Allah Perintahkan Musa Bicara Lemah Lembut kepada Firaun yang Sombong
Senin, 22 November 2021 - 18:40 WIB
Allah SWT memerintahkan Nabi Musa dan Nabi Harun untuk mendatangi Firaun dan berbicara dengan kata-kata yang lemah lembut. Firaun adalah raja yang sangat pongah, sombong, dan sangat kejam. Allah menyebutnya telah melampaui batas.
Allah SWT berfirman:
”Pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya dia telah melampaui batas”
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut". ( QS at-Taha ayat 43 -44)
Menafsirkan ayat tersebut, az-Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menyatakan kata "lemah lembut" dengan sebutan hikmah.
Ayat ini mengandung pelajaran yang penting, yaitu sekalipun Firaun adalah orang yang sangat membangkang dan sangat takabur, sedangkan Musa adalah makhluk pilihan Allah saat itu, Musa tetap diperintahkan agar dalam menyampaikan risalah-Nya kepada Firaun memakai bahasa dan tutur kata yang lemah lembut dan sopan santun.
Ibnu Katsir mengutip Yazid Ar-Raqqasyi saat menafsirkan ayat ini juga mengemukakan perkataan seorang penyair yang artinya: "Wahai orang yang bertutur lemah lembut kepada orang yang memusuhinya, maka bagaimanakah ia bertutur kata dengan orang yang menyukai dan mendambakannya (yakni tak terbayangkan kelembutan tutur katanya)?
Amr ibnu Ubaid telah meriwayatkan dari Al-Hasan Al-Basri, Musa diperintahkan untuk menyampaikan kepada Firaun kalimat berikut: "Sesungguhnya engkau mempunyai Tuhan, dan engkau mempunyai tempat kembali, dan sesungguhnya di hadapanmu ada surga dan neraka."
Ibnu Katsir menyimpulkan, Nabi Musa dan Nabi Harun diperintahkan oleh Allah SWT agar dalam dakwahnya kepada Firaun memakai kata-kata yang lemah lembut, sopan santun, dan belas kasihan. Hal ini dimaksudkan agar kesannya lebih mendalam dan lebih menggugah perasaan serta dapat membawa hasil yang positif.
Allah SWT dalam ayat lain yang mengatakan:
Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baikdan bantahlah mereka dengan cara yang baik. ( An-Nahl: 125 )
Lihat Juga: Peristiwa Muharram: Raja Firaun Tenggelam di Lautan, Mulutnya Disumpal oleh Malaikat Jibril dengan Lumpur
Allah SWT berfirman:
اذهبا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى
فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَا
فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَا
”Pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya dia telah melampaui batas”
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut". ( QS at-Taha ayat 43 -44)
Menafsirkan ayat tersebut, az-Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menyatakan kata "lemah lembut" dengan sebutan hikmah.
Ayat ini mengandung pelajaran yang penting, yaitu sekalipun Firaun adalah orang yang sangat membangkang dan sangat takabur, sedangkan Musa adalah makhluk pilihan Allah saat itu, Musa tetap diperintahkan agar dalam menyampaikan risalah-Nya kepada Firaun memakai bahasa dan tutur kata yang lemah lembut dan sopan santun.
Ibnu Katsir mengutip Yazid Ar-Raqqasyi saat menafsirkan ayat ini juga mengemukakan perkataan seorang penyair yang artinya: "Wahai orang yang bertutur lemah lembut kepada orang yang memusuhinya, maka bagaimanakah ia bertutur kata dengan orang yang menyukai dan mendambakannya (yakni tak terbayangkan kelembutan tutur katanya)?
Amr ibnu Ubaid telah meriwayatkan dari Al-Hasan Al-Basri, Musa diperintahkan untuk menyampaikan kepada Firaun kalimat berikut: "Sesungguhnya engkau mempunyai Tuhan, dan engkau mempunyai tempat kembali, dan sesungguhnya di hadapanmu ada surga dan neraka."
Ibnu Katsir menyimpulkan, Nabi Musa dan Nabi Harun diperintahkan oleh Allah SWT agar dalam dakwahnya kepada Firaun memakai kata-kata yang lemah lembut, sopan santun, dan belas kasihan. Hal ini dimaksudkan agar kesannya lebih mendalam dan lebih menggugah perasaan serta dapat membawa hasil yang positif.
Allah SWT dalam ayat lain yang mengatakan:
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baikdan bantahlah mereka dengan cara yang baik. ( An-Nahl: 125 )
Lihat Juga: Peristiwa Muharram: Raja Firaun Tenggelam di Lautan, Mulutnya Disumpal oleh Malaikat Jibril dengan Lumpur
(mhy)