Isra Miraj (1): Kisah Perjalanan Agung Nabi Muhammad

Selasa, 09 Maret 2021 - 17:45 WIB
Allah mendengar rintihan dan tangisan Nabi صلى الله عليه وسلم. Beberapa waktu sekembali beliau dari Thoif ke Makkah, Allah memanggil beliau untuk melakukan perjalanan Isra dan Mi'raj yang agung. Peristiwa Isra dan Mi'raj terjadi pada malam Senin 27 Rajab satu tahun sebelum Hijrah ke Madinah sebagaimana pendapat yang masyhur.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah bahwa Jabir bin Abdullah Al Anshor dan Abdullah ibnu Abbas radhiyallahu 'anhum berkata: " Rasulullah صلى الله عليه وسلم lahir pada hari Senin, dan hari Senin beliau diutus, dan pada hari Senin dimikrajkan ke langit, dan pada hari senin beliau wafat".

Tatkala Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم berada di Hijir Ismail samping Ka'bah, berbaring tidur bersama dua lelaki (Hamzah bin Abdul Muttholib dan Ja’far bin Abi Tholib), maka datanglah Jibril dan Mikail serta bersamanya Malaikat yang lain yaitu Isrofil. Para malaikat membawa Rasulullah hingga ke sumur Zamzam dan melentangkannya. Pada saat itu yang memimpin kejadian ini adalah Malaikat Jibril.

Di riwayat lain, saat Rasulullah sedang tidur dirumahnya, terbuka atap rumah Nabi dan turunlah Jibril lalu membelah bagian atas dada Nabi, hingga bawah perutnya. Lalu Jibril berkata kepada Mikail: "Berikanlah aku semangkok air Zamzam agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya".

Lalu dia keluarkan hatinya dan membasuhnya hingga tiga kali dan mencabut apa-apa yang mengganggu hatinya. Datanglah Mikail membawa tiga mangkok air Zamzam, lalu didatangkan satu mangkok dari emas yang penuh dengan hikmah dan iman lalu menuangkanya ke dada Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan memenuhinya dengan kebijaksanaan dan keilmuan lalu keyakinan serta keislaman. Setelah itu dirapatkan kembali dada Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan menstempelnya dengan stempel Nubuwah.

Diperjalankan dengan Buroq yang Indah

Lalu didatangkanlah Buroq yang indah berpelana dan bertali kekang. Buroq adalah hewan berwarna putih yang lebih tinggi dari keledai dan lebih kecil dari baghal (hasil perkawinan antara kuda dan keledai). Langkahnya sejauh mata memandang, memiliki dua telinga yang panjang.

Apabila mendaki gunung maka terangkat lebih tinggi kaki belakangnya, dan jika dia turun maka terangkat lebih tinggi kaki depannya. Buroq memiliki dua sayap di bagian pinggulnya yang membantu kakinya agar lebih cepat. Pada saat rasul ingin menaikinya, Buroq pun berontak untuk dinaiki oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Jibril meletakan tangan ke buraq, lalu berkata: "Tidakkah kau malu wahai Buroq! Demi Allah tidak ada yang menaikimu seorang makhluk yang lebih mulia darinya."

Maka Buroq pun tenang dan merasa malu sehingga keringatnya membasahi tubuhnya, lantas Rasulullah pun menaikinya. Buroq adalah kendaraan para Anbiya sebelum Rasulullah صلى الله عليه وسلم.

Wallahu A'lam

(Bersambung)!

(rhs)
Halaman :
Follow
Hadits of The Day
Dari Mu'adz bin Jabal bahwa Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam menggandeng tangannya dan berkata: Wahai Mu'adz, demi Allah, aku mencintaimu, aku wasiatkan kepadamu wahai Mu'adz, janganlah engkau tinggalkan setiap selesai shalat untuk mengucapkan:  ALLAAHUMMA A'INNII 'ALAA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI 'IBAADATIK (Ya Allah, tolonglah aku untuk selalu mengingat-Mu (berdzikir kepada-Mu), dan bersyukur kepada-Mu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu.)

(HR. Sunan Abu Dawud No. 1301)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More