilah ibadah selama 83 tahun lebih, sedangkan belum tentu seorang muslim bisa hidup selama itu. Tetapi Allah menyiapkan itu untuk Ummat-Nya. Dan tentu saja kemuliaan yang besar tidak begitu saja mudah didapatkan, perlu usaha dan upaya yang maksimal guna mendapatkannya.
Ahmad Zarkasih, Lc, dalam buku "Meraih Lailatul Qadar, Haruskah I’tikaf?" membuat resep bagi seorang muslim agar mendapatkan malam Lailatul Qadar.
1. Menghidupkan Malam
Maksudnya adalah menghidupkan malam dengan berbagai macam ibadah. "Bagaimana mungkin seorang berangan-angan mendapatkan malam Lailatul Qadar sedangkan ia berleha-leha di malam harinya?" ujar Tim Asatidz di Rumah Fiqih Indonesia itu.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan Iman dan Ihtisab (mengharapkan pahala), niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau” (HR Bukhari)
Dan kata “menghidupkan” dalam hadis ini ialah kata umum yang berarti bahwa apa yang dilakukan pada malam ini tidak terpaku pada satu jenis ibadah saja. Apapun itu ibadahnya, intinya ialah kita menghidupkan malam ini dengan berbagai macam ibadah. Dari mulai salat, membaca Al-Qur’an, I’tikaf, berzikir, berdo’a, dan sahurpun termasuk ibadah.
2. Memperbanyak Zikir
Memperbanyak zikir adalah salah satu cara paling mulia untuk menghabiskan malam guna mendapat kemulian malam Lailatul Qadar.
Terlebih lagi bahwa itu zikir yang memang benar-benar diajarkan dan dicontohkan oleh Nabi SAW. Seperti lafadz “laa Ilaaha Illallah” yang disebutkan dalam hadis bahwa itu ialah afdholnya zikir.
3. Memperbanyak Doa
Dan tentu saja berdo’a menjadi suatu keharusan dan kebutuhan seorang hamba pada malam itu. Karena salah satu kemuliaan Ramadhan adalah waktu diijabahnya do’a seseorang hamba.
Dan pada malam-malam sepuluh terakhir ini, Rasul telah mencontohkan kita dalam hadisnya tentang doa yang sering beliau baca dan beliau ajarkan kepada kita melalui istrinya ‘Aisyah ra untuk kita baca dimalam-malam mulia ini, yaitu: “Allahumma Innaka ‘Afuwwun Tuhibbul-‘Afwa Fa’fu ‘Anni”
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pemaaf, dan Engkau mencintai Maaf, maka maafkan aku” (HR Ahmad, Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah)
Inilah doa yang sering dibaca berulang-ulang oleh Nabi SAW ketika memasuki malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan, dan doa ini juga yang diajarkan oleh beliau kepada kita semua melalui istrinya ‘Aisyah guna bisa kita mendapatkan kemuliaan malam Lailatul Qadar.
4. Memperbanyak Tilawah Qur’an
Tidak mesti mengkhatamkannya di malam itu juga, dan tidak ada juga yang mewajibkan seorang muslim untuk mengkhatamkan Al-Qur’an di malam itu. Namun jika memang mampu dan bisa mengkhatamkan Al-Qur’an itu sungguh sangat baik sekali, tidak diragukan lagi orang tersebut akan mendapat pahala yang besar.
5. Melaksanakan Salat
Tidak ada ketentuan berapa rakaat harus salat di malam hari Ramadhan, termasuk malam-malam sepuluh terakhir. Tidak ada batasan berapa pun kita melaksanakan salat, 8 rakaat kah atau 20, atau bahkan lebih. Yang terpenting ialah salat itu dilakukan dengan format 2 rakaat satu salam. “Salat malam itu 2 rakaat 2 rakaat….” (HR Bukhori & Muslim)
Dan ini bukan salat tarawih, ini adalah salat malam. Pun kalau ingin menyebutnya dengan salat tahajud, menurut Ahmad Zarkasih, ya tidak mengapa. "Artinya ketika memulai takbir, kita berniat dengan salat tahajud," katanya.
Tapi yang harus diperhatikan ialah, kalau sebelumnya sudah salat witir dengan jamaah tarawih sebelumnya, maka sudah tidak boleh lagi melakukan salat witir, karena witir tidak boleh dilakukan sebanyak 2 kali dalam satu malam. Dan kalau memang belum salat witir, ya tutuplah salat malam kita dengan salat witir.
(mhy)