Hadis-hadis Ringan yang Perlu Dikenalkan kepada Anak
Jum'at, 12 November 2021 - 16:06 WIB
Ada beberapa hadis-hadis Nabi yang berisi nasihat-nasihat yang perlu kita sampaikan, dan hendaknya ini dihafal oleh orang tua untuk disampaikan kepada anak.
Ustadz Abu Ihsan al-atsaary, dai yang rutin mengisi parenting islami di kanal televisi muslim ini menjelaskan, ada beberapa hadis yang ringkas, ringan dan mudah untuk dihafal. Antara lain:
1. Hadis kebersihan bagian dari Iman
Misalnya mengenai masalah menjaga kebersihan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam berkata:
“Kebersihan itu bagian dari iman.” (HR. Muslim)
Bahwa ciri-ciri orang mukmin itu adalah bersih, baik dirinya maupun lingkungannya. Sehingga anak terdorong untuk menjalani pola hidup bersih. Misalnya tidak buang sampah sembarangan, tidak membiarkan sampah-sampah berserakan di kamar, di rumah ataupun di lingkungannya.
Untuk melatih disiplin bersih ini memang harus dari kecil. Karena kita lihat anak-anak yang jorok memang tidak diajarkan untuk menjalani pola hidup bersih. Misalnya kita lihat sebagian anak itu teledor membuang sampah sembarangan. Mungkin ini adalah sesuatu yang dilihat dari orang tuanya atau bahkan dari gurunya. Jadi memang harus dilatih disiplin dalam kebersihan. Dan kita motivasi dia dengan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa sallam.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga mengatakan:
“Tidak ada yang menjaga wudhu kecuali orang mukmin.” (HR. Ibnu Majah)
Jadi mukmin itu identik dengan kebersihan. Bukan hanya kebersihan diri, tapi juga kebersihan lingkungan. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:
“Bersihkanlah pekarangan kamu.” (HR. Ath-Thabrani)
Logikanya, kalau Nabi menyuruh kita membersihkan pekarangan, tentunya ini juga perintah untuk membersihkan dalam rumah. Luar rumah saja harus bersih apalagi di dalamnya yang mana kita tinggal di dalamnya. Maka menjaga kebersihan adalah ciri orang beriman.
Kaitannya dengan dunia pendidikan adalah melatih anak untuk disiplin bersih. Dan itu adalah bagian dari gaya hidupnya. Ini tentunya akan mendorongnya untuk menjadi pribadi yang bersih jasmani maupun rohani.
2. Hadis larangan sombong
Sombong adalah sifat yang sangat buruk. Maka kita perlu menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan ini kepada anak. Seperti hadits Nabi tentang definisi sombong, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa sallam mengatakan:
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi kesombongan.” (HR. Muslim)
Kesombongan menghalangi seorang hamba dari surga. Kemudian jelaskan apa definisi sombong. Yaitu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
“Sombong itu adalah suka menolak kebenaran dan senang merendahkan orang lain.” (HR. Muslim)
Maka anak dilatih untuk mendengar dan menerima nasihat, membela yang benar dan mengagungkan kebenaran. Karena meremehkan kebenaran adalah perilaku orang sombong. Kemudian ajarkan untuk menghormati/menghargai orang lain, karena merendahkan orang lain itu adalah sifat sombong.
Jelaskan juga apa mudharatnya menjadi orang sombong. Bahwa orang sombong itu tidak disukai di dunia dan juga diancam tidak masuk surga di akhirat.
3. Hadis menjaga lisan
Di antara hadis-hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang perlu kita sampaikan kepada anak-anak kita adalah berkaitan dengan menjaga lisan. Misalnya sampaikan hadis tentang pesan Nabi kepada ‘Uqbah bin ‘Amir:
“Jagalah lisanmu…”
Sampaikan bahwa lisan bisa membawa petaka bagi pemiliknya. Memang lisan akan lebih mudah untuk dilakukan apabila memang sudah dibentuk dari kecil.
Masalah menjaga lisan harus dilatih dari rumah. Karena kalau di sekolah mungkin suatu hal yang tidak mereka dapatkan. Hal ini karena dia banyak berinteraksi dengan beragam manusia di sana. Adapun di rumah dia dilatih untuk menjadi anak yang berhati-hati dalam bicara.
Sebagian anak ada yang pendiam. Dimana pendiam ini ada dua konotasi, negatif atau positif. Diam dari hal-hal yang positif adalah diam yang negatif. Diamnya orang yang sangat malu-malu sehingga menghalanginya dari kebaikan itu negatif. Ada anak yang diam karena memang tidak baik untuk bicara. Misalnya ada orang yang lebih pantas bicara maka dia diam, itu diam yang positif.
4. Hadis ciri-ciri kemunafikan
Kita menyampaikan hadits ini agar menghindarkannya dari ciri-ciri nifaq, terutama nifaq amali. Yaitu berkaitan dengan tabiat atau akhlak, perilaku dan habluminannas.
