Gus Baha Ingatkan Bahaya dan Risiko Punya Khodam Jin

Minggu, 31 Oktober 2021 - 17:07 WIB
Gus Baha mengungkap kehidupan Jin sangat mengerikan dan berpesan jangan pernah memiliki Khodam Jin. Foto ilustrasi/ist
Ulama ahli Qur'an yang juga pengasuh Pesantren Tahfidz LP3IA Narukan Rembang, Gus Baha mengingatkan bahaya dan risiko bagi yang memiliki Khodam Jin.

Ulama bernama asli KH Ahmad Bahauddin Nursalim itu juga mengungkap bahaya memimpin bangsa Jin. Sebagaimana diketahui, istilah khodam sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu Khodim (خادم) yang artinya pembantu atau pendamping.

Berikut penjelasan Gus Baha dikutip dari portal Islam iqra.id yang bersumber dari Channel Kajian Cerdas Official.

Dikisahkan, Nabi Sulaiman pernah menguasai (memimpin) Jin, di antara istrinya (yang berjumlah 1000) ada yang berperilaku tidak benar. Menurut cerita, Nabi Sulaiman mempunyai cincin. Jika mau ke kamar mandi, cincin itu dititipkan ke istrinya. ketika masih di kamar mandi, cincin tersebut diberikan mitra Jin-nya Sulaiman.

Jin itu bisa menyulap wajah persis seperti Nabi Sulaiman, lalu duduk di singgasana. Seperti biasa, semuanya pun tunduk pada jin tersebut. Sulaiman yang asli akhirnya ngalor ngidul (mondar-mandir) di jalan untuk mengaku: "Aku ini Sulaiman yang asli".

Orang-orang menyebutnya sebagai "orang gila", karena ada Sulaiman yang dianggap asli sedang memimpin kerajaan. Nabi Sulaiman pun menangis dan berdoa kepada Allah:

وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ


"Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi." (Surat Shad, ayat 35)

Walhasil, karena Nabi Sulaiman bertobat, beliau kembali memimpin kerajaan.

Memimpin Jin itu repot. Makanya, kiyai-kiyai berpesan: "Silakan kamu alim, tapi jangan punya khodam Jin."

Sebab, Jin itu tetap mengakali. Kata wong kuno, "Kalau bapaknya tidak kuat, kadang anaknya tidak kuat."

Saya ini anak dan cucu kiyai, jadi sangat tahu alam Jin, karena memang sangat mengerikan. Kamu belum pernah kan dimakmumi Jin? Saya berkali-kali.

Dulu, bapak saya berpesan: "Kamu jangan pernah memimpin Jin!"

Akhirnya, Nabi Sulaiman diakali (tipu daya) oleh setan. Ketika Sulaiman bisa menaklukkan beberapa hewan, setan membuat mantra yang dijadikan buku. Kalau orang sekarang menyebutnya "primbon".

Buku itu lalu dipendam (dikubur) di bawah singgasana Nabi Sulaiman. Setan sudah pintar, ketika Sulaiman sudah meninggal, setan menciptakan satu isu bahwa Sulaiman bisa seperti itu karena mempunyai buku panduan yang dikarang setan.

Akhirnya buku itu dibongkar oleh orang-orang kemudian menyebutnya sebagai doa sihir. Doa itu diamalkan ya bisa beneran, bisa seperti sulapan.

Akhirnya orang-orang menyangka Sulaiman sebagai ahli sihir. Akhirnya Nabi Muhammad ikut dipertaruhkan, ketika itu Nabi Muhammad cerita di depan umum, kalau Sulaiman adalah Nabi.

Orang Yahudi pun mengejek Nabi Muhammad tentang penjelasan tersebut. Karena orang Yahudi waktu itu meyakini Sulaiman adalah tukang sihir dengan bukti buku sihir itu.

Kemudian turunlah ayat:

وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفۡسًا اِلَّا وُسۡعَهَا ‌ؕ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا اكۡتَسَبَتۡ‌ؕ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَاۤ اِنۡ نَّسِيۡنَاۤ اَوۡ اَخۡطَاۡنَا ‌ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَاۤ اِصۡرًا كَمَا حَمَلۡتَهٗ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِنَا ‌‌ۚرَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖ‌ ۚ وَاعۡفُ عَنَّا وَاغۡفِرۡ لَنَا وَارۡحَمۡنَا ۚ اَنۡتَ مَوۡلٰٮنَا فَانۡصُرۡنَا عَلَى الۡقَوۡمِ الۡكٰفِرِيۡنَ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat pahala dari kebajikan yang dikerjakannya dan dia mendapat siksa dari kejahatan yang diperbuatnya. Mereka berdoa, Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.

(QS. Al-Baqarah Ayat 286)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More