Renungan: Bergerak dari Satu Keinginan untuk Keinginan yang Lain

Sabtu, 10 April 2021 - 20:44 WIB
Pemahaman ini mengubah kehidupan. Tatkala Anda pergi ke salah satu keinginan, apa yang Anda dapatkan? Pertama ada kegairahan besar, getaran yang besar juga petualangan. Sesuatu akan terjadi, Anda berada di ambang itu. Maka Anda memiliki kereta dan istana dan semua berlian di dunia. Tapi kini tiba-tiba semua tidak berarti lagi.

Apa yang terjadi? Pikiran Anda memiliki dematerialized itu. Kereta kencana ini berdiri gagah di jalan, tapi tidak memberi kepuasan lagi. Kegembiraan itu hanya dirasa tatkala baru didapatkan. Anda menjadi sangat mabuk dengan keinginan. Anda lupa ketiadaan batin Anda. Kini semua keinginan terpenuhi. Punya kereta, berlian di tangan tapi gairah menghilang. Sekali lagi, kekosongan itu ada, siap memakan Anda. Sekali lagi, Anda perlu membuat keinginan untuk melarikan diri dari semua ini.

Itulah bagaimana seseorang bergerak dari satu keinginan untuk keinginan yang lain. "Itulah tabiat pengemis. Dalam kenyataannya Anda yang pengemis. Seluruh hidup Anda membuktikan hal itu, lagi dan lagi. Anda selalu ingin ini dan itu. Dan ketika satu keinginan tercapai, Anda akan membutuhkan keinginan lainnya," kata pengemis itu.



Pada satu hari, kata pengemis itu lagi, Anda akan memahami bahwa keinginan seperti itu takkan memuaskan Anda. Saya merasa puas karena Tuhanku yang paling tinggi telah memberikan kebutuhan saya.

"Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung, dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rizki kepadanya. (QS. Al Hijr, 15: 19-20).

Itu adalah kisah pengemis dan raja. Kita bukan raja tapi jangan pula menjadi pengemis yang hanya pandai membangun keinginan demi keinginan. Tentramkan hati kita dengan mengingat Allah. "Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS 13:28).

Jangan habiskan energi kita hanya untuk keinginan demi keinginan itu. Cukupkanlah diri kita dengan apa yang diberikan Allah pada hari ini. Jika memang ingin perbaikan gaji maka berjuanglah dengan berbaik-baik dengan sang malaikat pembagi rezki...
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
Halaman :
cover top ayah
وَلَٮِٕنۡ اَذَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ مِنَّا رَحۡمَةً ثُمَّ نَزَعۡنٰهَا مِنۡهُ‌ۚ اِنَّهٗ لَيَـــُٔوۡسٌ كَفُوۡرٌ (٩) وَلَٮِٕنۡ اَذَقۡنٰهُ نَـعۡمَآءَ بَعۡدَ ضَرَّآءَ مَسَّتۡهُ لَيَـقُوۡلَنَّ ذَهَبَ السَّيِّاٰتُ عَنِّىۡ‌ ؕ اِنَّهٗ لَـفَرِحٌ فَخُوۡرٌۙ (١٠) اِلَّا الَّذِيۡنَ صَبَرُوۡا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِؕ اُولٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ مَّغۡفِرَةٌ وَّاَجۡرٌ كَبِيۡرٌ (١١)
Dan jika Kami berikan rahmat Kami kepada manusia, kemudian (rahmat itu) Kami cabut kembali, pastilah dia menjadi putus asa dan tidak berterima kasih. Dan jika Kami berikan kebahagiaan kepadanya setelah ditimpa bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata, Telah hilang bencana itu dariku. Sesungguhnya dia (merasa) sangat gembira dan bangga, kecuali orang-orang yang sabar, dan mengerjakan kebajikan, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar.

(QS. Hud Ayat 9-11)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More