Misalnya hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang masyhur/populer dan anak perlu mengetahui hal itu:
“Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga; jika bicara dia berdusta, jika berjanji dia ingkari, apabila diberi amanah dia berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Wallahu a'lam
Ustadz Abu Ihsan al-atsaary, dai yang rutin mengisi parenting islami di kanal televisi muslim ini menjelaskan, ada beberapa hadis yang ringkas, ringan dan mudah untuk dihafal. Antara lain:
1. Hadis kebersihan bagian dari Iman
Misalnya mengenai masalah menjaga kebersihan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam berkata:
الطُّهُوْرُ شَطْرُ الإِيْمَانِ
“Kebersihan itu bagian dari iman.” (HR. Muslim)
Bahwa ciri-ciri orang mukmin itu adalah bersih, baik dirinya maupun lingkungannya. Sehingga anak terdorong untuk menjalani pola hidup bersih. Misalnya tidak buang sampah sembarangan, tidak membiarkan sampah-sampah berserakan di kamar, di rumah ataupun di lingkungannya.
Untuk melatih disiplin bersih ini memang harus dari kecil. Karena kita lihat anak-anak yang jorok memang tidak diajarkan untuk menjalani pola hidup bersih. Misalnya kita lihat sebagian anak itu teledor membuang sampah sembarangan. Mungkin ini adalah sesuatu yang dilihat dari orang tuanya atau bahkan dari gurunya. Jadi memang harus dilatih disiplin dalam kebersihan. Dan kita motivasi dia dengan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa sallam.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga mengatakan:
لَا يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ
“Tidak ada yang menjaga wudhu kecuali orang mukmin.” (HR. Ibnu Majah)
Jadi mukmin itu identik dengan kebersihan. Bukan hanya kebersihan diri, tapi juga kebersihan lingkungan. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:
طَهِّرُوا أَفْنِيَتَكُمْ
“Bersihkanlah pekarangan kamu.” (HR. Ath-Thabrani)
Logikanya, kalau Nabi menyuruh kita membersihkan pekarangan, tentunya ini juga perintah untuk membersihkan dalam rumah. Luar rumah saja harus bersih apalagi di dalamnya yang mana kita tinggal di dalamnya. Maka menjaga kebersihan adalah ciri orang beriman.
Kaitannya dengan dunia pendidikan adalah melatih anak untuk disiplin bersih. Dan itu adalah bagian dari gaya hidupnya. Ini tentunya akan mendorongnya untuk menjadi pribadi yang bersih jasmani maupun rohani.
2. Hadis larangan sombong
Sombong adalah sifat yang sangat buruk. Maka kita perlu menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan ini kepada anak. Seperti hadits Nabi tentang definisi sombong, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa sallam mengatakan:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi kesombongan.” (HR. Muslim)
Kesombongan menghalangi seorang hamba dari surga. Kemudian jelaskan apa definisi sombong. Yaitu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Sombong itu adalah suka menolak kebenaran dan senang merendahkan orang lain.” (HR. Muslim)
Maka anak dilatih untuk mendengar dan menerima nasihat, membela yang benar dan mengagungkan kebenaran. Karena meremehkan kebenaran adalah perilaku orang sombong. Kemudian ajarkan untuk menghormati/menghargai orang lain, karena merendahkan orang lain itu adalah sifat sombong.
Jelaskan juga apa mudharatnya menjadi orang sombong. Bahwa orang sombong itu tidak disukai di dunia dan juga diancam tidak masuk surga di akhirat.
3. Hadis menjaga lisan
Di antara hadis-hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang perlu kita sampaikan kepada anak-anak kita adalah berkaitan dengan menjaga lisan. Misalnya sampaikan hadis tentang pesan Nabi kepada ‘Uqbah bin ‘Amir:
أَمْسِكْ عليك لِسَانَكَ
“Jagalah lisanmu…”
Sampaikan bahwa lisan bisa membawa petaka bagi pemiliknya. Memang lisan akan lebih mudah untuk dilakukan apabila memang sudah dibentuk dari kecil.
Masalah menjaga lisan harus dilatih dari rumah. Karena kalau di sekolah mungkin suatu hal yang tidak mereka dapatkan. Hal ini karena dia banyak berinteraksi dengan beragam manusia di sana. Adapun di rumah dia dilatih untuk menjadi anak yang berhati-hati dalam bicara.
Sebagian anak ada yang pendiam. Dimana pendiam ini ada dua konotasi, negatif atau positif. Diam dari hal-hal yang positif adalah diam yang negatif. Diamnya orang yang sangat malu-malu sehingga menghalanginya dari kebaikan itu negatif. Ada anak yang diam karena memang tidak baik untuk bicara. Misalnya ada orang yang lebih pantas bicara maka dia diam, itu diam yang positif.
4. Hadis ciri-ciri kemunafikan
Kita menyampaikan hadits ini agar menghindarkannya dari ciri-ciri nifaq, terutama nifaq amali. Yaitu berkaitan dengan tabiat atau akhlak, perilaku dan habluminannas.
Misalnya hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang masyhur/populer dan anak perlu mengetahui hal itu:
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga; jika bicara dia berdusta, jika berjanji dia ingkari, apabila diberi amanah dia berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Wallahu a'lam
(wid)