4 Penemuan Ilmuwan Muslim yang Mengubah Dunia
Jum'at, 26 Maret 2021 - 18:06 WIB
Arsitektur adalah ilmu yang dikenal sejak dulu karena kebutuhan manusia untuk membuat tempat tinggal serta tempat-tempat yang menjadi kebutuhan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan hewan pun memiliki naluri dan insting untuk membuat bangunan tempat mereka tinggal. Namun perhitungan dan perumusannya diperkirakan baru ada di zaman Mesir kuno, kemudian dilanjutkan peradaban Babilonia dan Yunani.
Ilmu arsitektur masuk ke dunia Arab Islam melalui penerjemahan buku-buku arsitektur Yunani ke dalam bahasa Arab, khususnya buku Euclides, Ushul al-Handasah. Dari sinilah inovasi terhadap ilmu arsiterktur mulai dilakukan.
Orang-orang Arab Islam membagi arsitektur ke dalam dua bagian; aqliyah (nalar/matematika) dan hissiyah (seni atau sentuhan), atau dengan bahasa yang lebih mudah aqliyah adalah yang berkaitan dengan teori sedangkan hissiyah adalah tataran praktis. Kita dapati sebagaian karya arsitek Islam, Ibnu Haitsam, membuat teori persamaan dan materi dalam pembahasan cahaya untuk menentukan titik pantul dalam kondisi bulat berbentuk cakeram, krucut, cembung, atau botol kaca.
Pujian pun dilontarkan oleh ilmuan-ilmuan Barat terhadap arsitek dan arsitektur Islam. Martin Isbraikes, salah seorang orientalis yang meneliti sejarah Islam dalam masalah arsitektur dan ruang, mengatakan: "Meski dunia Arab diliputi kebodohan dalam bidang arsitek pada permulaan masa penaklukkan, namun pada kenyataannya arsitektur-arsitektur Islam terlihat di setiap negeri dan setiap zaman, berikut pengaruhnya dalam peradaban Islam. Di negeri Islamlah terdapat banyak bangunan sekolah setempat yang merupakan lambang keahlian pembuatnya." (Turats Islam bi Isyraf, Hal: 232).
3. Kamera
Ilmuwan muslim yang mengembangkan kemampuan optik menjadi kamera ialah Al-Haytam.
Sulit kita bayangkan dunia modern saat ini tanpa kamera. Perusahaan-perusahaan besar seperti Instagram dan Canon memanfaatkan tekonologi ini sebagai 'barang dagang' mereka yang utama. Seorang ilmuan Islam yang bernama Ibnu al-Haytam adalah orang pertama yang mengembangkan kemampuan optik untuk difungsikan menjadi kamera.
Hidup di tengah kota besar Kairo pada awal tahun 100-an M, Ibnu al-Haytam dikenal sebagai seorang ilmuwan yang paling terkemuka. Ia mengembangkan berbagai macam teori sains. Ketika menjadi tahanan rumah pada saat Bani Fatimiah berkuasa, ia mulai mempelajari kerja cahaya. Sebagian penelitiannya terfokus pada bagaimana memungsikan lensa pada kamera.
Ia adalah ilmuwan pertama yang menyadari ketika pin hole (lubang kecil kamera) dimasukkan ke dalam lightproof (kotak hitam), maka akan memproyeksikan sebuah gambar. Semakin kecil lubangnya, maka kualitas gambar yang dihasilkan pun semakin tajam. Tanpa penelitian Ibnu al-Haytam mengenai pergerakan cahaya ini, maka kamera yang ada di zaman modern ini tidak akan pernah ada.
4. Geografi
Khalifah Abbasiyah, Al-Makmun sebagai orang pertama yang merumuskan bumi itu bulat.
Peran ilmuwan mulsim dalam bidang ini amat penting, walaupun geografi bukanlah ilmu yang dilahirkan oleh kaum muslimin. Namun karya-karya umat Islam pada cabang ilmu geografi berpengaruh pada penjelajahan dunia bahkan penyebaran penduduk di muka bumi ini.
Bapak geografi Yunani, Hektatius, menyatakan bahwa bumi menggambar sebuah peta dengan dasar bulat pipih melingkar, walaupun teori Hektatius ini disanggah oleh Plato yang meyakini bahwa bumi itu bulat, namun Plato tak mampu mengungkapkan argument yang kuat atas teorinya tersebut.
Kemudian ilmuwan Islam, di antaranya Khalifah Abbasiyah, Al-Makmun sebagai orang pertama yang merumuskan bumi itu bulat dengan mengadakan penelitian dengan memprediksi letak bintang kutub. Ilmuan lainnya adalah Ibnu Khardzabah, yang menyatakan "Bumi itu berputar sebagaimana bola, tempatnya seperti muhhah (kuning telur) dalam tengah telur." (al-Masalik wa Mamalik, Hal: 4). Hal itu ia rumuskan berangkat dari kajian terhadap Al-Qur'an Surat Az-Zumar: 5 dan An-Naziat: 30.
Ilmuwan Islam juga berjasa membuat peta laut sehingga banyak orang mengadakan ekspedisi laut untuk mengelilingi dunia dan Peta al-Masudi tahun 956 Mberdampak pada tersebarnya manusia di berbagai benua di muka bumi. Seperti peta yang dibuat al-Idris dan al-Mas’udi dalam bukunya Murawwaju adz-Dzahab. Pembuatan peta ini jauh sebelum Cristoper Columbus mengklaim menemukan benua Amerika –mengenai klaim Columbus sebagai penemu benua Amerika telah penulis sanggah dalam tulisan sebelumnya: Klaim Columbus-.
