Kisah Awan Mengirim Hujan pada Petani yang Gemar Berderma
Kamis, 08 Oktober 2020 - 05:00 WIB
Pemilik kebun merasa aneh dengan pertanyaan laki-laki tersebut, maka diberitahukanlah tentang beritanya dan nama yang dia dengar di awan. Dan bahwa sebuah perintah telah dikeluarkan kepada para petugas yang menangani awan itu agar menyiram kebunnya.
Di sini laki-laki itu bertanya kepadanya tentang sebab yang membuatnya berhak untuk memperoleh hujan dari awan yang diperintahkan. Karena, tentu saja, pemilik kebun ini telah melakukan sesuatu yang membuat Tuhannya meridhainya.
Pemilik kebun menjelaskan bahwa hasil dari kebunnya dia bagi menjadi tiga bagian. Bagian yang disedekahkan kepada fakir miskin dan orang-orang yang memerlukan, bagian untuk keperluan dirinya dan keluarganya, serta bagian ketiga dikembalikan kepada kebun.
Kita mengetahui bahwa sedekah menjaga harta, menumbuhkannya dan memberkahinya. Nafkah seseorang kepada keluarganya adalah kewajiban dari Allah dan memelihara kebun dengan pengolahan, pemupukan dan penyiraman adalah keharusan, dengan ini kamu mengetahui bahwa pemilik kebun ini adalah seorang petani muslim yang mengetahui hak Tuhannya atasnya, mengetahui hak diri dan keluarganya ditambah dia ahli dalam memelihara dan mengolah tanah.
Baca juga: Presidential Threshold Dihapus, Gatot Nurmantyo dan Moeldoko Bisa Nyapres
Syaikh Umar mengatakan dari hadis ini dapat diambil pelajaran.
1. Allah menjaga dan memelihara hamba-hamba-Nya yang saleh dan berjalan di atas perintah-Nya. Allah telah memerintahkan awan itu agar memberi air kepada kebun laki-laki saleh itu, yang bersedekah dengan sepertiga hasil kebunnya.
2. Allah menyukai seorang hamba yang berimbang dalam segala urusan dan tindakannya, yang memberikan hak kepada yang berhak. Laki-laki pemilik kebun ini membagi hasil kebunnya menjadi tiga bagian secara adil, tidak ada bagian yang mengalahkan yang lain.
3. Mahalnya harga amal shalih. Allah telah mengekalkan laki-laki ini dengan amal dan sedekahnya. Orang saleh bukanlah orang yang hanya sibuk beribadah meninggalkan pekerjaannya, yang alergi menikah, atau yang menelantarkan keluarga, sebagaimana yang diduga oleh orang-orang bodoh.
4. Jika Allah meridhai seorang hamba, niscaya Dia menundukkan langit dan bumi untuknya. Allah telah memerintahkan awan agar menyiram kebun laki-laki saleh itu.
Di sini laki-laki itu bertanya kepadanya tentang sebab yang membuatnya berhak untuk memperoleh hujan dari awan yang diperintahkan. Karena, tentu saja, pemilik kebun ini telah melakukan sesuatu yang membuat Tuhannya meridhainya.
Pemilik kebun menjelaskan bahwa hasil dari kebunnya dia bagi menjadi tiga bagian. Bagian yang disedekahkan kepada fakir miskin dan orang-orang yang memerlukan, bagian untuk keperluan dirinya dan keluarganya, serta bagian ketiga dikembalikan kepada kebun.
Kita mengetahui bahwa sedekah menjaga harta, menumbuhkannya dan memberkahinya. Nafkah seseorang kepada keluarganya adalah kewajiban dari Allah dan memelihara kebun dengan pengolahan, pemupukan dan penyiraman adalah keharusan, dengan ini kamu mengetahui bahwa pemilik kebun ini adalah seorang petani muslim yang mengetahui hak Tuhannya atasnya, mengetahui hak diri dan keluarganya ditambah dia ahli dalam memelihara dan mengolah tanah.
Baca juga: Presidential Threshold Dihapus, Gatot Nurmantyo dan Moeldoko Bisa Nyapres
Syaikh Umar mengatakan dari hadis ini dapat diambil pelajaran.
1. Allah menjaga dan memelihara hamba-hamba-Nya yang saleh dan berjalan di atas perintah-Nya. Allah telah memerintahkan awan itu agar memberi air kepada kebun laki-laki saleh itu, yang bersedekah dengan sepertiga hasil kebunnya.
2. Allah menyukai seorang hamba yang berimbang dalam segala urusan dan tindakannya, yang memberikan hak kepada yang berhak. Laki-laki pemilik kebun ini membagi hasil kebunnya menjadi tiga bagian secara adil, tidak ada bagian yang mengalahkan yang lain.
3. Mahalnya harga amal shalih. Allah telah mengekalkan laki-laki ini dengan amal dan sedekahnya. Orang saleh bukanlah orang yang hanya sibuk beribadah meninggalkan pekerjaannya, yang alergi menikah, atau yang menelantarkan keluarga, sebagaimana yang diduga oleh orang-orang bodoh.
4. Jika Allah meridhai seorang hamba, niscaya Dia menundukkan langit dan bumi untuknya. Allah telah memerintahkan awan agar menyiram kebun laki-laki saleh itu.
(mhy)
Lihat Juga :