Bikin Binasa Kehidupan, Gara-Gara Memperturutkan Hawa Nafsu
Selasa, 12 Mei 2020 - 17:06 WIB
PADA tulisan sebelumnya telah dibahas mengenai sifat bakhil atau kikir yang dianggap dapat membinasakan kehidupan manusia. Dua sifat lainnya, menurut hadis Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam (SAW) adalah hawa nafsu yang diikuti, dan ketakjuban orang terhadap dirinya sendiri. (
)
Rasulullah SAW bersabda: “Ada tiga hal yang dianggap dapat membinasakan kehidupan manusia, yaitu kekikiran (kebakhilan) yang dipatuhi, hawa nafsu yang diikuti, dan ketakjuban orang terhadap dirinya sendiri."
Hadis tersebut diriwayatkan oleh Thabrani dalam al-Awsath dari Anas dan Ibn Umar, yang menganggapnya sebagai hadis hasan dalam Shahih al-Jami' as-Shaghir, 3030 dan 3045. ( )
Berikutnya mari kita bahas tentang hawa nafsu yang diikuti.
Hawa nafsu adalah salah satu unsur dalam jiwa manusia yang memiliki kecenderungan tabiat terhadap apa yang sesuai dengannya. Seringkali hawa nafsu mengajak kepada kenikmatan tanpa memperhatikan akibatnya.
Seperti itu pula yang disebutkan Ibnu Qayyim, bahwa kalaulah seseorang berpendapat bahwa hawa nafsu itu mutlak tercela, hal ini dapat dipahami karena pada umumnya hawa nafsu melahirkan yang haram atau mengarah pada sesuatu yang haram karena kadarnya yang melampaui batas.
Dalam Qashidah Burdah, Imam Al Bushiri mengatakan:
والنقس كالطفل إن تهمله شب # على حب الرضاع وإن تفطمه ينفطم
Nafsu itu laksana anak kecil, jika kau biarkan maka akan tumbuh remaja dengan suka menetek. Jika kau sapih maka ia akan berhenti
Pesan Imam Bushiri tersebut mengingatkan kita pada kisah Nabi Yusuf yang dimaktubkan dalam QS Yusuf ayat 53:
إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي
karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku
Ayat yang mengabarkan bahwa nafsu itu tidak bersifat netral, melainkan sudah memiliki kecondongan, yang jika dibiarkan maka akan terus mengarah pada apa yang disenangi, dan kecondongan nafsu itu menuju ke arah yang buruk. ( )
Seringkali nafsu menghasut manusia untuk melampaui batas dari petunjuk wahyu. Nafsu terus merengek agar bisa mengenyam segala kesenangan dengan menghalalkan berbagai cara. Seolah-olah nafsu mengelola untuk menyibukkan manusia dengan semua kenyamanan dunia hingga ia lalai dari berzikir dan menghamba kepada Allah. Begitulah cara hawa nafsu menyeret manusia pada berbagai titik larangan Allah, pelan tapi pasti.
Hawa nafsu itu tidak ada ujungnya dan tidak akan terpuasi. Semakin dituruti maka semakin liar ia mencari-cari. Begitulah sejatinya hawa nafsu akan selalu menuntun manusia pada jalan yang tidak benar. Rasulullah pernah menggambarkan sebuah nafsu manusia dalam hadis-Nya yang berbunyi:
لو كان لابن آدم واديانِ من مالٍ لابتغى ثالثًا، ولا يملأ جوف ابن آدم إلا التراب، ويتوب الله على مَن تاب
Andaikan anak Adam memilki dua ladang emas, niscaya ia akan mencari ladang emas yang ketiga, dan tidak ada yang bisa memenuhi perut (keinginan) anak Adam kecuali tanah, dan Allah menerima taubat bagi siapa saja yang bertobat
Syaikh Yusuf Qardawy dalam Fiqih Prioritas menyebut di antara hal-hal yang dapat membinasakan (al-muhlikat) manusia sebagaimana disebutkan oleh hadis Nabi saw ialah hawa nafsu yang dituruti; yang juga diperingatkan oleh al-Qur'an dalam berbagai ayatnya.
