Umar Saja Tak Berani Memindahkan Pancuran Air yang Diletakkan Nabi SAW

Sabtu, 31 Juli 2021 - 19:36 WIB
Ilustrasi/Ist
KHALIFAH Umar bin Khattab adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang tidak ingin secara gampang mengubahpeninggalan Rasulullah SAW. Salah satu contoh adalah pancuran air yang diletakkan Nabi di dekat rumah Abbas bin Abdul Muthalib .



Alkisah, tiap kali Khalifah Umar hendak ke masjid ia selalu harus melewati rumah Abbas bin Abdul Muthalib. Di atas rumahnya itu terdapat sebuah pancuran air. Pada suatu hari, ketika Khalifah Umar bin Khattab pergi ke masjid dengan pakaian rapi hendak menghadiri salat jamaah, tiba-tiba pancuran air itu menumpahkan airnya dan mengenai pakaian Umar. Akhirnya beliau kembali pulang untuk mengganti pakaian dan memerintahkan supaya pancuran itu dibuka. Sesudah beliau selesai salat, datanglah Abbas seraya berkata, "Demi Allah, pancuran itu diletakkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam…"

Khalifah Umar menjawab, "Aku mohon kepadamu supaya engkau memasang kembali pancuran itu di tempat yang diletakkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dengan menaiki pundakku."

Abbas menerima baik harapan Umar untuk memperbaiki kesalahannya itu.



Abbas tidak marah. Tidak mendendam di dalam hati, tetapi ia mengingatkan Umar bahwa yang meletakkan pancuran itu Rasulullah SAW. Hati Umar yang terkenal keras dan kuat-kuat tiba-tiba bergetar ketakutan, bagaimana ia memerintahkan mencabut apa yang dipasang Rasulullah SAW.

la rela menebus kesalahannya itu dengan menyuruh Abbas menaiki pundaknya untuk mengembalikan pancuran air itu ketempatnya semula. Setelah itu, ia memberikan ciuman cinta dan pengharagaan kepada paman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam itu. (Bersambung)

(mhy)
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman, yakni:  Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya.  Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah.  Dan dia benci kembali kepada kekufuran, seperti dia benci bila dilempar ke neraka

(HR. Bukhari No. 15)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More