Berikut Perbuatan Mulia yang Paling Dicintai Allah

Minggu, 10 Mei 2020 - 03:47 WIB
Abu Hurairah r.a. berkata, ada salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang berjalan di suatu tempat yang memilih sumber mata air kecil, yang airnya tawar, dan dia merasa kagum kepadanya kemudian berkata, "Amboi, seandainya aku dapat mengucilkan diri dari manusia kemudian tinggal di tempat ini! (untuk beribadah). Namun, aku tidak akan melakukannya sebelum aku meminta izin terlebih dahulu kepada Rasulullah saw."

Maka Nabi saw bersabda, "Jangan lakukan, karena sesungguhnya keterlibatanmu dalam perjuangan di jalan Allah adalah lebih utama daripada salat selama tujuh puluh tahun. Tidakkah kamu senang apabila Allah SWT mengampuni dosamu, dan memasukkan kamu ke surga. Berjuanglah di jalan Allah. Barangsiapa yang menyingsingkan lengan baju untuk berjuang di jalan Allah, maka wajib baginya surga.” (Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan dianggap sebagai hadis hasan olehnya (1650), beserta Hakim yang menganggapnya sebagai hadits sahih berdasarkan syarat Muslim, dan juga disepakati oleh adz-Dzahabi, 2:68)

Atas dasar itulah, menurut Syaikh Qardhawi, dalam beberapa hadis, ilmu pengetahuan dianggap lebih utama daripada ibadah, karena manfaat ibadah hanya kembali kepada pelakunya sedangkan manfaat ilmu pengetahuan adalah untuk manusia yang lebih luas.

Di antara hadis itu adalah: “Keutamaan ilmu pengelahuan itu ialah lebih aku cintai daripada keutamaan ibadah, dan agamamu yang paling baik adalah sifat wara’.“ (Diriwayatkan oleh al-Bazzar, Thabrani di dalam al-Awsath, dan al-Hakim dari Hudzaifah, dan dari Sa'ad, yang disahihkan olehnya dengan syarat yang ditetapkan oleh Bukhari dan Muslim; serta disepakati oleh adz-Dzahabi, 1:92. Serta disebutkan di dalam Shahih al-Jami' as-Shaghir (4214)).

“Kelebihan orang yang berilmu atas orang yang beribadah ialah bagaikan kelebihan bulan purnama atas seluruh bintang gemintang.”

Hadis tersebut diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam al-Hilyah dari Mu'adz (Shahih al-Jami' as-shaghir, (4212); yang juga merupakan sebagian dari hadis Abu Darda, mengenai keutamaan ilmu pengetahuan, yang diriwayatkan oleh Ahmad dan para penyusun kitab Sunan, serta Ibn Hibban dari sumber yang sama (6297).

Selanjutnya, “Kelebihan orang yang berilmu atas orang yang beribadah ialah bagaikan kelebihan diriku atas orang yang paling rendah di antara kamu.”

Hadis tersebut merupakan bagian dari hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abu Umamah, Turmudzi berkata "Ini adalah hadis hasan sahih gharib" (2686) yang juga terdapat dalam Sahih al-Jami' as-shaghir (4213)

Kelebihan ilmu pengetahuan itu akan bertambah lagi apabila orang yang berilmu itu mau mengajarkannya kepada orang lain. Sebagai pelengkap hadis tersebut, Syaikh Qardawi juga menyebutkanhadis yang merupakan bagian dari hadis Abu Umamah.

“Sesungguhnya Allah SWT dan para malaikat-Nya, serta penghuni langit dan bumi, hingga semut yang ada pada lubangnya, dan ikan hiu yang ada di lautan akan membacakan salawat atas orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.”

Dalam sahih disebutkan, “Orang yang paling baik di antara kamu ialah orang yang belajar al-Qur’an dan mau mengajarkannya.” (HR Bukhari dari Usman)

Atas dasar itu, para fuqaha mengambil keputusan: “Sesungguhnya orang yang hanya menyibukkan diri untuk beribadah saja tidak dibenarkan mengambil zakat, berbeda dengan orang yang menyibukkan diri untuk mempelajari ilmu pengetahuan. Karena sesungguhnya tidak ada konsep kerahiban di dalam Islam, dan orang yang menyibukkan dirinya dalam ibadah hanya untuk kepentingan dirinya sendiri. Sedangkan orang yang menyibukkan diri dalam mencari ilmu pengetahuan adalah untuk kemaslahatan umat.”

Sementara orang yang ilmu pengetahuan dan dakwahnya dimanfaatkan, ia akan mendapatkan pahala dan balasan di sisi Allah SWT atas kemanfaatan ilmunya tersebut.

Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mengajar orang lain kepada suatu petunjuk, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melaksanakan petunjuk itu, tanpa mengurangi pahala mereka sama sekali.”

Begitu pula pekerjaan yang paling utama adalah pekerjaan yang paling bermanfaat untuk orang lain.

