Begini Dialog Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan Abbas bin Abdul Mutthalib Pasca-Bai'at

Minggu, 27 Desember 2020 - 05:00 WIB
Ilustrasi Abu Bakar Ashidiq/Ist/miftah
DALAM buku Syarh Nahjil Balaghah, jilid I, halaman 97-100. Ibnu Abil Hadid mengetengahkan suatu keterangan tentang situasi pada saat terbai'atnya Abu Bakar r.a. sebagai Khalifah . Keterangan itu dikutipnya dari penuturan Al-Barra' bin Azib, seorang yang sangat besar simpatinya kepada Bani Hasyim. ( )


Berikut keterangan tersebut:

"Aku adalah orang yang tetap mencintai Bani Hasyim," kata Al-Barra' bin Azib. "Pada waktu Rasulullah SAW mangkat, aku sangat khawatir kalau-kalau orang Quraisy sudah punya rencana hendak menjauhkan orang-orang Bani Hasyim dari masalah itu, yakni masalah kekhalifahan. Aku bingung sekali, seperti bingungnya seorang ibu yang kehilangan anak kecil.

Padahal waktu itu aku masih sedih disebabkan oleh wafatnya Rasulullah SAW. Aku ragu-ragu menemui orang-orang Bani Hasyim, yang ketika itu sedang berkumpul di kamar Rasulullah SAW. Wajah mereka kuamat-amati dengan penuh perhatian. Demikian juga air muka orang-orang Quraisy.

Demikian itulah keadaanku ketika aku melihat Abu Bakar dan Umar bin Khattab tidak berada di tempat itu.



Sementara itu ada orang mengatakan bahwa sejumlah orang sedang berkumpul di Saqifah Bani Sa'idah . Orang lain lagi mengatakan bahwa Abu Bakar telah dibai'at sebagai Khalifah. ( )

Tak lama kemudian kulihat Abu Bakar bersama-sama Umar bin Khattab, Abu Ubaidah bin Al-Jarrah dan sejumlah orang lainnya. Mereka itu tampaknya habis menghadiri pertemuan yang baru saja diadakan di Saqifah Bani Sa'idah.

Kulihat juga hampir semua orang yang berpapasan dengan mereka ditarik; dihadapkan dan dipegangkan tangannya kepada tangan Abu Bakar sebagai tanda pernyataan bai'at.

Saat itu hatiku benar-benar terasa berat. "Kemudian malam harinya kulihat Al-Miqdad , Salman , Abu Dzar , Ubadah bin Shamit, Abul Haitsam bin At Taihan, Hudzaifah dan 'Ammar bin Yasir. Mereka ini ingin supaya diadakan musyawarah kembali di kalangan kaum Muhajirin . Berita tentang hal ini kemudian didengar oleh Abu Bakar dan Umar.

Berangkatlah Abu Bakar, Umar, Abu Ubaidah dan Al-Mughirah untuk menjumpai Abbas bin Abdul Mutthalib di rumahnya.

Setelah mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Abu Bakar berkata kepada Abbas: "Allah telah berkenan mengutus Muhammad SAW sebagai Nabi kepada kalian. Allah pun telah mengaruniakan rahmat-Nya kepada ummat dengan adanya Rasulullah di tengah-tengah mereka, sampai Dia menetapkan sendiri apa yang menjadi kehendakNya."

"Rasulullah SAW meninggalkan ummatnya supaya mereka menyelesaikan sendiri siapa yang akan diangkat sebagai wali (pemimpin) mereka. Kemudian kaum muslimin memilih diriku untuk melaksanakan tugas memelihara dan menjaga kepentingan-kepentingan mereka. Pilihan mereka itu kuterima dan aku akan bertindak sebagai wali mereka. ( )

Dengan pertolongan Allah dan bimbingan-Nya, aku tidak akan merasa khawatir, lemah, bingung ataupun takut. Bagiku tak ada taufik dan pertolongan selain dari Allah. Hanya kepada Allah sajalah aku bertawakkal, kepada-Nya jualah aku akan kembali.

Tetapi, belum lama berselang aku mendengar ada orang yang menentang dan mengucapkan kata-kata yang berlainan dari yang telah dinyatakan oleh kaum muslimin pada umumnya. Orang itu hendak menjadikan kalian sebagai tempat berlindung dan benteng. Sekarang terserahlah kepada kalian, apakah kalian hendak mengambil sikap seperti yang telah diambil oleh orang banyak, ataukah hendak mengubah sikap mereka dari apa yang sudah menjadi kehendak mereka.

Kami datang kepada anda, karena kami ingin agar kalian ambil bagian dalam masalah itu. Kami tahu bahwa anda adalah paman Rasulullah SAW. Demikian juga semua kaum muslimin mengetahui kedudukan anda dan keluarga anda di sisi Rasulullah SAW. Oleh karena itu mereka pasti bersedia meluruskan persoalan bersama-sama anda. Terserahlah kalian, orang-orang Bani Hasyim, sebab Rasulullah dari kami dan dari kalian juga."

Menurut Al-Barra', sampai di situ Umar Ibnul Khattab menukas perkataan Abu Bakar r.a. dengan cara-caranya sendiri yang keras. Kemudian Umar r.a berkata kepada Abbas: "Kami datang bukan kerena butuh kepada kalian, tetapi kami tidak suka ada orang-orang muslimin dari kalian yang turut menentang. Sebab dengan cara demikian kalian akan lebih banyak menumpuk kayu bakar di atas pundak kaum muslimin. Lihatlah nanti apa yang akan kalian saksikan bersama-sama kaum muslimin." ( )

Menanggapi ucapan Abu Bakar r.a. serta Umar r.a. tadi, menurut catatan Al-Barra', waktu itu Abbas menjawab:

"…Sebagaimana anda katakan tadi, benarlah bahwa Allah telah mengutus Muhammad SAW sebagai Nabi dan sebagai pemimpin kaum muslimin. Dengan itu Allah telah melimpahkan karunia kepada ummat Muhammad sampai Allah menetapkan sendiri apa yang menjadi kehendak-Nya. Rasulullah telah meninggalkan ummatnya supaya mereka menyelesaikan sendiri urusan mereka dan memilih sendiri siapa yang akan diangkat menjadi pemimpin mereka. Mereka tetap berada di dalam kebenaran dan telah menjauhkan diri dari bujukan hawa nafsu.

Jika atas nama Rasulullah SAW anda minta kepadaku supaya aku turut ambil bagian, sebenarnya hak kami sudah anda ambil lebih dulu. Tetapi jika anda mengatas-namakan kaum muslimin, kami ini pun sebenarnya adalah bagian dari mereka.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
شَهۡرُ رَمَضَانَ الَّذِىۡٓ اُنۡزِلَ فِيۡهِ الۡقُرۡاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الۡهُدٰى وَالۡفُرۡقَانِۚ فَمَنۡ شَهِدَ مِنۡكُمُ الشَّهۡرَ فَلۡيَـصُمۡهُ ؕ وَمَنۡ کَانَ مَرِيۡضًا اَوۡ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنۡ اَيَّامٍ اُخَرَؕ يُرِيۡدُ اللّٰهُ بِکُمُ الۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيۡدُ بِکُمُ الۡعُسۡرَ وَلِتُکۡمِلُوا الۡعِدَّةَ وَلِتُکَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمۡ وَلَعَلَّکُمۡ تَشۡكُرُوۡنَ
Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang benar dan yang batil. Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka wajib menggantinya, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Baqarah Ayat 185)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More