9 Ilmuwan Muslim Berpengaruh di Dunia Sains dan Kedokteran (1)

Kamis, 30 Januari 2020 - 05:15 WIB
9 Ilmuwan Muslim Berpengaruh...
9 Ilmuwan Muslim Berpengaruh di Dunia Sains dan Kedokteran (1)
A A A
Islam adalah agama universal karena mencakup segala hal. Tak hanya soal fiqih ibadah, namun ilmu sains dan kesehatan juga dikaji dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits sebagai sumber hukum Islam.

Sejak zaman nabi dan para tabi'in, ilmuwan muslim sudah mulai mempelajari banyak hal termasuk ilmu sains. Imam Al-Ghozali (1058-1111) pernah mengatakan, Al-Qur'an itu laksana lautan yang tak bertepi, dan jika sekiranya lautan itu menjadi tinta untuk menjelaskan kata-kata Tuhanku, niscaya lautan itu akan habis sebelum kata-kata Tuhan itu berakhir.

Hubungan Al-Qur'an dengan sains tidak dapat dipisahkan, dan Islam merupakan satu-satunya agama yang respek terhadap ilmu pengetahuan. Dalam Al-Qur'an, Allah Ta'ala berfirman: "Wa qul Robbi zidni 'ilman (dan katakanlah, wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu)". (Surah Thaha ayat 114).

Ayat ini menegaskan bahwa ilmu ('ilm) memiliki tempat mulia di sisi Allah Ta'ala. Bahkan, wahyu pertama yang diturunkan Allah ke muka bumi sebagaimana diterima Nabi Muhammad SAW ialah kalimat iqra', "bacalah" (Surah Al-'alaq).

Tak heran pada masa kejayaan Islam (750-1258) para filsuf, ilmuwan, dan ulama Islam menghasilkan banyak karya dan kontribusi dalam bidang sains, kedokteran, astronomi, pemerintahan, dan sebagainya.

Meski zaman telah bertransformasi ke era modernisasi, para ilmuwan muslim tetap dikenang. Mereka menjadi inspirator bagi kemajuan dunia sains dan kesehatan. Berikut 9 ilmuwan muslim berpengaruh dalam dunia sains dan kedokteran yang dihimpun dari berbagai sumber.

1. Abu Bakar Muhammad Ar-Razi, Lahir di Teheran (864-930)

9 Ilmuwan Muslim Berpengaruh di Dunia Sains dan Kedokteran (1)
Nama lengkapnya Abu Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi atau dikenal dengan nama Razi lahir di Teheran, Iran tahun 864-930. Beliau meneliti penyakit seperti demam, penyakit cacar, alergi, dan asma. Beliau merupakan orang pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi.

Para ilmuwan barat mengenalnya dengan nama Rhazes, pakar sains dari Negara Iran. Razi pernah memimpin sebuah rumah sakit di Rayy dan Muqtadari di Baghdad. Razi pernah membuat penelitian mengenai penyakit cacar. Beliau juga menemukan penyakit alergi asma dan imunologi. Pada bidang farmasi, Ar-Razi berkontribusi membuat peralatan medis seperti tabung, spatula dan mortar. Selain itu beliau mengembangkan obat-obatan yang berasal dari merkuri. (Foto/http://abulyatama.ac.id)

2. Ibnu Haitsam/Alhazen, Lahir di Basrah (965-1039)
9 Ilmuwan Muslim Berpengaruh di Dunia Sains dan Kedokteran (1)
Nama lengkapnya Abu Ali Muhammad Al-Hassan Ibnu Al-Haitsam atau Ibnu Haitsam. Lahir di Basrah pada tahun 965 kemudian tinggal di Kairo hingga wafat pada tahun 1039. Beliau lebih dikenal dengan nama Alhazen, seorang ilmuwan yang meneliti tentang sifat cahaya dan juga ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan dan filsafat.

