Ketika Nafsu Bertempur Setiap Hari

Rabu, 30 Juni 2021 - 17:32 WIB
ilustrasi. Foto istimewa
Muslimah, sebagai manusia sangat alamiah ketika suatu waktu mengalami perasaan bimbang . Bimbang karena pilihan baik atau buruk dari kondisi yang sedang dialami? Sesungguhnya, perasaan bimbang sangat manusiawi, karena sejatinya Allah memang menciptakan nafsu manusia yang mempunyai sifat berkebalikan. Sungguh Allah adalah dzat Yang Maha Tinggi. Seluruh alam semesta tunduk kepadaNya, termasuk nafsu.



Alkisah, ada pertempuran sengit tentang nafsu ini. Ketika Allah ta'ala menjadikan nafsu dalam dua bentuk yaitu nafsu mutmainah dan nafsu lawwamah.

"Bukankah aku ini Tuhanmu?" berkata Allah kepada kedua nafsu tersebut.

Lantas nafsu mutmainah menjawab, "Benar Ya Allah. Kami bersaksi, Engkaulah Tuhan kami."

Nafsu ini senantiasa tunduk dan patuh terhadap perintah Allah. Ia mengakui bahwa Allahlah yang paling tinggi. Nafsu mutmainahlah yang akan mengarahkan manusia agar selalu mendengarkan perintah Allah. Orang-orang yang memihak pada nafsu mutmainah akan selalu diridhai Allah.



Namu hal sama tak terjadi pada nafsu lawwamah. Ketika ditanya pertanyaan yang sama, ia terdiam, tidak menolah tapi juga tidak mengiyakan. Karena itu, Allah memasukkan nafsu lawwamah ke dalam neraka Jahim. Walau dihadapkan pada api neraka Jahim, nafsu ini tetap diam. Setelah diangkat dari tempat terhina itu, Allah kembali menanyakan hal yang sama. Namun nafsu lawwamah masih tak bergeming.

Kemudian Allah tempatkan nafsu lawwamah di neraka Jahanam. Api neraka telah membakar nafsu ini, sedang ia masih membisu. Setelah diangkat lagi dan ditanyakan hal yang sama, ia masih bungkam.

Akhirnya Allah menempatkan nafsu lawwamah ke neraka Wail. Nereka yang menyiksa penghuninya dengan suhu yang sangat dingin. Nafsu ini ternyata tak tahan dan berteriak meminta ampun seraya berkata, "Benar, Ya Allah. Kami bersaksi, Engkaulah Tuhan kami." Lalu Allah mengangkat dan dijadikan satu dengan nafsu mutmainah.



Nafsu lawwamah mempunyai sifat yang bertolak belakang dengan mutmainah. Ia terus saja mengingkari bahwa Allah adalah Tuhannya. Sifat membangkangnya itu yang kemudian membuat Allah memasukkanya ke dalam neraka Wail. Orang-orang yang memihak pada nafsu lawwamah akan selalu mengedepankan kepentingan pribadi dan membela pada keadaan.

Kelak di dunia, mereka akan selalu bersaing mengenai siapa yang paling berkuasa terhadap suatu manusia tergantung jalan hidup yang pilihnya. Jika seseorang hendak beramal dengan keadaan uang yang pas-pasan, maka berkatalah nafsu mutmainah, “Sesungguhnya uang yang engkau amalkan akan menolongmu ketika di hari pembalasan.”

Sedangkan nafsu yang satunya, lawwamah akan berkata, “Sungguh dirimu dalam keadaan kekurangan hari ini. Hendaknya engkau beramal ketika mempunyai uang yang lebih banyak.”



Menurut Imam Al Ghazali, perang dan pertarungan melawan nafsu berlangsung setiap saat. Dalam pertarungan ini, kita bisa menang pada suatu waktu, tetapi kalah pada waktu yang lain. Begitulah seterusnya, menang dan kalah silih berganti.

Namun, bagi orang-orang tertentu, yang terpelajar dan terlatih, serta mendapat pertolongan dari Allah, mereka mampu menaklukkannya dan keluar sebagai pemenang. Mereka itulah yang dinamakan petarung sejati. Allah SWT menjanjikan kemuliaan dan surga kepada mereka. "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal-(nya)." (QS al-Nazi`at:40-41).

3 Tingkatan Perang Melawan Hawa Nafsu

Dalam buku Mizan al-'Amal, Imam Ghazali menyebutkan tiga tingkatan manusia dalam pertempuran hawa nafsu ini. Yakni:

1. Orang yang sepenuhnya dikuasai oleh hawa nafsunya dan tidak dapat melawannya sama sekali.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Farwah bin Naufal Al Asyja'i dia berkata: Saya pernah bertanya kepada Aisyah tentang doa yang pernah diucapkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat memohon kepada Allah Azza wa Jalla, maka Aisyah menjawab, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berdoa: ALLAHUMMA INNI A'UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA 'AMILTU WA MIN SYARRI MAA LAM A'MAL (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatan yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan).

(HR. Muslim No. 4891)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More