Berakhlak yang Baik Menjadi Pemberat Timbangan
Rabu, 02 Desember 2020 - 15:13 WIB
(Baca juga : Habib Rizieq: Revolusi Akhlak Bukan Upaya Menggulingkan Pemerintahan Sah )
2. Menerima hukum Allah Ta'ala, dengan cara melaksanakan dan menerapkannya
Baik itu hukum yang bersifat perintah maupun larangan. Di antara hukum Allah Ta'ala yang berupa larangan adalah firman- Nya;
وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS. Al-Baqarah : 275)
Maka seorang muslim harus menjauhi berbagi bentuk ribawi. Baik itu riba fadhl maupun riba nasi’ah.
(Baca juga : Stimulus Fiskal Dorong Pemulihan Ekonomi, Lanjutkan! )
3. Menerima Takdir Allah Ta'ala dengan sabar dan ridha
Ketetapan Allah Ta'ala atas para hamba-Nya mencakup hal yang baik dan hal yang buruk. Ketika seorang hamba mendapatkan takdir yang buruk, maka ia harus bersabar dan berupaya untuk ridha terhadap takdir tersebut.
B. Akhlak Kepada Sesama Manusia
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah menyebutkan bahwa akhlak yang baik terhadap sesama manusia ada tiga, yaitu:
1. Tidak mengganggu (كَفُّ الْأَذَى)
Hendaknya seorang muslim tidak mengganggu manusia lainnya, terutama terhadap orang-orang dekat dengannya.
(Baca juga : Bawaslu Ungkap Modus Baru Politik Uang Berkedok Kupon di Pilbup Bandung )
Diriwayatkan dari Abu Syuraih, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda;
وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ، وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ، وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ، قِيْلَ : وَمَنْ يَا رَسُوْلَ اللَّهِ؟ قَالَ : اَلَّذِيْ لَا يَأْمَنُ جَارَهُ بَوَائِقَهُ
“Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman.” Ditanyakan, “Siapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Seorang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.” (HR. Bukhari)
2.Bersikap dermawan (بَذْلُ النَّدَى)
"Hendaknya seorang muslim bersikap dermawan terhadap muslim yang lainnya. Dan Rasulullah adalah orang yang sangat dermawan, bahkan beliau lebih dermawan dari pada angin yang berhembus," (HR. Bukhari dan Muslim).
Termasuk bentuk kedermawanan adalah dengan memaafkan kesalahan manusia yang lainnya.
2. Menerima hukum Allah Ta'ala, dengan cara melaksanakan dan menerapkannya
Baik itu hukum yang bersifat perintah maupun larangan. Di antara hukum Allah Ta'ala yang berupa larangan adalah firman- Nya;
وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS. Al-Baqarah : 275)
Maka seorang muslim harus menjauhi berbagi bentuk ribawi. Baik itu riba fadhl maupun riba nasi’ah.
(Baca juga : Stimulus Fiskal Dorong Pemulihan Ekonomi, Lanjutkan! )
3. Menerima Takdir Allah Ta'ala dengan sabar dan ridha
Ketetapan Allah Ta'ala atas para hamba-Nya mencakup hal yang baik dan hal yang buruk. Ketika seorang hamba mendapatkan takdir yang buruk, maka ia harus bersabar dan berupaya untuk ridha terhadap takdir tersebut.
B. Akhlak Kepada Sesama Manusia
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah menyebutkan bahwa akhlak yang baik terhadap sesama manusia ada tiga, yaitu:
1. Tidak mengganggu (كَفُّ الْأَذَى)
Hendaknya seorang muslim tidak mengganggu manusia lainnya, terutama terhadap orang-orang dekat dengannya.
(Baca juga : Bawaslu Ungkap Modus Baru Politik Uang Berkedok Kupon di Pilbup Bandung )
Diriwayatkan dari Abu Syuraih, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda;
وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ، وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ، وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ، قِيْلَ : وَمَنْ يَا رَسُوْلَ اللَّهِ؟ قَالَ : اَلَّذِيْ لَا يَأْمَنُ جَارَهُ بَوَائِقَهُ
“Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman.” Ditanyakan, “Siapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Seorang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.” (HR. Bukhari)
2.Bersikap dermawan (بَذْلُ النَّدَى)
"Hendaknya seorang muslim bersikap dermawan terhadap muslim yang lainnya. Dan Rasulullah adalah orang yang sangat dermawan, bahkan beliau lebih dermawan dari pada angin yang berhembus," (HR. Bukhari dan Muslim).
Termasuk bentuk kedermawanan adalah dengan memaafkan kesalahan manusia yang lainnya.