Isa Al-Masih: Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu
Jum'at, 25 Desember 2020 - 18:01 WIB
Nabi Isa 'alaihissalam bernama Isa ibni Maryam atau dikenal dengan Isa Al-Masih . Nabi Isa (sekitar 1-32 Masehi) merupakan seorang Rasul yang dikaruniai banyak mukjizat oleh Allah Ta'ala.
Nabi Isa disebut dalam Al-Qur'an sebanyak 21 kali, disebut Al-Masih 11 kali, disebut Ibn Maryam 23 kali. Bagi umat Kristen, Nabi Isa disebut dengan Jesus Christ (Yesus Kristus). Sedangkan orang Kristen Arab menyebutnya dengan Yasu' Al-Masih. Dalam bahasa orang Yahudi yaitu bahasa Ivrit atau Ibrani, Nabi Isa disebut Yeshua.
[Baca Juga: Beginilah Sakaratul Maut dan Kisah Nabi Isa Menghidupkan Orang Mati (1)]
Kisah tentang Nabi Isa yang kemudian berlanjut dengan pengangkatannya sebagai utusan Allah. Beliau mendapat penolakan dari Bani Israil dan berupaya membunuhnya sehingga Allah Ta'ala mengangkat Nabi Isa ke langit.
Melalui Al-Qur'an, Allah menegaskan bahwa Nabi Isa tidaklah dibunuh atau disalib sebagaimana disebut kaum musyrikin. Adapun yang mereka salib adalah orang yang wajahnya diserupakan Allah Ta'ala seperti Nabi Isa. Para ulama mengatakan, orang yang diserupakan itu ialah muridnya yang berkhianat bernama Yudas Iskariot.
Al-Qur'an menceritakan tentang kenabian Isa. Berkata Nabi-Isa : "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku kitab suci (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali". Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia." (Surah Maryam Ayat 30-35)
Ditanya Tentang Ketuhanan Nabi Isa
Sikap Bani Israil yang mempertuhankan Nabi Isa dan ibunya dan ketika orang-orang Nasrani berkata: "Sesungguhnya Allah adalah satu dari tiga." Maka Allah meminta pertanggungjawaban Nabi Isa tentang hal itu. Allah berfirman kepada Nabi Isa dan sesungguhnya Allah Maha Tahu.
Kemudian Nabi Isa berlepas diri dari ucapan tersebut. Berikut jawaban Nabi Isa sebagaimana diabadikan Al-Qur'an.
"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: 'Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?". Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib". (Surat Al-Ma'idah Ayat 116)
Pada ayat berikutnya Nabi Isa berkata dan mengagungkan Allah Ta'ala:
"Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu". Dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. (Surat Al-Ma'idah Ayat 117)
Pakar Fiqih dan Tafsir Suriah Syaikh Prof Dr Wahbah az-Zuhaili dikutip dari tafsirweb menjelaskan makna ayat di atas. Allah ingin menjelaskan keadaan hamba-hamba-Nya pada Hari Kiamat, siapa yang lulus dan siapa yang celaka, siapa yang berbahagia dan siapa yang sengsara. "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka."
Orang-orang yang benar adalah orang-orang yang lurus dan petunjuk yang benar. Pada Hari Kiamat mereka mendapatkan buah kebenaran ini jika Allah mendudukkan mereka di kursi kejujuran di sisi Maharaja Yang Maha Berkuasa. Oleh karena itu Allah berfirman, "Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar."
Sementara itu orang-orang yang dusta adalah sebaliknya, mereka akan memikul mudarat kedustaan, kebohongan, dan buah amal mereka yang rusak. "Kepunyaan Allah-lah langit dan bumi." Karena Dia-lah Penciptanya, yang mengatur dengan hukum takdirNya, hukum syar'i-Nya, dan hukum pembalasan-Nya. Oleh karena itu Dia berfirman, "Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu." Tidak ada sesuatu pun yang dapat melemahkan-Nya, justru segala sesuatu tunduk kepada kehendak-Nya dan patuh kepada perintah-Nya.
