MUI Imbau Rapatkan Shaf, Saat Berzikir Dipersilakan Jaga Jarak

Kamis, 30 September 2021 - 15:26 WIB
Imbauan MUI merapatkan shaf berlaku untuk daerah hijau atau level 1. Setelah selesai sholat, dipersilakan untuk menjaga jarak. Foto/ist
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat mempersilakan umat Islam merapatkan shaf (barisan) ketika sholat berjamaah. Imbauan ini berlaku untuk daerah hijau atau level 1. Setelah selesai sholat, dipersilakan untuk menjaga jarak atau merenggangkan kembali barisannya.

"Sesuai shata. Maksudnya, seusai shalat dan saat dzikir kembali renggang. Jangan lupa pakai masker dan jaga prokes. Itu untuk daerah hijau atau level 1. Jangan lupa pula berkansultasi dengan Satgas Covid-19 setempat ya," kata Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat KH Cholil Nafis melalui kanal Twitter @cholilnafis 27 September 2021.





Pengasuh Pesantren Cendekia Amanah Depok ini menjelaskan, fatwa ini dikeluarkan untuk menjawab situasi terkini. Agar jangan lupa terhadap keutamaan merapatkan shaf shalat saat situasi mulai normal.

"Saya menjawab spontan di Twitter, bahwa di daerah hijau atau level 1 Covid-19 tentunya shalat bisa normal merapatkan shafnya dengan tetap menggunakan masker," jelasnya.

Jika anda memang terasa tak enak badan, ragu dan ada orang luar di masjid itu atau masjid umum yang banyak dikunjungi orang luar ya silakan menjaga jarak dan memakai masker. Itulah yang lebih hati-hati. Bismillah Tawakkalna 'alallah.

Kiyai Cholil Nafis memberi catatan atas pemberlakuan merapatkan shaf ini khusus untuk wilayah level 1. "Tetap memakai masker dan jaga protokol kesehatan, khususnya di daerah level 1. Seusai sholat, saat dzikir, bisa renggang jaga jarak," imbaunya.

Baca Juga: Bagaimana Hukum Salat Berjarak Saat Terjadi Wabah? Ini Pandangan Mazhab Syafi'i
(rhs)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abdullah, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Sesungguhnya Islam muncul pertama kali dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing pula, maka beruntunglah orang-orang yang terasing.  Abdullah berkata, Dikatakan, Siapakah orang-orang yang terasing itu?  beliau menjawab: Orang-orang yang memisahkan diri dari kabilah-kabilah (yang sesat).

(HR. Ibnu Majah No. 3978)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More