Dalam sebuah hadits disebutkan, “Orang yang paling dicintai oleh Allah SWT adalah orang yang paling berguna di antara mereka. Dan perbuatan yang paling dicintai oleh Allah ialah kegembiraan yang dimasukkan ke dalam diri orang Muslim, atau menyingkirkan kegelisahan dari diri mereka, atau membayarkan hutangnya, atau menghilangkan rasa laparnya. Dan sungguh akuberjalan bersama saudaraku sesama muslim untuk suatu keperluan (da’wah), adalah lebih aku cintai daripada beriktikaf di masjid selama satu bulan.”

Hadis tesebut diriwayatkan oleh Ibn Abu al-Dunya dalam Qadha' al-Hawa'ij, dan juga diriwayatkan oleh Thabrani dari Ibn Umar, dan dianggap sebagai hadits hasan olehnya. (Shahih al-Jami' as-Shagir, 176)

Begitulah pekerjaan yang berkaitan dengan perbaikan dan kepentingan masyarakat adalah lebih utama daripada pekerjaan yang dimanfaatkan oleh diri sendiri. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda,

“Tidakkah pernah kuberitahukan kepada kamu sesuatu yang derajatnya lebih tinggi daripada salat, puasa dan sadakah? Yakni, memperbaiki silaturahmi dengan sanak kerabat kita. Karena rusaknya sanak kerabat kita adalah sama dengan pencukur.” (HR Ahmad Abu Dawud Tirmidzi, dan Ibn Hibban). Diriwayatkan, “Aku tidak mengatakan, mencukur rambut, tetapi mencukur agama.” (Baca Juga: 7 Golongan yang Dinaungi Allah pada Hari Kiamat
Doa untuk Pemimpin

Menurut Syaikh Qardawi, atas dasar itulah, pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pemimpin yang adil lebih utama daripada ibadah orang lain selama sepuluh tahun; karena dalam satu hari kadangkala pemimpin itu mengeluarkan berbagai keputusan yang menyelamatkan beribu-ribu bahkan berjuta orang yang dizalimi, mengembalikan hak yang hilang kepada pemiliknya, mengembalikan senyuman ke bibir orang yang tidak mampu tersenyum.

Selain itu, dia juga mengeluarkan keputusan yang dapat memotong jalan orang-orang yang berbuat jahat, dan mengembalikan mereka kepada asalnya, atau membuka pintu petunjuk dan tobat.

Selain itu, pemimpin yang adil juga memberi kesempatan untuk membukakan berbagai pintu bagi orang-orang yang menjauhkan diri dari Allah, memberi petunjuk kepada orang-orang yang tersesat dari jalannya, dan membantu orang yang menyimpang dari jalan yang benar. (Baca Juga: Inilah Orang-orang yang Bangkrut di Hari Kiamat
Pemimpin yang adil juga kadang-kadang mendirikan proyek-proyek pembangunan dan berguna sehingga tindakan ini dapat menciptakan lapangan kerja bagi para penganggur, mendatangkan roti bagi orang yang lapar, obat bagi orang yang sakit, rumah bagi orang gelandangan, dan pertolongan bagi orang yang sangat memerlukannya.

Itulah antara lain yang membuat para ulama salaf mengatakan, “Kalau kami mempunyai do’a yang lekas dikabulkan maka kami akan mendo’akan penguasa. Karena sesungguhnya Allah dapat melakukan perbaikan terhadap banyak makhluknya dengan kebaikan penguasa tersebut.”

Thabrani meriwayatkan sebuah hadis dari Ibn ‘Abbas bahwasanya saw bersabda, “Satu hari dari imam yang adil adalah lebih afdal daripada ibadah enam puluh tahun.” (Al-Mundziri mengatakan dalam at-Targhib, diriwayatkan oleh Thabrani dalam al-Kabir dan at-Awsath, dan isnad al-Kabir dianggap hasan).

Akan tetapi al-Haitsami menentangnya, walaupun hadits tersebut didukung oleh hadits Tirmidzi dari Abu Said,

“Sesungguhnya manusia yang paling dicintai oleh Allah pada hari kiamat dan paling dekat kedudukannya di sisi Allah ialah pemimpin yang adil.” Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib. (HR al-Ahkam (1329).

Hadis di atas juga dikuatkan oleh riwayat Abu Hurairah r.a. dari Ahmad dan Ibn Majah yang dianggap sebagai hadis hasan oleh Tirmidzi, dan dishahih-kan oleh Ibn Khuzaimah dan Ibn Hibban,

“Juga kelompok yang do’a mereka tidak ditolak ialah: orang yang berpuasa sehingga dia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang teraniaya.” (Hadis ini dianggap sebagai hadits hasan oleh al-Hafizh Ibn Hajar, dihahihkan oleh Syaikh Syakir dalam Takhrij Sanad dengan no. 8030, yang diperkuat oleh tiga hadits lainnya, dengan ketiga sanad-nya yang berbeda). ( )
Halaman :
Follow
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Rabb Tabaaraka wa Ta'ala kita turun di setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berfirman: Siapa yang berdo'a kepadaKu pasti Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaKu pasti Aku penuhi dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku pasti Aku ampuni.

(HR. Bukhari No. 1077)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More