Salamah bin Al-Akwa: Saudaranya Dianggap Mati Bunuh Diri Padahal Penghuni Surga
Kamis, 09 September 2021 - 13:19 WIB
Salamah bin al-Akwa' adalah sahabat Nabi Muhammad SAW .Ia dikenal sebagaiseorang pemanah terkemuka, juga terbilang tokoh yang berani, dermawan dan gemar berbuat kebajikan.Salamah bin al-Akwa' sempat uring-uringan karena omongan sahabat nabi lainnya yang menganggap saudaranya tewas dalam perang sebagai tewas karena bunuh diri sehingga tidak mendapatkan pahala syahid.
Alkisah, saudara Salamah bin al-Akwa yang bernama 'Amir bin al-Akwa' tewas di perang Khaibar. Ketika itu 'Amir mengucapkan pantun dengan suara keras di hadapan tentara Islam, katanya: -
"Kalau tidak karena-Mu tidaklah kami 'kan dapat hidayat
Tidak akan shalat dan tidak pula akan berzakat
Maka turunkanlah ketetapan ke dalam hati kami
Dan dalam berperang nanti, teguhkanlah kaki-kaki kami".
Dalam peperangan itu 'Amir memukulkan pedangnya kepada salah seorang musyrik. Tetapi rupanya pedang yang digenggamnya hulunya itu melantur dan terbalik hingga menghujam pada ubun-ubunnya yang menyebabkan kematiannya.
Beberapa orang Islam berkata: "Kasihan Amir ... ! la terhalang mendapatkan mati syahid!"
Lantaran itulah Salamah bin al-Akwa' kesal dan uring-uringan. Hanya sekali itulah, tidak lebih Salamah merasa amat kecewa. la menyangka sebagai sangkaan sahabat-sahabatnya bahwa saudaranya Amir itu tidak mendapatkan pahala berjihad dan sebutan mati syahid, disebabkan ia telah bunuh diri tanpa sengaja.
Tetapi Rasul yang pengasih itu, segera mendudukkan perkara pada tempat yang sebenarnya, yakni ketika Salamah datang kepadanya bertanya: "Wahai Rasulullah, betulkah pahala Amir itu gugur?"
Maka jawab Rasulullah SAW : "la gugur bagai pejuang. Bahkan mendapat dua macam pahala. Dan sekarang ia sedang berenang di sungai-sungai surga."
Mahir dalam Peperangan Jalan Kaki
Salamah bin al-Akwa' termasuk tokoh-tokoh Bai'atur Ridwan .Ketika pada tahun 6 H. Rasulullah SAW bersama para shahabat berangkat dari Madinah dengan maksud hendak berziarah ke Ka'bah, tetapi dihalangi oleh orang-orang Quraisy, maka Rasulullah mengutus Utsman bin Affan untuk menyampaikan kepada mereka bahwa tujuan kunjungannya hanyalah untuk berziarah dan sekali-kali bukan untuk berperang
Sementara menunggu kembalinya Utsman, tersiar berita bahwa ia telah dibunuh oleh orang-orang Quraisy. Rasulullah lalu duduk di bawah naungan sebatang pohon menerima bai'at sehidup semati dari sahabatnya seorang demi seorang.
Berceritalah Salamah:
"Aku mengangkat bai'at kepada Rasulullah di bawah pohon, dengan pernyataan menyerahkan jiwa ragaku untuk Islam, lain aku mundur dari tempat itu. Tatkala mereka tidak berapa banyak lagi, Rasulullah bertanya: "Hai Salamah, kenapa kamu tidak ikut bai'at?"
"Aku telah bai'at, wahai Rasulullah!" ujarku.
"Ulanglah kembali!"' titah Nabi. Maka kuucapkanlah bai'at itu kembali.
Dan Salaman telah memenuhi isi bai'at itu sebaik-baiknya. Bahkan sebelum diikrarkannya, yakni semenjak ia mengucapkan "Asyhadu alla ilaha illallah, wa-asyhadu anna Muhammadar Rasulullah", maksud bai'at itu telah dilaksanakan!
Alkisah, saudara Salamah bin al-Akwa yang bernama 'Amir bin al-Akwa' tewas di perang Khaibar. Ketika itu 'Amir mengucapkan pantun dengan suara keras di hadapan tentara Islam, katanya: -
"Kalau tidak karena-Mu tidaklah kami 'kan dapat hidayat
Tidak akan shalat dan tidak pula akan berzakat
Maka turunkanlah ketetapan ke dalam hati kami
Dan dalam berperang nanti, teguhkanlah kaki-kaki kami".
Dalam peperangan itu 'Amir memukulkan pedangnya kepada salah seorang musyrik. Tetapi rupanya pedang yang digenggamnya hulunya itu melantur dan terbalik hingga menghujam pada ubun-ubunnya yang menyebabkan kematiannya.
Beberapa orang Islam berkata: "Kasihan Amir ... ! la terhalang mendapatkan mati syahid!"
Lantaran itulah Salamah bin al-Akwa' kesal dan uring-uringan. Hanya sekali itulah, tidak lebih Salamah merasa amat kecewa. la menyangka sebagai sangkaan sahabat-sahabatnya bahwa saudaranya Amir itu tidak mendapatkan pahala berjihad dan sebutan mati syahid, disebabkan ia telah bunuh diri tanpa sengaja.
Tetapi Rasul yang pengasih itu, segera mendudukkan perkara pada tempat yang sebenarnya, yakni ketika Salamah datang kepadanya bertanya: "Wahai Rasulullah, betulkah pahala Amir itu gugur?"
Maka jawab Rasulullah SAW : "la gugur bagai pejuang. Bahkan mendapat dua macam pahala. Dan sekarang ia sedang berenang di sungai-sungai surga."
Mahir dalam Peperangan Jalan Kaki
Salamah bin al-Akwa' termasuk tokoh-tokoh Bai'atur Ridwan .Ketika pada tahun 6 H. Rasulullah SAW bersama para shahabat berangkat dari Madinah dengan maksud hendak berziarah ke Ka'bah, tetapi dihalangi oleh orang-orang Quraisy, maka Rasulullah mengutus Utsman bin Affan untuk menyampaikan kepada mereka bahwa tujuan kunjungannya hanyalah untuk berziarah dan sekali-kali bukan untuk berperang
Sementara menunggu kembalinya Utsman, tersiar berita bahwa ia telah dibunuh oleh orang-orang Quraisy. Rasulullah lalu duduk di bawah naungan sebatang pohon menerima bai'at sehidup semati dari sahabatnya seorang demi seorang.
Berceritalah Salamah:
"Aku mengangkat bai'at kepada Rasulullah di bawah pohon, dengan pernyataan menyerahkan jiwa ragaku untuk Islam, lain aku mundur dari tempat itu. Tatkala mereka tidak berapa banyak lagi, Rasulullah bertanya: "Hai Salamah, kenapa kamu tidak ikut bai'at?"
"Aku telah bai'at, wahai Rasulullah!" ujarku.
"Ulanglah kembali!"' titah Nabi. Maka kuucapkanlah bai'at itu kembali.
Dan Salaman telah memenuhi isi bai'at itu sebaik-baiknya. Bahkan sebelum diikrarkannya, yakni semenjak ia mengucapkan "Asyhadu alla ilaha illallah, wa-asyhadu anna Muhammadar Rasulullah", maksud bai'at itu telah dilaksanakan!