Ibnu Taimiyah (2): Obrak-abrik Tempat Mabuk-mabukan dan Perang Melawan Tartar
Sabtu, 21 Agustus 2021 - 15:55 WIB
DALAMperjalanan hidupnya, Ibnu Taimiyah juga terjun ke masyarakat menegakkan amar ma'ruf dan nahi munkar. la tak mengambil sikap uzlah melihat merajalelanya kemaksiatan dan kemungkaran.Beliau tak segan-segan menghancurkan tempat-tempat maksiat. Lebih jauh lagi beliau juga terlibat dalam perang melawan invasi tentara Tartar.
Suatu saat, dalam perjalanannya ke Damaskus, di sebuah warung yang biasa jadi tempat berkumpulnya para pandai besi, ia melihat orang bermain catur. la langsung mendatangi tempat itu untuk mengambil papan catur dan membalikkannya. Mereka yang tengah bermain catur hanya termangu dan diam.
Beliau juga pernah mengobrak-abrik tempat mabuk-mabukan dan pendukungnya. Bahkan, pernah pada suatu Jumat, Ibnu Taymiyyah dan pengikutnya memerangi penduduk yang tinggal di gunung Jurdu dan Kasrawan karena mereka sesat dan rusak aqidahnya akibat perlakuan tentara Tartar yang pernah menghancurkan kota itu. Beliau kemudian menerangkan hakikat Islam pada mereka.
Tak hanya itu, beliau juga seorang mujahid yang menjadikan jihad sebagai jalan hidupnya. Katanya: "Jihad kami dalam hal ini adalah seperti jihad Qazan, jabaliah, Jahmiyah, Ittihadiyah dan lain-lain. Perang ini adalah sebagian nikmat besar yang dikaruniakan Allah Ta'ala pada kita dan manusia. Namun kebanyakan manusia tak banyak mengetahuinya."
Tahun 700 H, Syam dikepung tentara Tartar. la segera mendatangi walikota Syam guna memecahkan segala kemungkinan yang terjadi. Dengan mengemukakan ayat Al-Qur'an ia bangkitkan keberanian membela tanah air menghalau musuh. Kegigihannya itu membuat ia dipercaya untuk meminta bantusan sultan di Kairo. Dengan argumentasi yang matang dan tepat, ia mampu menggugah hati sultan. la kerahkan seluruh tentaranya menuju Syam sehingga akhirnya diperoleh kemenangan yang gemilang.
Pada Ramadhan 702 H, beliau terjun sendiri ke medan perang Syuquq yang menjadi pusat komando pasukan Tartar. Bersama tentara Mesir, mereka semua maju bersama di bawah komando Sultan. Dengan semangat Allahu Akbar yang menggema mereka berhasil mengusir tentara Tartar. Syuquq dapat dikuasai. (Bersambung)
Suatu saat, dalam perjalanannya ke Damaskus, di sebuah warung yang biasa jadi tempat berkumpulnya para pandai besi, ia melihat orang bermain catur. la langsung mendatangi tempat itu untuk mengambil papan catur dan membalikkannya. Mereka yang tengah bermain catur hanya termangu dan diam.
Beliau juga pernah mengobrak-abrik tempat mabuk-mabukan dan pendukungnya. Bahkan, pernah pada suatu Jumat, Ibnu Taymiyyah dan pengikutnya memerangi penduduk yang tinggal di gunung Jurdu dan Kasrawan karena mereka sesat dan rusak aqidahnya akibat perlakuan tentara Tartar yang pernah menghancurkan kota itu. Beliau kemudian menerangkan hakikat Islam pada mereka.
Tak hanya itu, beliau juga seorang mujahid yang menjadikan jihad sebagai jalan hidupnya. Katanya: "Jihad kami dalam hal ini adalah seperti jihad Qazan, jabaliah, Jahmiyah, Ittihadiyah dan lain-lain. Perang ini adalah sebagian nikmat besar yang dikaruniakan Allah Ta'ala pada kita dan manusia. Namun kebanyakan manusia tak banyak mengetahuinya."
Tahun 700 H, Syam dikepung tentara Tartar. la segera mendatangi walikota Syam guna memecahkan segala kemungkinan yang terjadi. Dengan mengemukakan ayat Al-Qur'an ia bangkitkan keberanian membela tanah air menghalau musuh. Kegigihannya itu membuat ia dipercaya untuk meminta bantusan sultan di Kairo. Dengan argumentasi yang matang dan tepat, ia mampu menggugah hati sultan. la kerahkan seluruh tentaranya menuju Syam sehingga akhirnya diperoleh kemenangan yang gemilang.
Pada Ramadhan 702 H, beliau terjun sendiri ke medan perang Syuquq yang menjadi pusat komando pasukan Tartar. Bersama tentara Mesir, mereka semua maju bersama di bawah komando Sultan. Dengan semangat Allahu Akbar yang menggema mereka berhasil mengusir tentara Tartar. Syuquq dapat dikuasai. (Bersambung)
(mhy)