Allah SWT pernah berkata kepada Dawud:
يَٰدَاوُۥدُ إِنَّا جَعَلْنَٰكَ خَلِيفَةً فِى ٱلْأَرْضِ فَٱحْكُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ بِٱلْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ ٱلْهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ إ
Rasulullah SAW bersabda: “Ada tiga hal yang dianggap dapat membinasakan kehidupan manusia, yaitu kekikiran (kebakhilan) yang dipatuhi, hawa nafsu yang diikuti, dan ketakjuban orang terhadap dirinya sendiri."
Hadis tersebut diriwayatkan oleh Thabrani dalam al-Awsath dari Anas dan Ibn Umar, yang menganggapnya sebagai hadis hasan dalam Shahih al-Jami' as-Shaghir, 3030 dan 3045. ( )
Berikutnya mari kita bahas tentang hawa nafsu yang diikuti.
Hawa nafsu adalah salah satu unsur dalam jiwa manusia yang memiliki kecenderungan tabiat terhadap apa yang sesuai dengannya. Seringkali hawa nafsu mengajak kepada kenikmatan tanpa memperhatikan akibatnya.
Seperti itu pula yang disebutkan Ibnu Qayyim, bahwa kalaulah seseorang berpendapat bahwa hawa nafsu itu mutlak tercela, hal ini dapat dipahami karena pada umumnya hawa nafsu melahirkan yang haram atau mengarah pada sesuatu yang haram karena kadarnya yang melampaui batas.
Dalam Qashidah Burdah, Imam Al Bushiri mengatakan:
والنقس كالطفل إن تهمله شب # على حب الرضاع وإن تفطمه ينفطم
Nafsu itu laksana anak kecil, jika kau biarkan maka akan tumbuh remaja dengan suka menetek. Jika kau sapih maka ia akan berhenti
Pesan Imam Bushiri tersebut mengingatkan kita pada kisah Nabi Yusuf yang dimaktubkan dalam QS Yusuf ayat 53:
إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي
karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku
Ayat yang mengabarkan bahwa nafsu itu tidak bersifat netral, melainkan sudah memiliki kecondongan, yang jika dibiarkan maka akan terus mengarah pada apa yang disenangi, dan kecondongan nafsu itu menuju ke arah yang buruk. ( )
Seringkali nafsu menghasut manusia untuk melampaui batas dari petunjuk wahyu. Nafsu terus merengek agar bisa mengenyam segala kesenangan dengan menghalalkan berbagai cara. Seolah-olah nafsu mengelola untuk menyibukkan manusia dengan semua kenyamanan dunia hingga ia lalai dari berzikir dan menghamba kepada Allah. Begitulah cara hawa nafsu menyeret manusia pada berbagai titik larangan Allah, pelan tapi pasti.
Hawa nafsu itu tidak ada ujungnya dan tidak akan terpuasi. Semakin dituruti maka semakin liar ia mencari-cari. Begitulah sejatinya hawa nafsu akan selalu menuntun manusia pada jalan yang tidak benar. Rasulullah pernah menggambarkan sebuah nafsu manusia dalam hadis-Nya yang berbunyi:
لو كان لابن آدم واديانِ من مالٍ لابتغى ثالثًا، ولا يملأ جوف ابن آدم إلا التراب، ويتوب الله على مَن تاب
Andaikan anak Adam memilki dua ladang emas, niscaya ia akan mencari ladang emas yang ketiga, dan tidak ada yang bisa memenuhi perut (keinginan) anak Adam kecuali tanah, dan Allah menerima taubat bagi siapa saja yang bertobat
Syaikh Yusuf Qardawy dalam Fiqih Prioritas menyebut di antara hal-hal yang dapat membinasakan (al-muhlikat) manusia sebagaimana disebutkan oleh hadis Nabi saw ialah hawa nafsu yang dituruti; yang juga diperingatkan oleh al-Qur'an dalam berbagai ayatnya.
Allah SWT pernah berkata kepada Dawud:
يَٰدَاوُۥدُ إِنَّا جَعَلْنَٰكَ خَلِيفَةً فِى ٱلْأَرْضِ فَٱحْكُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ بِٱلْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ ٱلْهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ إ