Hukum Mendoakan Keburukan
Selasa, 15 Juni 2021 - 08:11 WIB
Meskipun orang yang dizalimi adalah orang kafir, Allah tetap akan mendengar dan mengabulkan doanya, sebagaimana hadis Rasulullah yang disebutkan Imam Ahmad dalam Musnad-nya:
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ إِسْحَاقَ، قَالَ: أَخْبَرَنِي يَحْيَى بْنُ أيُّوبَ، قَالَ: أَخْبَرَنِي أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْأَسَدِيُّ قَالَ: سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
اتَّقُوا دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ، وَإِنْ كَانَ كَافِرًا، فَإِنَّهُ لَيْسَ دُونَهَا حِجَابٌ
“Yahya bin Ishaq mengabarkan kepadaku (Imam Ahmad), ia berkata: Yahya bin Ayyub mengabarkan kepadaku ia berkata: Abu Abdillah al-Asadi berkata: Aku mendengar Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Hati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, meskipun ia orang kafir, sesungguhnya tak ada penghalang baginya.” (Musnad Ahmad, No. 12549)
Doa Hak Preogratif Allah
Tidak semua doa dikabulkan oleh Allah. Bayangkan saja jika misalnya seseorang sakit hati atau miskomunikasi dengan saudaranya karena permasalahan sepele lalu ia mendoakan keburukan untuk orang yang menyakitinya. Sementara orang yang bersangkutan tidak bersalah, misalnya, atau sama-sama merasa terzalimi lalu Allah mengabulkan doanya, jika demikian maka apa jadinya dunia ini? seolah-olah dunia ini diatur oleh kehendak manusia, bukan kehendak Allah.
Dari sinilah bisa kita pahami bahwa urusan terkabulnya doa ada hak prerogatif Allah. Tidak semua doa-doa itu dikabulkan oleh Allah. Allah dengan ilmunya yang Maha Bijaksana-lah yang akan mengabulkan doa-doa itu demi kemaslahatan seluruh hamba-Nya.
Allah Ta'ala berfirman:
وَلَوْ يُعَجِّلُ اللَّهُ لِلنَّاسِ الشَّرَّ اسْتِعْجَالَهُمْ بِالْخَيْرِ لَقُضِيَ إِلَيْهِمْ أَجَلُهُمْ فَنَذَرُ …
“Kalau sekiranya Allah menyegerakan doa keburukan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka …” (QS. Yunus: 11)
Menurut Ibnu Katsir, melalui ayat ini Allah mengabarkan kepada manusia akan sifat santun-Nya. Karenanya, Allah tidak mengabulkan doa keburukan yang diperuntukkan kepada seseorang atas jiwa, harta, dan anak-anak mereka dalam kondisi letih/bosan atau marah, Allah Maha Mengetahui bahwa hal itu dilakukan bukan dengan sengaja (agar keburukan itu benar-benar terjadi padanya). (Tafsir al-Qur’an al-Adzhim, 4/ 251)
Singkatnya, orang yang terzalimi diberikan hak istimewa oleh Allah. Doa yang diucapkan untuk orang yang menzaliminya, akan dikabulkan oleh Allah.
Manakala doa buruk itu dikabulkan pasti kita ada perasaan puas dan merasa terbalas, tapi hanya itu saja yang didapat, tak lebih. Maka, tak perlu mendoakan keburukan. Cukuplah mendoakan dengan doa yang baik-baik. Dengan begitu, mudah-mudahan kebaikan pun akan menghampiri.
Wallahu A'lam
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ إِسْحَاقَ، قَالَ: أَخْبَرَنِي يَحْيَى بْنُ أيُّوبَ، قَالَ: أَخْبَرَنِي أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْأَسَدِيُّ قَالَ: سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
اتَّقُوا دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ، وَإِنْ كَانَ كَافِرًا، فَإِنَّهُ لَيْسَ دُونَهَا حِجَابٌ
“Yahya bin Ishaq mengabarkan kepadaku (Imam Ahmad), ia berkata: Yahya bin Ayyub mengabarkan kepadaku ia berkata: Abu Abdillah al-Asadi berkata: Aku mendengar Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Hati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, meskipun ia orang kafir, sesungguhnya tak ada penghalang baginya.” (Musnad Ahmad, No. 12549)
Doa Hak Preogratif Allah
Tidak semua doa dikabulkan oleh Allah. Bayangkan saja jika misalnya seseorang sakit hati atau miskomunikasi dengan saudaranya karena permasalahan sepele lalu ia mendoakan keburukan untuk orang yang menyakitinya. Sementara orang yang bersangkutan tidak bersalah, misalnya, atau sama-sama merasa terzalimi lalu Allah mengabulkan doanya, jika demikian maka apa jadinya dunia ini? seolah-olah dunia ini diatur oleh kehendak manusia, bukan kehendak Allah.
Dari sinilah bisa kita pahami bahwa urusan terkabulnya doa ada hak prerogatif Allah. Tidak semua doa-doa itu dikabulkan oleh Allah. Allah dengan ilmunya yang Maha Bijaksana-lah yang akan mengabulkan doa-doa itu demi kemaslahatan seluruh hamba-Nya.
Allah Ta'ala berfirman:
وَلَوْ يُعَجِّلُ اللَّهُ لِلنَّاسِ الشَّرَّ اسْتِعْجَالَهُمْ بِالْخَيْرِ لَقُضِيَ إِلَيْهِمْ أَجَلُهُمْ فَنَذَرُ …
“Kalau sekiranya Allah menyegerakan doa keburukan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka …” (QS. Yunus: 11)
Menurut Ibnu Katsir, melalui ayat ini Allah mengabarkan kepada manusia akan sifat santun-Nya. Karenanya, Allah tidak mengabulkan doa keburukan yang diperuntukkan kepada seseorang atas jiwa, harta, dan anak-anak mereka dalam kondisi letih/bosan atau marah, Allah Maha Mengetahui bahwa hal itu dilakukan bukan dengan sengaja (agar keburukan itu benar-benar terjadi padanya). (Tafsir al-Qur’an al-Adzhim, 4/ 251)
Singkatnya, orang yang terzalimi diberikan hak istimewa oleh Allah. Doa yang diucapkan untuk orang yang menzaliminya, akan dikabulkan oleh Allah.
Manakala doa buruk itu dikabulkan pasti kita ada perasaan puas dan merasa terbalas, tapi hanya itu saja yang didapat, tak lebih. Maka, tak perlu mendoakan keburukan. Cukuplah mendoakan dengan doa yang baik-baik. Dengan begitu, mudah-mudahan kebaikan pun akan menghampiri.
Wallahu A'lam
(wid)
Lihat Juga :