Ketika Imam Syafi'i Tidak Qunut, Berikut Kisahnya
Kamis, 03 Juni 2021 - 15:27 WIB
Kisah Imam Syafi'i, ulama pendiri Mazhab Syafi'iyah dapat dijadikan teladan betapa akhlak adalah hal yang sangat dujunjung tinggi oleh beliau. Suatu ketika, beliau tidak berqunut ketika sholat Subuh. Apa sebabnya?
Imam Syafi'i dieknal sebagai Bapak ushul fiqih yang tak hanya tenar karena kepakarannya di bidang hukum Islam. Sejumlah ulama menilai, Imam Syafi'i juga layak sebagai pelopor disiplin keislaman lainnya, seperti ilmu tafsir dan musthalah hadits.
Berikut kisah beliau ketika tidak membaca qunut dilansir dari NU Online. Kisah ini juga ditemukan dalam Kitab "at-Tibyân" karya Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy'ari.
Terlahir dengan nama Muhammad ibn Idris, Imam Syafi’i tumbuh sebagai pribadi cerdas dan kritis. Memang beliau sangat memuliakan dan mengagumi guru-gurunya. Namun, proses pencarian kebenaran yang gigih membawanya ke panggung ijtihad yang mandiri.
Imam Syafi'i sukses membangun mazhabnya sendiri, terutama fiqih. Tak pelak, Imam Syaf'i pun berbeda pandangan dengan para pendiri mazhab fiqih lain, baik gurunya sendiri, Imam Malik; pendahulunya, Imam Hanafi; ataupun muridnya, Imam Hanbali. Soal qunut misalnya. Imam Hanafi dan Imam Hanbali tegas bahwa qunut tak sunnah pada sembahyang shubuh, kecuali pada sembahyang witir.
"Dalam sembahyang shubuh, Nabi melaksanakan qunut hanya selama satu bulan. Setelah itu tidak," dalihnya.
Imam Syafi'i menolak pendapat ini. Dengan dalil yang tak kalah kuat, beliau meyakini qunut shubuh juga berstatus sunnah. Di antaranya beliau bersandar pada hadits: "Rasulullah SAW senantiasa melakukan qunut di sholat fajar (shalat Subuh) sampai beliau meninggal dunia."
Sebagai ulama yang konsekuen, Imam Syafi'i tak putus membaca qunut shubuh sepanjang hidupnya. Selalu. Kecuali pada suatu hari yang aneh. Ya, saat itu Imam Syafi’i meninggalkan qunut shubuh. Perilaku ganjil yang sepintas tampak mengkhianati buah pikirannya sendiri ini terjadi di Baghdad, Iraq. Persisnya, di dekat sebuah makam.
Ternyata Imam Syafi'i sedang menaruh hormat yang tinggi kepada ilmu dan jerih payah pemikiran ulama lain, kendatipun berseberangan dengan pahamnya. Karena di tanah makam di sekitar tempat ia sembahyang itu telah bersemayam jasad mujtahid agung, Abu Hanifah Nu'man bin Tsabit atau yang dikenal dengan Imam Hanafi.
Wallahu A'lam
Imam Syafi'i dieknal sebagai Bapak ushul fiqih yang tak hanya tenar karena kepakarannya di bidang hukum Islam. Sejumlah ulama menilai, Imam Syafi'i juga layak sebagai pelopor disiplin keislaman lainnya, seperti ilmu tafsir dan musthalah hadits.
Berikut kisah beliau ketika tidak membaca qunut dilansir dari NU Online. Kisah ini juga ditemukan dalam Kitab "at-Tibyân" karya Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy'ari.
Terlahir dengan nama Muhammad ibn Idris, Imam Syafi’i tumbuh sebagai pribadi cerdas dan kritis. Memang beliau sangat memuliakan dan mengagumi guru-gurunya. Namun, proses pencarian kebenaran yang gigih membawanya ke panggung ijtihad yang mandiri.
Imam Syafi'i sukses membangun mazhabnya sendiri, terutama fiqih. Tak pelak, Imam Syaf'i pun berbeda pandangan dengan para pendiri mazhab fiqih lain, baik gurunya sendiri, Imam Malik; pendahulunya, Imam Hanafi; ataupun muridnya, Imam Hanbali. Soal qunut misalnya. Imam Hanafi dan Imam Hanbali tegas bahwa qunut tak sunnah pada sembahyang shubuh, kecuali pada sembahyang witir.
"Dalam sembahyang shubuh, Nabi melaksanakan qunut hanya selama satu bulan. Setelah itu tidak," dalihnya.
Imam Syafi'i menolak pendapat ini. Dengan dalil yang tak kalah kuat, beliau meyakini qunut shubuh juga berstatus sunnah. Di antaranya beliau bersandar pada hadits: "Rasulullah SAW senantiasa melakukan qunut di sholat fajar (shalat Subuh) sampai beliau meninggal dunia."
Sebagai ulama yang konsekuen, Imam Syafi'i tak putus membaca qunut shubuh sepanjang hidupnya. Selalu. Kecuali pada suatu hari yang aneh. Ya, saat itu Imam Syafi’i meninggalkan qunut shubuh. Perilaku ganjil yang sepintas tampak mengkhianati buah pikirannya sendiri ini terjadi di Baghdad, Iraq. Persisnya, di dekat sebuah makam.
Ternyata Imam Syafi'i sedang menaruh hormat yang tinggi kepada ilmu dan jerih payah pemikiran ulama lain, kendatipun berseberangan dengan pahamnya. Karena di tanah makam di sekitar tempat ia sembahyang itu telah bersemayam jasad mujtahid agung, Abu Hanifah Nu'man bin Tsabit atau yang dikenal dengan Imam Hanafi.
Wallahu A'lam
(rhs)