Orang-Orang Kanibal, Abu Nawas Akan Disembelih dan Dijadikan Bubur

Rabu, 13 Mei 2020 - 03:44 WIB
loading...
Orang-Orang Kanibal, Abu Nawas Akan Disembelih dan Dijadikan Bubur
Untung kau bertindak cepat, terlambat sedikit saja aku sudah jadi bubur! kata Baginda kepada Farhan.
A A A
Abu Nawas adalah pujangga Arab dan merupakan salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik. Penyair ulung sekaligus tokoh sufi ini mempunyai nama lengkap Abu Ali Al Hasan bin Hani Al Hakami dan hidup pada zaman Khalifah Harun Al-Rasyid di Baghdad (806-814 M). Cerita berikut dinukil dari Kisah Seribu Satu Malam . ( )

Saat itu Abu Nawas baru saja pulang dari istana setelah dipanggil Baginda, la tidak langsung pulang ke rumah melainkan berjalan-jalan lebih dahulu ke perkampungan orang-orang Badui. Ini memang sudah menjadi kebiasaan Abu Nawas yang suka mempelajari adat istiadat orang-orang Badui.

Pada suatu perkampungan, Abu Nawas sempat melihat sebuah rumah besar yang dari luar terdengar suara hingar bingar seperti suara kerumunan puluhan orang. Abu Nawas tertarik, ingin melihat untuk apa orang-orang badui berkumpul di sana, ternyata di rumah besar itu adalah tempat orang badui menjual bubur haris yaitu bubur khas makanan para petani. Tapi Abu Nawas tidak segera masuk ke rumah besar itu, merasa lelah dan ingin beristirahat maka ia terus berjalan ke arah pinggiran desa.

Abu Nawas beristirahat di bawah sebatang pohon rindang, la merasa hawa di situ amat sejuk dan segar sehingga tidak berapa lama kemudian mengantuk dan tertidur di bawah pohon.

Abu Nawas tak tahu berapa lama ia tertidur, tahu-tahu ia merasa dilempar ke atas lantai tanah. Brak! lapun tergagap bangun. "Kurang ajar! Siapa yang melemparku?" tanyanya heran sembari menengok kanan kiri.

Ternyata ia berada di sebuah ruangan pengap berjeruji besi. Seperti penjara. "Hai keluarkan aku! Kenapa aku dipenjara di sini?" teriak Abu Nawas.

Tidak berapa lama kemudian muncul seorang Badui bertubuh besar. Abu Nawas memperhatikan dengan seksama, ia ingat orang inilah yang menjual bubur haris di rumah besar di tengah desa.

"Jangan teriak-teriak, cepat makan ini!" kata orang Badui sembari menyodorkan piring ke lubang ruangan. Abu Nawas tidak segera makan. "Mengapa aku dipenjara?" tanyanya.

"Kau akan kami sembelih dan akan kami jadikan campuran bubur haris. "

"Hah? Jadi yang kau jual di tengah desa itu bubur manusia?"

"Tepat. . . . itulah makanan favorit kesukaan kami. "

"Kami ..? Jadi kalian sekampung suka makan daging manusia?"

"Iya, termasuk dagingmu, sebab besok pagi kau akan kami sembelih!"

"Sejak kapan kalian makan daging manusia?"

"Oh..., sejak lama .... setidaknya sebulan sekali kami makan daging manusia".

"Dari mana saja kalian dapatkan daging manusia?"

"Kami tidak mencari ke mana-mana, hanya setiap kali ada orang masuk atau lewat di desa kami pasti kami tangkap dan akhirnya kami sembelih untuk dijadikan bubur. "

Abu Nawas diam sejenak, la berpikir keras bagaimana caranya bisa meloloskan diri dari bahaya maut ini. la merasa heran, kenapa Baginda tidak mengetahui bahwa di wilayah kekuasaannya ada kanibalisme, ada manusia makan manusia.

"Barangkah para menteri hanya melaporkan hal yang baik-baik saja. Mereka tidak mau bekerja keras untuk memeriksa keadaan penduduk," pikir Abu Nawas. "Baginda harus mengetahui hal seperti ini secara langsung, kalau
perlu...! "

Setelah memberi makan bubur, Badui itu meninggalkan Abu Nawas. Abu Nawas tentu saja tak berani makan bubur itu jangan-jangan bubur manusia. la menahan lapar semalaman tak tidur, tubuhnya yang kurus makin nampak kurus.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3391 seconds (0.1#10.140)