Dunia Ini Penjara Bagi Kaum Mukmin, Begini Maksudnya
Jum'at, 23 Juli 2021 - 15:10 WIB
Dunia adalah penjara bagi kaum mukmin dan surga bagi orang-orang kafir. Demikian pesan Baginda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang patut kita imani.
Allah Ta'ala mengabarkan dalam Al-Qur'an bahwa "Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari Kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (QS Al-Baqarah Ayat 212)
Artinya, kehidupan dunia dijadikan oleh Allah terasa indah dalam pandangan orang-orang yang kafir. Mereka sangat mencintai dunia dan berlomba-lomba mencari kesenangan dunia sehingga lupa kepada akhirat.
Pandangan manusia memang selalu cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia. Akan tetapi, di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.
Mari kita simak pesan Baginda Nabi berikut:
الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: " Dunia itu penjara seorang mukmin dan surga bagi orang kafir". (HR Muslim No 2956)
Penjelasan:
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan hadis ini dengan perkataan bahwa semua orang Mukmin di dunia ini dipenjara atau dilarang dari syahwat-syahwat (perkara-perkara yang disukai) yang diharamkan dan dimakruhkan, dibebani dengan melaksanakan ketaatan-ketaatan yang berat.
Maka apabila dia telah meninggal dunia, dia istirahat dari ini, dan dia kembali menuju perkara yang telah dijanjikan oleh Allah Ta'ala untuknya, berupa kenikmatan abadi dan istirahat yang bebas dari kekurangan.
Sedangkan orang kafir, maka dia mendapatkan kenikmatan di dunia, dengan sedikitnya kenikmatan itu dan disusahkan dengan perkara-perkara yang menyusahkan. Jika dia mati, dia menuju siksaan abadi dan kecelakaan yang kekal. (Syarh Nawawi pada Shahih Muslim No 2956)
Dalam riwayat lain, Rasulullah shalallahu 'alayhi wa sallam bersabda:
فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ
"Demi Allah, sungguh dunia itu lebih hina bagi Allah daripada bangkai anak kambing ini bagi kalian". (HR Muslim)
Pesan ini mengingatkan kita agar tidak silau dengan dunia. Tidak menjadikan dunia sebagai tujuan hidup. Akan tetapi orang beriman hendaknya memanfaatkan hidup di dunia untuk beramal saleh, berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat).
Karena itu, mari kita jadikan dunia ini sebagai ladang amal terbaik untuk kehidupan akhirat yang abadi sebagaimana telah dijanjikan Allah kepada orang-orang beriman.
Wallahu A'lam
Allah Ta'ala mengabarkan dalam Al-Qur'an bahwa "Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari Kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (QS Al-Baqarah Ayat 212)
Artinya, kehidupan dunia dijadikan oleh Allah terasa indah dalam pandangan orang-orang yang kafir. Mereka sangat mencintai dunia dan berlomba-lomba mencari kesenangan dunia sehingga lupa kepada akhirat.
Pandangan manusia memang selalu cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia. Akan tetapi, di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.
Mari kita simak pesan Baginda Nabi berikut:
الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: " Dunia itu penjara seorang mukmin dan surga bagi orang kafir". (HR Muslim No 2956)
Penjelasan:
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan hadis ini dengan perkataan bahwa semua orang Mukmin di dunia ini dipenjara atau dilarang dari syahwat-syahwat (perkara-perkara yang disukai) yang diharamkan dan dimakruhkan, dibebani dengan melaksanakan ketaatan-ketaatan yang berat.
Maka apabila dia telah meninggal dunia, dia istirahat dari ini, dan dia kembali menuju perkara yang telah dijanjikan oleh Allah Ta'ala untuknya, berupa kenikmatan abadi dan istirahat yang bebas dari kekurangan.
Sedangkan orang kafir, maka dia mendapatkan kenikmatan di dunia, dengan sedikitnya kenikmatan itu dan disusahkan dengan perkara-perkara yang menyusahkan. Jika dia mati, dia menuju siksaan abadi dan kecelakaan yang kekal. (Syarh Nawawi pada Shahih Muslim No 2956)
Dalam riwayat lain, Rasulullah shalallahu 'alayhi wa sallam bersabda:
فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ
"Demi Allah, sungguh dunia itu lebih hina bagi Allah daripada bangkai anak kambing ini bagi kalian". (HR Muslim)
Pesan ini mengingatkan kita agar tidak silau dengan dunia. Tidak menjadikan dunia sebagai tujuan hidup. Akan tetapi orang beriman hendaknya memanfaatkan hidup di dunia untuk beramal saleh, berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat).
Karena itu, mari kita jadikan dunia ini sebagai ladang amal terbaik untuk kehidupan akhirat yang abadi sebagaimana telah dijanjikan Allah kepada orang-orang beriman.
Wallahu A'lam
(rhs)