Cerita Sufi: Si Tolol dan Unta yang Sedang Makan Rumput
Jum'at, 15 Mei 2020 - 16:44 WIB
SEORANG Tolol memperhatikan seekor unta yang sedang makan rumput. Katanya kepada binatang itu, "Tampangmu mencong. Kenapa begitu?"
Unta menjawab, "Dalam menilai kesan yang timbul, kau mengaitkan kesalahan dengan hal yang mewujudkan bentuk. Hati-hatilah terhadap hal itu! Jangan menganggap wajahku yang buruk sebagai suatu kesalahan. Pergi kau menjauh dariku, ambil jalan lintas. Tampangku mengandung arti tertentu, punya alasan tertentu. Busur memerlukan yang lurus dan yang bengkok, pegangannya dan talinya."
( )
Orang tolol, enyahlah: "Pemahaman keledai sesuai dengan sifat keledai."
(Baca juga: Lolos Dari Maut, Abu Nawas Mengolah Ladang dari Dalam Penjara )
Catatan
Maulana Majdud, yang dikenal sebagai Hakim Sanai, Sang Bijak Yang Gilang Gemilang dari Ghaznas menghasilkan banyak karangan mengenai tak bisa dipercayanya kesan subyektif dan penilaian bersyarat. ( )
Salah satu petuahnya adalah, "Pada cermin rusak dalam pikiranmu, bidadari bisa tampak mempunyai wajah setan."
Kisah perumpamaan itu dipetik dari Taman Kebenaran yang Berpagar, yang ditulis sekitar tahun 1130..( )
Dinukil dari Kisah-Kisah Sufi, Kumpulan kisah nasehat para guru sufi selama seribu tahun yang lampau oleh Idries Shah (terjemahan: Sapardi Djoko Damono)
Unta menjawab, "Dalam menilai kesan yang timbul, kau mengaitkan kesalahan dengan hal yang mewujudkan bentuk. Hati-hatilah terhadap hal itu! Jangan menganggap wajahku yang buruk sebagai suatu kesalahan. Pergi kau menjauh dariku, ambil jalan lintas. Tampangku mengandung arti tertentu, punya alasan tertentu. Busur memerlukan yang lurus dan yang bengkok, pegangannya dan talinya."
( )
Orang tolol, enyahlah: "Pemahaman keledai sesuai dengan sifat keledai."
(Baca juga: Lolos Dari Maut, Abu Nawas Mengolah Ladang dari Dalam Penjara )
Catatan
Maulana Majdud, yang dikenal sebagai Hakim Sanai, Sang Bijak Yang Gilang Gemilang dari Ghaznas menghasilkan banyak karangan mengenai tak bisa dipercayanya kesan subyektif dan penilaian bersyarat. ( )
Salah satu petuahnya adalah, "Pada cermin rusak dalam pikiranmu, bidadari bisa tampak mempunyai wajah setan."
Kisah perumpamaan itu dipetik dari Taman Kebenaran yang Berpagar, yang ditulis sekitar tahun 1130..( )
Dinukil dari Kisah-Kisah Sufi, Kumpulan kisah nasehat para guru sufi selama seribu tahun yang lampau oleh Idries Shah (terjemahan: Sapardi Djoko Damono)
(mhy)