Ibnu Haitsam ketika hijrah ke Ahwaz dan Mesir menghasilkan beberapa karya tulis luar biasa tentang matematika dan falak saat dalam perjalanan. Beliau menjadi seorang yang mahir dalam bidang sains, falak, matematika, geometri pengobatan, dan falsafah.

Teorinya mengenai pengobatan mata masih digunakan hingga saat ini di berbagai universitas seluruh dunia. Para ilmuwan Eropa menggunakan penemuannya sebagai pendalaman atas ilmu yang mempelajari sifat cayaha. Beberapa ilmuwan Eropa seperti Boger, Bacon dan Kepler terinspirasi dari Alhazen dalam menciptakan mikroskop serta teleskop. (Foto/gramho.com)

3. Jabir Ibnu Hayyan, Lahir di Kufah (721-815)
9 Ilmuwan Muslim Berpengaruh di Dunia Sains dan Kedokteran (1)
Jabir Ibnu Hayyan lahir di Kuffah, Irak antara tahun 721-815. Ilmuwan Eropa lebih mengenalnya dengan nama Gebert, seorang penemu ilmu kimia. Gebert merupakan seorang tokoh ilmuwan Islam yang yang mempelajari ilmu kimia. Ilmu ini dipelajarinya bermula dari kajiannya terhadap Al-Qur'an dan berguru pada Barmaki Vizier seorang ilmuwan yang lahir pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad.

Penelitiannya berhasil dikembangkan melalui eksperimen tentang kuantitas zat yang berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi. Gebert kemudian menyempurnakan reaksi kimia lainnya seperti penguapan, sublimasi, distilasi, dan kristalisasi. Sehingga tidak heran jika banyak ilmuwan Eropa mempelajari ilmu tersebut dan menjadikannya sebagai rujukan ilmu sains khususnya kimia. (Foto/muslimobsession.com)

4. Al-Kindi, Lahir di Kufah (801-873)
9 Ilmuwan Muslim Berpengaruh di Dunia Sains dan Kedokteran (1)
Nama lengkapnya Abu Yusuf Yaqub Ibnu Ishaq Al-Kindi. Beliau seorang ilmuwan muslim yang mengarang sekitar 270 buku tentang ensiklopedi. Beliau juga ahli matematika, fisika, kedokteran, musik, geografis, filsafat Arab dan Yunani Kuno.

Al-Kindi dikenal sebagai filsuf muslim pertama yang mahir berbahasa Yunani selain bahasa Arab. Dalam dunia barat Al-Kindi diberi nama Al-Kindus yang akhirnya banyak membuat orang tidak tahu bahwa beliau adalah muslim. Dengan pemikiran cemerlangnya, Al-Kindi dikenal sebagai ilmuwan serba bisa meliputi ilmu pengobatan, farmakologi, astrologi, matematika, optic, zoology, meteorology dan gempa bumi. (Foto/pinterest.com)

5. Al-Kirmani, Lahir di Kordoba, Andalusia (970-1066)
9 Ilmuwan Muslim Berpengaruh di Dunia Sains dan Kedokteran (1)
Nama lengkapnya Abul Hakam Umar bin Abdirrahman bin Ahmad bin Ali Al-Kirmani, biasa dipanggil Al-Kirmani. Beliau merupakan ilmuwan muslim yang juga ahli bedah. Banyak karyanya yang ditulis dalam bidang geometrid dan logika. Beliau adalah murid dari Maslamah Al-Mairiti, berasal dari Kordoba Al-Andalus pada abad ke-12.

Pada saat menuntut ilmu, Al-Karmani pernah hijrah ke Al-Jazira yang terletak di Turki untuk mendalami ilmu geometrid dan kedokteran. Setelah itu ia kembali ke kota kelahirannya Al-Andalus. Di sana beliau menjalani praktik kedokteran meliputi praktik bedah pasien seperti amputasi dan kauterisasi. Beliau dijuluki sebagai ahli bedah abad ke-12. (Foto/laduni.com)

(Bersambung)
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0870 seconds (0.1#10.140)