Abu Nawas dan Gajah yang Bisa Mengerti Bahasa Manusia

Rabu, 21 Oktober 2020 - 10:05 WIB
Ilustrasi/matematrik
PADA hari yang teduh, sore itu, Abu Nawas membuang kejenuhan dengan jalan-jalan keliling kampung. Di sebuah tanah lapang, di suatu desa yang cukup padat penduduk, Abu Nawas melihat orang-orang berkerumun. Terdengar tawa mereka. "Ada tontonan menarik, kayaknya," pikir Abu Nawas melangkahkan kakinya ke arah kerumunan itu.

"Ada apa ini?" tanya Abu Nawas kepada salah seorang lelaki di antara kerumunan itu.




"Ada pertunjukan gajah," jawabnya.

"Pertunjukan macam apa?" tanya Abu Nawas penasaran.



" Gajah ajaib. Dia bisa mengerti bahasa manusia," tutur lelaki itu. "Uniknya lagi, gajah itu hanya mau tunduk kepada pemiliknya saja," terangnya.

Benar saja, di tengah kerumunan tampak seekor gajah. Pertunjukan ini menarik karena pemilik mamalia besar dari famili Elephantidae dan ordo Proboscidea ini menawarkan hadiah yang menggiurkan bagi siapa saja yang sanggup membuat kepala gajah itu mengangguk-angguk.




Abu Nawas melihat dengan cermat kelakuan gajah itu. Kalau tidak menggeleng-gelang kepalanya, binatang raksasa dengan belalai panjangnya itu diam seribu bahasa. "Ayo yang bisa membuat gajah ini menganggung-angguk dapat hadiah," ujar sang pemilik menantang siapa saja.

Tergiur dengan hadiah besar, banyak di antara para penonton mencoba maju satu persatu untuk menaklukkan gajah tersebut. Mereka berusaha dengan berbagai macam cara untuk membuat gajah itu mengangguk-angguk, tetapi gagal.

Abu Nawas tak mau ketinggalan. Ia maju ke tengah gelanggang mencoba menaklukkan gajah ajaib itu. Setelah berhadapan dengan gajah, Abu Nawas bertanya, "Tahukah kau siapa aku?"

Gajah itu menggeleng.

"Apakah kau tidak takut kepadaku?" tanya Abu Nawas lagi. Lagi-lagi gajah itu menggeleng.

"Apakah kau takut kepada tuanmu?" tanya Abu Nawas memancing. Gajah itu diam, sepertinya ragu untuk menggeleng.




"Bila kau tetap diam, akan aku laporkan kamu kepada tuanmu bahwa kau tidak takut kepada dia," gertak Abu Nawas.

Akhirnya gajah itu terpaksa mengangguk-angguk. Seluruh pengunjung terperangah dan kagum, Abu Nawas berhasil membuat gajah itu mengangguk-angguk. Ia pun memenangkan hadiah besar.

Sore itu, Abu Nawas menang. Pertunjukan pun bubar disertai rasa dongkol pemilik gajah. Si pemilik gajah itu malu bukan kepalang. Ia bertekad akan menebus kekalahannya itu pada kali lain.

Selanjutnya si pemilik gajah melatih binatang piaraannya itu lebih keras lagi. Ia mengancam akan menghukum berat gajahnya bila sampai bisa dipancing penonton mengangguk-angguk terutama oleh Abu Nawas. Tak peduli apapun pertanyaan yang diajukan, wajib menggeleng.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya setan mengalir dalam pembuluh anak Adam layaknya aliran darah.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 4096)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More