Mudah-mudahan dengan penjelasan Al-Qur'an ini, tauhid kita semakin mantap mengesakan Allah 'Azza wa Jalla sebagai satu-satunya Tuhan dan Dzat yang layak disembah. Allah berfirman dalam Surah Al-Ikhlas (memurnikan keesaan Allah): "Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa". Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia." (QS.Al-Ikhlas 1-4)
[Baca Juga: Kisah Nabi Isa dan Enam Mukjizatnya (2)]
Wallahu A'lam
Nabi Isa disebut dalam Al-Qur'an sebanyak 21 kali, disebut Al-Masih 11 kali, disebut Ibn Maryam 23 kali. Bagi umat Kristen, Nabi Isa disebut dengan Jesus Christ (Yesus Kristus). Sedangkan orang Kristen Arab menyebutnya dengan Yasu' Al-Masih. Dalam bahasa orang Yahudi yaitu bahasa Ivrit atau Ibrani, Nabi Isa disebut Yeshua.
[Baca Juga: Beginilah Sakaratul Maut dan Kisah Nabi Isa Menghidupkan Orang Mati (1)]
Kisah tentang Nabi Isa yang kemudian berlanjut dengan pengangkatannya sebagai utusan Allah. Beliau mendapat penolakan dari Bani Israil dan berupaya membunuhnya sehingga Allah Ta'ala mengangkat Nabi Isa ke langit.
Melalui Al-Qur'an, Allah menegaskan bahwa Nabi Isa tidaklah dibunuh atau disalib sebagaimana disebut kaum musyrikin. Adapun yang mereka salib adalah orang yang wajahnya diserupakan Allah Ta'ala seperti Nabi Isa. Para ulama mengatakan, orang yang diserupakan itu ialah muridnya yang berkhianat bernama Yudas Iskariot.
Al-Qur'an menceritakan tentang kenabian Isa. Berkata Nabi-Isa : "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku kitab suci (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali". Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia." (Surah Maryam Ayat 30-35)
Ditanya Tentang Ketuhanan Nabi Isa
Sikap Bani Israil yang mempertuhankan Nabi Isa dan ibunya dan ketika orang-orang Nasrani berkata: "Sesungguhnya Allah adalah satu dari tiga." Maka Allah meminta pertanggungjawaban Nabi Isa tentang hal itu. Allah berfirman kepada Nabi Isa dan sesungguhnya Allah Maha Tahu.
Kemudian Nabi Isa berlepas diri dari ucapan tersebut. Berikut jawaban Nabi Isa sebagaimana diabadikan Al-Qur'an.
وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَٰهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ ۖ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ ۚ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ ۚ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ
"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: 'Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?". Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib". (Surat Al-Ma'idah Ayat 116)
Pada ayat berikutnya Nabi Isa berkata dan mengagungkan Allah Ta'ala:
مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلَّا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۚ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ ۖ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ ۚ وَأَنْتَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
"Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu". Dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. (Surat Al-Ma'idah Ayat 117)
Pakar Fiqih dan Tafsir Suriah Syaikh Prof Dr Wahbah az-Zuhaili dikutip dari tafsirweb menjelaskan makna ayat di atas. Allah ingin menjelaskan keadaan hamba-hamba-Nya pada Hari Kiamat, siapa yang lulus dan siapa yang celaka, siapa yang berbahagia dan siapa yang sengsara. "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka."
Orang-orang yang benar adalah orang-orang yang lurus dan petunjuk yang benar. Pada Hari Kiamat mereka mendapatkan buah kebenaran ini jika Allah mendudukkan mereka di kursi kejujuran di sisi Maharaja Yang Maha Berkuasa. Oleh karena itu Allah berfirman, "Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar."
Sementara itu orang-orang yang dusta adalah sebaliknya, mereka akan memikul mudarat kedustaan, kebohongan, dan buah amal mereka yang rusak. "Kepunyaan Allah-lah langit dan bumi." Karena Dia-lah Penciptanya, yang mengatur dengan hukum takdirNya, hukum syar'i-Nya, dan hukum pembalasan-Nya. Oleh karena itu Dia berfirman, "Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu." Tidak ada sesuatu pun yang dapat melemahkan-Nya, justru segala sesuatu tunduk kepada kehendak-Nya dan patuh kepada perintah-Nya.
Mudah-mudahan dengan penjelasan Al-Qur'an ini, tauhid kita semakin mantap mengesakan Allah 'Azza wa Jalla sebagai satu-satunya Tuhan dan Dzat yang layak disembah. Allah berfirman dalam Surah Al-Ikhlas (memurnikan keesaan Allah): "Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa". Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia." (QS.Al-Ikhlas 1-4)
[Baca Juga: Kisah Nabi Isa dan Enam Mukjizatnya (2)]
Wallahu A'lam
(rhs)