Apakah Ahlul Kitab Semua Sama? Ini Penjelasan Quraish Shihab
Rabu, 19 Mei 2021 - 16:18 WIB
SEBAGIAN dari ayat-ayat yang berbicara tentang Ahl Al-Kitab adalah berupa kecaman dan sifat-sifat negatif mereka. Pertanyaan yang dapat muncul adalah: "Apakah ayat-ayat di atas berlaku umum, menyangkut semua Ahl Al-Kitab kapan dan di mana pun mereka berada?"
M Quraish Shihab dalam Wawasan Al-Qur’an menjelaskan penggalan terakhir surat Al-Ma-idah [5]: 59 menyatakan bahwa banyak di antara kamu (hai Ahl Al-Kitab), perlu digarisbawahi untuk menjawab pertanyaan ini. “Penggalan tersebut paling tidak menunjukkan bahwa tidak semua mereka bersikap demikian,” katanya.
Kesimpulan ini didukung dengan sangat jelas paling tidak dalam dua ayat berikut:
"Banyak dari Ahl Al-Kitab yang menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang timbul dari dalam hati mereka setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu" ( QS Al-Baqarah [2]: 109 ).
Perlu diketahui, kata Quraish Shihab, bahwa ayat di atas menggunakan kata katsir yang seharusnya diterjemahkan banyak, bukan kebanyakan sebagaimana dalam Al-Qur'an dan Terjemahannya oleh Departemen Agama. Ini dikuatkan juga dengan firman-Nya:
"Segolongan dari Ahl Al-Kitab ingin menyesatkan kamu padahal mereka (sebenarnya) tidak menyesatkan kecuali diri mereka sendiri, dan mereka tidak menyadarinya" ( QS Ali 'Imran [3]:69 )
Quraish menjelaskan kalau melihat redaksi ayat di atas, maka dapat dikatakan bahwa dalam konteks upaya pemurtadan, maka tidak semua mereka bersikap sama. Sejalan dengan ini, ada peringatan yang ditujukan kepada kaum Mukmin yang menyatakan:
"Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sekelompok dari Ahl Al-Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang-orang kafir sesudah kamu beriman" ( QS Ali 'Imran [3]: 100 ).
Nah, jika demikian dapat dipahami keterangan Al-Qur'an yang menyatakan bahwa,
"Mereka itu tidak sama. Di antara Ahl Al-Kitab ada golongan yang berlaku lurus. Mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud" ( QS Ali 'Imran [3]: 113 ) .
Sebelumnya dalam surat yang sama Al-Qur'an juga memberikan informasi,
"Di antara Ahl Al-Kitab ada yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu, dan di antara mereka ada juga yang jika kamu percayakan kepadanya satu dinar (saja) tidak dikembalikannya kepadamu, kecuali selama kamu berdiri (selalu menagihnya). Yang demikian itu karena mereka berkata (berkeyakinan) bahwa tidak ada dosa bagi kami (memperlakukan tidak adil) terhadap orang-orang ummi (Arab). Mereka berkata dusta terhadap Allah padahal mereka mengetahui" ( QS Ali 'Imran [3]: 75 ).
Demikian juga ketika Al-Qur'an mengungkap isi hati sebagian Ahl Al-Kitab dinyatakannya bahwa:
"Permusuhan antar sesama mereka sangatlah hebat. Kamu menduga mereka bersatu, padahal hati mereka berpecah belah" ( QS Al-Hasyr [59]: 14 ).
M Quraish Shihab dalam Wawasan Al-Qur’an menjelaskan penggalan terakhir surat Al-Ma-idah [5]: 59 menyatakan bahwa banyak di antara kamu (hai Ahl Al-Kitab), perlu digarisbawahi untuk menjawab pertanyaan ini. “Penggalan tersebut paling tidak menunjukkan bahwa tidak semua mereka bersikap demikian,” katanya.
Kesimpulan ini didukung dengan sangat jelas paling tidak dalam dua ayat berikut:
"Banyak dari Ahl Al-Kitab yang menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang timbul dari dalam hati mereka setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu" ( QS Al-Baqarah [2]: 109 ).
Perlu diketahui, kata Quraish Shihab, bahwa ayat di atas menggunakan kata katsir yang seharusnya diterjemahkan banyak, bukan kebanyakan sebagaimana dalam Al-Qur'an dan Terjemahannya oleh Departemen Agama. Ini dikuatkan juga dengan firman-Nya:
"Segolongan dari Ahl Al-Kitab ingin menyesatkan kamu padahal mereka (sebenarnya) tidak menyesatkan kecuali diri mereka sendiri, dan mereka tidak menyadarinya" ( QS Ali 'Imran [3]:69 )
Quraish menjelaskan kalau melihat redaksi ayat di atas, maka dapat dikatakan bahwa dalam konteks upaya pemurtadan, maka tidak semua mereka bersikap sama. Sejalan dengan ini, ada peringatan yang ditujukan kepada kaum Mukmin yang menyatakan:
"Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sekelompok dari Ahl Al-Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang-orang kafir sesudah kamu beriman" ( QS Ali 'Imran [3]: 100 ).
Nah, jika demikian dapat dipahami keterangan Al-Qur'an yang menyatakan bahwa,
"Mereka itu tidak sama. Di antara Ahl Al-Kitab ada golongan yang berlaku lurus. Mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud" ( QS Ali 'Imran [3]: 113 ) .
Sebelumnya dalam surat yang sama Al-Qur'an juga memberikan informasi,
"Di antara Ahl Al-Kitab ada yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu, dan di antara mereka ada juga yang jika kamu percayakan kepadanya satu dinar (saja) tidak dikembalikannya kepadamu, kecuali selama kamu berdiri (selalu menagihnya). Yang demikian itu karena mereka berkata (berkeyakinan) bahwa tidak ada dosa bagi kami (memperlakukan tidak adil) terhadap orang-orang ummi (Arab). Mereka berkata dusta terhadap Allah padahal mereka mengetahui" ( QS Ali 'Imran [3]: 75 ).
Demikian juga ketika Al-Qur'an mengungkap isi hati sebagian Ahl Al-Kitab dinyatakannya bahwa:
"Permusuhan antar sesama mereka sangatlah hebat. Kamu menduga mereka bersatu, padahal hati mereka berpecah belah" ( QS Al-Hasyr [59]: 14 ).
(mhy)