Khutbah Idul Adha Masa Pandemi: Membangun Keluarga Harmonis

Sabtu, 17 Juli 2021 - 18:53 WIB
Ilustrasi/Dok, SINDOnews
Idul Adha 1442 H belum bebas dari pandemi. Sebagai ikhtiar menjaga kemaslahatan umat muslim, protokol kesehatan wajib dipertahankan. Naskah khutbah pendek ini dinukil dari muhammadiyah.or.id. bertujuan membantu para khatib menyesuaikan durasi khutbah lebih adaptif dengan standar prokotol kesehatan.

***

اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ

: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ



Allahu akbar Allahu akbar laa ilaaha illaalaahu allaahu akbar wa lillahilhamdu.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan Pelimpah cahaya dan kirana. Dialah Allah, Yang Maha Awal tanpa permulaan, Yang Maha Akhir tanpa penghujung, dan Yang Maha Abadi tanpa perubahan.

Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Semoga kita senantiasa menjadi hamba-hamba Allah yang terus memelihara keislaman, memperkuat keimanan, dan memperteguh keihsanan.



Jamaah Salat Idul Adha rahimakumullah,

Kita tahu bahwa Allah SWT menciptakan manusia dalam keadaan berpasangan, laki-laki dan perempuan. Sebagai bagian dari umat Islam, setiap orang perlu menghayati makna pernikahan sebagai ibadah sekaligus upaya menyempurnakan agama.

Nabi SAW bersabda, “Jika seorang hamba telah menikah, sungguh sempurnalah setengah agamanya, hendaklah dia bertakwa kepada Allah pada sebagian lainnya.” (HR Baihaqi).

Allah SWT menegaskan dalam QS An-Nisa ayat ke-21 bahwa pernikahan adalah perjanjian yang teramat berat (mitsaqan ghalizhan). Tujuan dari pernikahan sendiri adalah membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.

Sakinah bermakna kedamaian, ketenteraman, keharmonisan, dan kekompakan. Artinya, pasangan satu sama lain dapat memberikan ketegaran hidup dan rasa aman dari segala kekhawatiran dan ketakutan.

Mawaddah berarti rasa saling mencintai dan menyayangi dengan penuh rasa tanggung jawab semua anggota keluarga. Tidak boleh saling mendiamkan atau mengungkapkan kata-kata yang tidak baik. Istri harus lembut tatkala bicara dengan suami. Suami harus penuh pengertian saat bersama istri.

Rahmah adalah rasa saling simpati, yang mewujud dalam laku saling pengertian, penghormatan, dan tanggung jawab antara yang satu dengan lainnya. Tidak harus dengan I love you, menyiapkan makanan favorit, membuat kejutan, atau sekadar becanda dan tertawa bersama merupakan wujud dari Rahmah.



Jamaah Salat Idul Adha rahimakumullah,

Di hari Idul Adha ini marilah kita kembalikan ke jalur yang tepat tujuan membangun keluarga. Semoga dengan adanya Idul Adha di rumah ini menjadi momentum kita semua untuk kembali mengeratkan simpul-simpul kebahagiaan bersama dan mengingat kebesaran Allah Swt.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Handlalah bin Ali bahwa Mihjan bin Al Adra' telah menceritakan kepadanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam masjid, lalu beliau mendapati seorang laki-laki membaca tasyahud seusai shalat yang mengucapkan: Allahumma inni as'aluka Ya Allah Al Ahad As Shamad alladzii lam yalid wa lam yuulad walam yakul lahuu kufuwan ahad antaghfira lii dzunuubi innaka antal ghafuurur rakhiim (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, Dzat yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  Maka beliau bersabda: Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 835)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More