5 Ilmuwan Muslim, Peletak Ilmu Dasar Teknologi Kecantikan Masa Kini
Jum'at, 18 Juni 2021 - 17:03 WIB
Di era modern saat ini, tak dipungkiri kaum wanita yang melakukan perawatan kecantikan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada seperti sulam alis, extension bulu mata, sedot lemak hingga operasi plastik.
Sebenarnya teknologi kecantikan ini akan memiliki biaya lebih besar ketimbang menggunakan cara alami . Tetapi karena hasilnya jauh lebih cepat dan praktis maka banyak perempuan yang merasa tidak keberatan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Oleh sebab itu teknologi kecantikan pada saat ini menjadi salah satu fenomena di era modern, terutama di kalangan wanita termasuk muslimah.
Pada dasarnya, Islam tidak melarang seorang muslimah untuk mempercantik diri. Namun demikian, Allah Subhanahu wa Ta'ala melarang perbuatan yang berlebihan, terlebih sampai mencelakai diri sendiri. Mempercantik diri boleh saja selama hal itu tidak ditujukan untuk dosa dan kemaksiatan serta tidak mendatangkan kemudharatan.
Dan tahukah Anda, bahwa ternyata banyak kontribusi ilmuwan Muslim di bidang teknologi kecantikan yang sekarang berkembang ini. Parfum misalnya. Parfum telah dikenal di Jazirah Arab sejak sebelum datangnya Islam, kemudian oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam disunnahkan dipakai oleh laki-laki setiap akan ke masjid, dan oleh wanita setiap akan bertemu suaminya. Dirangkum dari berbagai sumber, inilah beberapa ilmuwan peletak ilmu dasar teknologi kecantikan:
1. Al-Hayan dan Al Kindi untuk cikal bakal parfum
Ahli kimia Jabir al-Hayan (lahir 722 M) dan Al-Kindi (lahir 801 M) mengembangkan banyak sekali teknik untuk membuat parfum dan kosmetik sebagaimana obat-obatan. Mereka mengembangkan teknik destilasi, evaporasi dan filtrasi untuk mendapatkan koleksi bau harum berbagai jenis bunga, buah, kulit buah, kulit pohon, daun hingga akar dari ratusan jenis tumbuhan. Sebagian zat ini ada yang larut di air, ada pula yang di minyak.
2. al-Kindi, penemu sabun
Sebenarnya produk utama ilmu kimia adalah sabun. Sabun ini awalnya dibuat dari reaksi kimia yang melibatkan minyak sesam, potassium, alkali, kapur dan tanah lumpur. Namun sabun modern yang dibuat dari minyak nabati dan aromatik, resep awalnya juga ditemukan oleh ilmuwan Muslim. Sabun ini berbeda dari sabun awal yang berubah menjadi deterjen. Al-Kindi menyediakan resep paling awal untuk memproduksi zat-zat ini dalam bukunya Kitab Kimiya’ al-‘Itr (Book of the Chemistry of Perfume). Pekerjaan al-Kindi ini dilanjutkan terus sampai ke masa Abu Ali ibn Sina di abad 11 M.
3. Abu al-Qasim az-Zahrawi, penemu lipstik
Pada 1000 M, Abu al-Qasim az-Zahrawi menemukan lipstik dalam bentuk yang bertahan hingga kini.
4. Abu l-Hasan ‘Ali Ibn Nafi‘, perintis sekolah kecantikan
Sekitar abad 8-9 M, seorang saintis dan musisi Andalusia Abu l-Hasan ‘Ali Ibn Nafi‘ – yang lebih dikenal dengan nama Ziryab, telah meletakkan dasar-dasar kosmetika dan estetika dengan membuka sekolah kecantikan pertama di Alcazar, Cordoba. Di sana, Ziryab pertama-tama mengajari istrinya sendiri dan beberapa wanita – yang kemudian menjadi para asistennya untuk mengajari wanita-wanita lainnya – berbagai hal, dari mendesain mode pakaian hingga membentuk bulu mata dan bercelak. Dia juga menemukan depilatori untuk menghilangkan bulu tubuh yang berlebihan, deodoran yang dioleskan di ketek dan menemukan pasta gigi, meskipun bahan-bahannya sekarang sudah tidak diketahui lagi.
Kala itu, Ziryab juga menyarankan untuk memakai jenis pakaian yang berbeda untuk pagi, siang dan malam hari, bahkan mode yang berbeda setiap pergantian musim. Hal ini membuat seorang sejarawan Perancis Henri Terrace menyebut Ziryab “Bapak fashion”, yang mempengaruhi keseluruhan industri fashion hingga hari ini.
Sedangkan untuk memperkuat suasana indah, Ziryab juga memperkenalkan tata cara makan yang sekarang disebut sebagai table manner, di mana ada tiga tahap: soup, main course dan desert. Dia juga memulai tradisi baru menggunakan tempat minum dari bahan gelas atau kristal, menggantikan cangkir logam, sehingga keindahan minuman dapat ditonjolkan untuk membangkitkan selera. Makanan yang halal dan baik adalah kunci kesehatan, dan kesehatan adalah kunci kecantikan.
