Sejarah Kemunafikan di Zaman Nabi dan 4 Ciri Orang Munafik

Minggu, 20 Desember 2020 - 22:04 WIB
Kebohongan pentolan Munafik di zaman Nabi baru ketahuan setelah Rasulullah shallahu alaihi wa sallam menerima wahyu Surah Al-Munafiqun Ayat 8-10. Foto/Ist
Apabila kebenaran dibolak-balik, dusta dianggap biasa, khianat merajalela, ketahuilah bahwa fitnah besar sedang terjadi. Penyebabnya tak lain karena keberadaan orang-orang munafik. Salah satu ciri utama kaum munafik disebut oleh Al-Qur'an yaitu mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah.

Munafik adalah orang yang berpura-pura mengikuti ajaran Islam, tetapi sebenarnya hati mereka memungkirinya. Munafik ini disebut orang yang Nifaq (ketidaksamaan antara lahir dan batin).

Kaum munafik ini ternyata sudah ada sejak zaman Nabi صلى الله عليه وسلم. Bahkan zaman sekarang tak luput dari keberadaan orang-orang munafik. Sejarah seringkali berulang, hanya saja tokohnya beda. Dalam Sirah Nabawiyah diceritakan, ketika syiar Islam menyebar di zaman Rasulullah, muncullah golongan kaum munafik. Tokohnya bernama Abdullah bin Ubay bin Salul (pemuka penduduk Madinah).

Dikisahkan, dedengkot munafik bernama Abdullah bin Ubay ini menebar propagranda dan api kebencian terhadap kaum Muhajirin (penduduk Makkah yang berhijrah) di hadapan kelompoknya. Kata Abdullah bin Ubay, kaum Muhajirin telah membenci penduduk Madinah dan banyak dari mereka bermukim di Kota Madinah. Dia menghasut dan tak henti menebar dusta.

Perkataan Abdullah bin Ubay itu didengar leh Zaid bin Arqam. Zaid kemudian menyampaikan kabar itu kepada pamannya dan kabar tersebut akhirnya sampai kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. (Baca Juga: Tatkala Umar Marah dan Berniat Membunuh Dedengkot Munafik Ibnu Ubay)



Saat itu Rasulullah menanggapinya dengan akhlak yang sangat bijaksana. Beliau tidak memerintahkan untuk membunuhnya. Bahkan beliau memperlakukannya dengan baik. "Kita akan tetap bergaul baik dengannya selama dia masih hidup bersama kita," kata Rasulullah.

Tak berapa lama Abdullah bin Ubay menemui Rasulullah dan membantah bahwa ia berkata demikian (membela diri). Kebohongan pentolan Munafik ini baru ketahuan setelah Rasulullah menerima wahyu Surah Al-Munafiqun Ayat 8-10. Beberapa hari kemudian, tokoh munafik Abdullah bin Ubay sakit perut lalu mati terhina. Na'udzubillahi min dzalik.

Untuk diketahui, kemunafikan yang ditebar Abdullah bin Ubay ini membuat sekitar 300 munafik lainnya ikut membelot (mundur) saat Perang Uhud. Mereka tidak mau ikut berperang. Satu sama lainnya berkata: "Jangan kalian berangkat perang dalam udara panas."

Kemudian dia menyebarkan fitnah keji kepada Sayyidah 'Aisyah radhiyallahu 'anha telah melakukan serong dengan Shafwan (hadits al-ifki), berkonspirasi untuk membunuh Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dalam Perang Dzatu Riqa, dan lainnya.

4 Ciri Orang Munafik

Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah mengingatkan umat muslim akan bahaya sifat munafik. Penyakit ini selain mencelakai diri sendiri juga membawa keburukan bagi orang lain.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ، عَنِ النَّبيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : أَربعٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ كَانَ مُنَافِقاً ، وَإِنْ كَانَتْ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ فِيْهِ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفاقِ حَتَّى يَدَعَهَا : مَنْ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ خَرَّجَهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

Dari 'Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Ada empat tanda seseorang disebut munafik. Jika salah satu perangai itu ada, ia berarti punya watak munafik sampai ia meninggalkannya. Empat hal itu adalah: (1) jika berkata, berdusta; (2) jika berjanji, tidak menepati; (3) jika berdebat, ia berpaling dari kebenaran; (4) jika membuat perjanjian, ia melanggar perjanjian (mengkhianati)." (HR Al- Bukhari dan Muslim)

1. Jika Berkata Dia Dusta

Rasulullah memerintahkan umatnya berkata yang baik, yaitu jujur dalam memberitakan sesuatu sesuai hakikatnya. Berdusta termasuk salah satu perbuatan terkutuk, tercela, dan termasuk deretan dosa-dosa besar. Allah berfirman: "Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta." (QS Adz-Dzariyat Ayat 10)

Dalam satu hadis dari Abdullah bahwa Nabi bersabda, "Seorang senantiasa berbohong dan memilih bohong sehingga ia dicatat di sisi Allah sebagai pembohong." (HR Al-Bukhari)

2. Jika Berjanji Dia Tidak Menepati

Mengingkari janji termasuk perbuatan tercela dan salah satu tanda kemunafikan. Seseorang yang ingkar janji tidak bisa memegang perkataannya sendiri dan tidak pernah menepati janji yang sudah diberikan ke banyak orang. Allah berfirman: "Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggungjawabannya." (QS Al-Isra Ayat 34)

3. Jika Berdebat Dia Berpaling dari Kebenaran
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Abdullah Busr radhiyallahu 'anhu bahwa seorang laki-laki berkata,  Wahai rasulullah, sesungguhnya syari'at-syari'at Islam telah banyak yang menjadi kewajibanku, maka beritahukan kepadaku sesuatu yang dapat aku jadikan sebagai pegangan!  Rasulullah bersabda, Hendaknya senantiasa lidahmu basah karena berdzikir kepada Allah.

(HR. Tirmidzi No. 3297)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More