Begini Sidang Majelis Syuro Saat Menetapkan Utsman bin Affan Menjadi Khalifah

Jum'at, 18 Desember 2020 - 20:12 WIB
Ilustrasi/Ist
SETELAH jenazah Umar bin Khattab r.a . dimakamkan, Abu Thalhah Al Anshariy segera mengumpulkan 6 orang Ahlu Syuro yang ditunjuk Umar r.a., di sebuah rumah.

Sesuai dengan wasiat Khalifah Umar r.a. maka 50 orang Anshar lengkap dengan pedangnya rnasing-masing, ditugaskan menjaga pintu-pintu rumah. Kepada 6 orang itu dipersilakan berunding untuk memilih siapa di antara mereka yang akan ditetapkan sebagai Khalifah pengganti Umar bin Khattab.( )


Dalam buku "Sejarah Hidup Imam Ali bin Abi Thalib r.a." karya H.M.H. Al Hamid Al Husaini disebutkan tentang pelaksanaan pemilihan Khalifah pengganti Umar r.a. terdapat beberapa riwayat.

(Baca Juga : Inilah Waktu-waktu yang Disunnahkan untuk Berwudhu )

Menurut Abu Utsman Al-Jahidz, pelaksanaannya sebagai berikut: Keenam Ahlu Syuro itu mulai bermusyawarah dan berdebat. Thalhah bin Ubaidillah tampil sebagai pembicara pertama. Ia langsung saja mengatakan mendukung Utsman bin Affan sebagai calon Khalifah. Alasan yang diajukannya untuk bersikap demikian, karena ia yakin tidak akan ada seorang pun yang akan mencalonkan dirinya(Thalhah) sebagai Khalifah, selama Imam Ali bin Abu Thalib r.a. dan Utsman bin Affan r.a. masih ada.( )




Kemudian tampil Zubair bin Al 'Awwam . Ia menentang pencalonan Utsman bin Affan r.a., seperti yang diajukan Thalhah. Ia memberikan dukungan kepada Ali bin Abu Thalib r.a.

Orang memperkirakan bahwa Zubair mencalonkan Ali r.a. karena hubungan kekeluargaan. Seperti diketahui Zubair adalah anak lelaki bibi Imam Ali Shafiyyah binti Abdul Mutthalib, dan ayah Imam Ali r.a. sendiri adalah saudara ibu Zubair.

Setelah ini muncul usul ketiga, yang datangnya dari Sa'ad bin Abi Waqqash . Ia mengajukan misannya sendiri, anak pamannya, yaitu Abdurrahman bin 'Auf sebagai Khalifah. Usul Sa'ad ini pun masih berbau pikiran kekerabatan. Kedua-duanya berasal dari qabilah Bani Zuhrah. ( )

Selain itu, Sa'ad sendiri pun sudah merasa kecil kemungkinannya untuk terpilih sebagai Khalifah.

Sekarang tinggal 3 orang yang belum mengajukan usul pencalonan. Abdurrahman kemudian bertanya kepada Ali r.a. dan Utsman bin Affan r.a.: "Siapa di antara kalian berdua yang bersedia mengundurkan diri sebagai calon? Sebab, masalah pemilihan sekarang ini hanya bergantung kepada kalian berdua."

Ternyata tak seorang pun di antara dua tokoh itu yang menanggapi pertanyaan Abdurahman bin Auf. Setelah beberapa saat lamanya tidak ada jawaban dan semua mata tertuju kepada Ali bin Abu Thalib r.a. dan Utsman bin Affan r.a. Abdurrahman bin Auf berkata lagi: "Sekarang aku menyatakan menarik diri dari pencalonan."

Seterusnya ditambahkan: "Dengan demikian aku dapat memilih salah seorang di antara kalian berdua."

Pernyataan Abdurrahman ini pun tidak ditanggapi, baik oleh kedua orang calon, maupun orang lainnya. Abdurrahman bin Auf kembali mengambil prakarsa untuk melancarkan jalannya pemilihan. Kepada Ali bin Abu Thalib r.a. ia bertanya: "Bagaimana kalau aku membai'at anda untuk bekerja berdasarkan Kitab Allah, Sunnah Rasul s.a.w. dan mengikuti jejak dua orang Khalifah yang lalu?"

Menghadapi pertanyaan yang agak mendadak itu, dengan cepat Ali menjawab: "Tidak! Aku menerima (pembai'atan itu) jika didasarkan kepada Kitab Allah, Sunnah Rasul SAW dan ijtihadku sendiri." ( )

Tanpa mengajukan pertanyaan lebih lanjut kepada Ali, Abdurrahman bin Auf mengajukan pertanyaan yang sama kepada Utsman bin Affan r.a. Dengan singkat dan tegas Utsman bin Affan r.a. menjawab: "ya!"

Mendengar jawaban Utsman bin Affan r.a. itu, Abdurrahman masih tiga kali lagi mengajukan pertanyaan yang sama kepada Ali bin Abu Thalib r.a. Ali bin Abu Thakib tetap pada jawaban semula.

Akhirnya Abdurrahman bin Auf mendekati Utsman bin Affan r.a. dan memegang tangannya. Ini sebagai tanda pembai'atan yang diberikannya kepada Utsman bin Affan r.a.

Prakarsa Abdurrahman bin Auf ternyata berhasil menyelesaikan pembai'atan Khalifah baru, untuk menggantikan Khalifah Umar bin Khattab r.a. yang telah wafat. ( )

Versi Kedua
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
وَذَرِ الَّذِيۡنَ اتَّخَذُوۡا دِيۡنَهُمۡ لَعِبًا وَّلَهۡوًا وَّغَرَّتۡهُمُ الۡحَيٰوةُ الدُّنۡيَا‌ ۚ وَ ذَكِّرۡ بِهٖۤ اَنۡ تُبۡسَلَ نَفۡسٌ ۢ بِمَا كَسَبَتۡ‌ۖ لَـيۡسَ لَهَا مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ وَلِىٌّ وَّلَا شَفِيۡعٌ‌ ۚ وَاِنۡ تَعۡدِلۡ كُلَّ عَدۡلٍ لَّا يُؤۡخَذۡ مِنۡهَا‌ ؕ اُولٰٓٮِٕكَ الَّذِيۡنَ اُبۡسِلُوۡا بِمَا كَسَبُوۡا‌ ۚ لَهُمۡ شَرَابٌ مِّنۡ حَمِيۡمٍ وَّعَذَابٌ اَ لِيۡمٌۢ بِمَا كَانُوۡا يَكۡفُرُوۡنَ
Tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda-gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Qur'an agar setiap orang tidak terjerumus (ke dalam neraka), karena perbuatannya sendiri. Tidak ada baginya pelindung dan pemberi syafaat (pertolongan) selain Allah. Dan jika dia hendak menebus dengan segala macam tebusan apa pun, niscaya tidak akan diterima. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan (ke dalam neraka), karena perbuatan mereka sendiri. Mereka mendapat minuman dari air yang mendidih dan azab yang pedih karena kekafiran mereka dahulu.

(QS. Al-An'am Ayat 70)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More