5. Abulcasis, penemu bidang kecantikan dan kesehatan gigi
Sebenarnya teknologi kecantikan ini akan memiliki biaya lebih besar ketimbang menggunakan cara alami . Tetapi karena hasilnya jauh lebih cepat dan praktis maka banyak perempuan yang merasa tidak keberatan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Oleh sebab itu teknologi kecantikan pada saat ini menjadi salah satu fenomena di era modern, terutama di kalangan wanita termasuk muslimah.
Pada dasarnya, Islam tidak melarang seorang muslimah untuk mempercantik diri. Namun demikian, Allah Subhanahu wa Ta'ala melarang perbuatan yang berlebihan, terlebih sampai mencelakai diri sendiri. Mempercantik diri boleh saja selama hal itu tidak ditujukan untuk dosa dan kemaksiatan serta tidak mendatangkan kemudharatan.
Dan tahukah Anda, bahwa ternyata banyak kontribusi ilmuwan Muslim di bidang teknologi kecantikan yang sekarang berkembang ini. Parfum misalnya. Parfum telah dikenal di Jazirah Arab sejak sebelum datangnya Islam, kemudian oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam disunnahkan dipakai oleh laki-laki setiap akan ke masjid, dan oleh wanita setiap akan bertemu suaminya. Dirangkum dari berbagai sumber, inilah beberapa ilmuwan peletak ilmu dasar teknologi kecantikan:
1. Al-Hayan dan Al Kindi untuk cikal bakal parfum
Ahli kimia Jabir al-Hayan (lahir 722 M) dan Al-Kindi (lahir 801 M) mengembangkan banyak sekali teknik untuk membuat parfum dan kosmetik sebagaimana obat-obatan. Mereka mengembangkan teknik destilasi, evaporasi dan filtrasi untuk mendapatkan koleksi bau harum berbagai jenis bunga, buah, kulit buah, kulit pohon, daun hingga akar dari ratusan jenis tumbuhan. Sebagian zat ini ada yang larut di air, ada pula yang di minyak.
2. al-Kindi, penemu sabun
Sebenarnya produk utama ilmu kimia adalah sabun. Sabun ini awalnya dibuat dari reaksi kimia yang melibatkan minyak sesam, potassium, alkali, kapur dan tanah lumpur. Namun sabun modern yang dibuat dari minyak nabati dan aromatik, resep awalnya juga ditemukan oleh ilmuwan Muslim. Sabun ini berbeda dari sabun awal yang berubah menjadi deterjen. Al-Kindi menyediakan resep paling awal untuk memproduksi zat-zat ini dalam bukunya Kitab Kimiya’ al-‘Itr (Book of the Chemistry of Perfume). Pekerjaan al-Kindi ini dilanjutkan terus sampai ke masa Abu Ali ibn Sina di abad 11 M.
Baca Juga
3. Abu al-Qasim az-Zahrawi, penemu lipstik
Pada 1000 M, Abu al-Qasim az-Zahrawi menemukan lipstik dalam bentuk yang bertahan hingga kini.
4. Abu l-Hasan ‘Ali Ibn Nafi‘, perintis sekolah kecantikan
Sekitar abad 8-9 M, seorang saintis dan musisi Andalusia Abu l-Hasan ‘Ali Ibn Nafi‘ – yang lebih dikenal dengan nama Ziryab, telah meletakkan dasar-dasar kosmetika dan estetika dengan membuka sekolah kecantikan pertama di Alcazar, Cordoba. Di sana, Ziryab pertama-tama mengajari istrinya sendiri dan beberapa wanita – yang kemudian menjadi para asistennya untuk mengajari wanita-wanita lainnya – berbagai hal, dari mendesain mode pakaian hingga membentuk bulu mata dan bercelak. Dia juga menemukan depilatori untuk menghilangkan bulu tubuh yang berlebihan, deodoran yang dioleskan di ketek dan menemukan pasta gigi, meskipun bahan-bahannya sekarang sudah tidak diketahui lagi.
Baca Juga
Kala itu, Ziryab juga menyarankan untuk memakai jenis pakaian yang berbeda untuk pagi, siang dan malam hari, bahkan mode yang berbeda setiap pergantian musim. Hal ini membuat seorang sejarawan Perancis Henri Terrace menyebut Ziryab “Bapak fashion”, yang mempengaruhi keseluruhan industri fashion hingga hari ini.
Sedangkan untuk memperkuat suasana indah, Ziryab juga memperkenalkan tata cara makan yang sekarang disebut sebagai table manner, di mana ada tiga tahap: soup, main course dan desert. Dia juga memulai tradisi baru menggunakan tempat minum dari bahan gelas atau kristal, menggantikan cangkir logam, sehingga keindahan minuman dapat ditonjolkan untuk membangkitkan selera. Makanan yang halal dan baik adalah kunci kesehatan, dan kesehatan adalah kunci kecantikan.
5. Abulcasis, penemu bidang kecantikan dan kesehatan gigi