Gustave Le Bon mengatakan: "Buku-buku Arab yang telah sampai kepada kita dalam ilmu Geografi penting untuk satu tujuan, dan sebagian dasar-dasar ilmu ini menjadi pelajaran di Eropa selama berabad-abad." (Gustave Le Bon, Hal: 469)
Baca Juga: 9 Ilmuwan Muslim Berpengaruh di Dunia Sains dan Kedokteran (1)
Ilmu arsitektur masuk ke dunia Arab Islam melalui penerjemahan buku-buku arsitektur Yunani ke dalam bahasa Arab, khususnya buku Euclides, Ushul al-Handasah. Dari sinilah inovasi terhadap ilmu arsiterktur mulai dilakukan.
Orang-orang Arab Islam membagi arsitektur ke dalam dua bagian; aqliyah (nalar/matematika) dan hissiyah (seni atau sentuhan), atau dengan bahasa yang lebih mudah aqliyah adalah yang berkaitan dengan teori sedangkan hissiyah adalah tataran praktis. Kita dapati sebagaian karya arsitek Islam, Ibnu Haitsam, membuat teori persamaan dan materi dalam pembahasan cahaya untuk menentukan titik pantul dalam kondisi bulat berbentuk cakeram, krucut, cembung, atau botol kaca.
Pujian pun dilontarkan oleh ilmuan-ilmuan Barat terhadap arsitek dan arsitektur Islam. Martin Isbraikes, salah seorang orientalis yang meneliti sejarah Islam dalam masalah arsitektur dan ruang, mengatakan: "Meski dunia Arab diliputi kebodohan dalam bidang arsitek pada permulaan masa penaklukkan, namun pada kenyataannya arsitektur-arsitektur Islam terlihat di setiap negeri dan setiap zaman, berikut pengaruhnya dalam peradaban Islam. Di negeri Islamlah terdapat banyak bangunan sekolah setempat yang merupakan lambang keahlian pembuatnya." (Turats Islam bi Isyraf, Hal: 232).
3. Kamera
Ilmuwan muslim yang mengembangkan kemampuan optik menjadi kamera ialah Al-Haytam.
Sulit kita bayangkan dunia modern saat ini tanpa kamera. Perusahaan-perusahaan besar seperti Instagram dan Canon memanfaatkan tekonologi ini sebagai 'barang dagang' mereka yang utama. Seorang ilmuan Islam yang bernama Ibnu al-Haytam adalah orang pertama yang mengembangkan kemampuan optik untuk difungsikan menjadi kamera.
Hidup di tengah kota besar Kairo pada awal tahun 100-an M, Ibnu al-Haytam dikenal sebagai seorang ilmuwan yang paling terkemuka. Ia mengembangkan berbagai macam teori sains. Ketika menjadi tahanan rumah pada saat Bani Fatimiah berkuasa, ia mulai mempelajari kerja cahaya. Sebagian penelitiannya terfokus pada bagaimana memungsikan lensa pada kamera.
Ia adalah ilmuwan pertama yang menyadari ketika pin hole (lubang kecil kamera) dimasukkan ke dalam lightproof (kotak hitam), maka akan memproyeksikan sebuah gambar. Semakin kecil lubangnya, maka kualitas gambar yang dihasilkan pun semakin tajam. Tanpa penelitian Ibnu al-Haytam mengenai pergerakan cahaya ini, maka kamera yang ada di zaman modern ini tidak akan pernah ada.
4. Geografi
Khalifah Abbasiyah, Al-Makmun sebagai orang pertama yang merumuskan bumi itu bulat.
Peran ilmuwan mulsim dalam bidang ini amat penting, walaupun geografi bukanlah ilmu yang dilahirkan oleh kaum muslimin. Namun karya-karya umat Islam pada cabang ilmu geografi berpengaruh pada penjelajahan dunia bahkan penyebaran penduduk di muka bumi ini.
Bapak geografi Yunani, Hektatius, menyatakan bahwa bumi menggambar sebuah peta dengan dasar bulat pipih melingkar, walaupun teori Hektatius ini disanggah oleh Plato yang meyakini bahwa bumi itu bulat, namun Plato tak mampu mengungkapkan argument yang kuat atas teorinya tersebut.
Kemudian ilmuwan Islam, di antaranya Khalifah Abbasiyah, Al-Makmun sebagai orang pertama yang merumuskan bumi itu bulat dengan mengadakan penelitian dengan memprediksi letak bintang kutub. Ilmuan lainnya adalah Ibnu Khardzabah, yang menyatakan "Bumi itu berputar sebagaimana bola, tempatnya seperti muhhah (kuning telur) dalam tengah telur." (al-Masalik wa Mamalik, Hal: 4). Hal itu ia rumuskan berangkat dari kajian terhadap Al-Qur'an Surat Az-Zumar: 5 dan An-Naziat: 30.
Ilmuwan Islam juga berjasa membuat peta laut sehingga banyak orang mengadakan ekspedisi laut untuk mengelilingi dunia dan Peta al-Masudi tahun 956 Mberdampak pada tersebarnya manusia di berbagai benua di muka bumi. Seperti peta yang dibuat al-Idris dan al-Mas’udi dalam bukunya Murawwaju adz-Dzahab. Pembuatan peta ini jauh sebelum Cristoper Columbus mengklaim menemukan benua Amerika –mengenai klaim Columbus sebagai penemu benua Amerika telah penulis sanggah dalam tulisan sebelumnya: Klaim Columbus-.
Gustave Le Bon mengatakan: "Buku-buku Arab yang telah sampai kepada kita dalam ilmu Geografi penting untuk satu tujuan, dan sebagian dasar-dasar ilmu ini menjadi pelajaran di Eropa selama berabad-abad." (Gustave Le Bon, Hal: 469)
Baca Juga: 9 Ilmuwan Muslim Berpengaruh di Dunia Sains dan Kedokteran (1)
(rhs)