Hakikatnya untuk Diri Sendiri, Maka Berikan Sedekah dengan Harta Terbaik

Jum'at, 09 Oktober 2020 - 15:48 WIB
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah berkata kepada Muadz bin Jabal:

فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ ، وَاتَّقِ دَعْوَةَ المَظْلُومِ ، فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

“Hati-hati, jangan ambil harta yang bagus dari harta kaum mukminin, ambil yang petengahan. Takutlah dari doanya yang didzalimi, karena tidak ada hijab antara doa dia dengan Allah.” (HR. Bukhari)

(Baca juga : Masya Allah, Tingkat Melek Keuangan Syariah Masih Jauh Tertinggal )

Lalu, bagaimana standar baik dalam bersedekah? Syekh Wahbah Al-Zuhaili dalam Tafsir Al-Munir menjelaskan, bahwa dalam sedekah wajib seperti zakat standar baik dikembalikan kepada syarat-syarat harta yang dikeluarkan dalam zakat. Baik dari segi ukuran, jenis, maupun kualitasnya.

Dalam zakat fitri misalnya, harta terbaik yang dikeluarkan adalah makanan pokok dengan ukuran yang telah ditentukan dalam syariat seperti 2,5 Kg. Zakat kekayaan emas adalah ketika emas yang dimiliki seseorang mencapai batas nisab (wajib zakat), maka ukuran terbaik yang dikeluarkan adalah 2,5 % total kekayaan dalam bentuk emas yang dimiliki. Rincian batasan baik dalam sedekah wajib dapat dilihat dalam penjelasan tentang zakat.

(Baca juga : Istana Dikepung Demo, Kunker Jokowi ke Daerah Kurang Bijak )

Sedangkan dalam sedekah sunnah atau anjuran, tidak ada kriteria baik dalam segi ukuran, jenis maupun kualitasnya. Yang penting sesuatu yang disedekahkan adalah barang yang masih layak. Dalam hal ini, yang dimaksud bukan lah harta terbaik atau istimewa, akan tetapi batas minimal yang dituntut adalah yang sedang. Namun, jika ingin mengeluarkan yang istimewa tentu lebih utama.

Wallahu A'lam
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(wid)
Halaman :
cover top ayah
هُوَ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ عَلَيۡكَ الۡكِتٰبَ مِنۡهُ اٰيٰتٌ مُّحۡكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الۡكِتٰبِ وَاُخَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ‌ؕ فَاَمَّا الَّذِيۡنَ فِىۡ قُلُوۡبِهِمۡ زَيۡغٌ فَيَتَّبِعُوۡنَ مَا تَشَابَهَ مِنۡهُ ابۡتِغَآءَ الۡفِتۡنَةِ وَابۡتِغَآءَ تَاۡوِيۡلِهٖۚ وَمَا يَعۡلَمُ تَاۡوِيۡلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ؔ‌ۘ وَ الرّٰسِخُوۡنَ فِى الۡعِلۡمِ يَقُوۡلُوۡنَ اٰمَنَّا بِهٖۙ كُلٌّ مِّنۡ عِنۡدِ رَبِّنَا ‌ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الۡاَلۡبَابِ
Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal.

(QS. Ali 'Imran Ayat 7)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More