Jin Ternyata Bermacam Bentuk dan Masing-masing Punya Target Khusus
Kamis, 25 November 2021 - 16:26 WIB
Wujud jin ternyata berbagai bentuk. Jenisnya pun tak cuma satu. Sasaran manusia yang menjadi target untuk diganggu juga tidak sembarang. Manusia dengan karakter tertentu amat disukai jin.
Buku Ensiklopedia Ruqyah karya Iding Sanus menyebut jin bisa berwujud seperti manusia dan binatang. Jin yang menyerupai berupa binatang berupa ular, kalajengking, juga dalam wujud unta, sapi, kambing, kuda, keledai dan juga burung.
Jin berwujud manusia pernah mendatangi kaum musyrikin dalam bentuk Suraqah bin Malik kala mereka hendak pergi menuju Badr.
Sedangkan yang berwujud binatang, dapat berubah-ubah dalam bentuk yang banyak, seperti anjing hitam atau juga kucing hitam. "Warna hitam itu lebih signifikan bagi kekuatan setan dan mempunyai kekuatan panas,” tulis Iding Sanus.
Iding lalu mengutip hadits Rasululluah SAW, Dari Abu Tsa'labah Al-Khasyni mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Jin itu ada tiga jenis, yaitu: (1) Jin yang memiliki sayap dan terbang di udara, (2) Jin yang berwujud ular dan kalajengking, dan (3) Jin yang menetap dan berpindah-pindah (nomaden).” (HR Thabrani)
Muqbil bin Hadi dalam kitabnya Nashihatii li Ahlis Sunnah Minal Jin, juga menjelaskan, jin memiliki roh dan jasad. "Hanya saja mereka dapat berubah-ubah bentuk dan menyerupai sosok tertentu, serta mereka bisa masuk dari tempat manapun," ujarnya.
Nabi SAW memerintahkan kepada kita agar menutup pintu-pintu sembari beliau mengatakan: “Sesungguhnya setan tidak dapat membuka yang tertutup”.
Beliau memerintahkan agar kita menutup bejana-bejana dan menyebut nama Allah SWT atasnya. Demikian pula bila seseorang masuk ke rumahnya kemudian membaca bismillah, maka setan mengatakan: “Tidak ada kesempatan menginap”.
Jika seseorang makan dan mengucapkan bismillah, maka setan berkata: “Tidak ada kesempatan menginap dan bersantap malam'.”
Iding Sanus menyimpulkan, berdasarkan hadist di atas maka jenis-jenis jin dibagi dalam tiga jenis, yaitu jenis jin yang mempunyai sayap dan terbang di udara, jenis jin ular dan anjing (anjing hitam), dalam jelmaan maupun bentuk nyata, dan jenis jin menetap dan pindah-pindah.
Jin Terbang Penggemar Dukun
Menurutnya, jenis jin yang mempunyai sayap dan bisa terbang mayoritas mandatangi dan mengganggu orang yang belajar ilmu kanuragan, kesaktian, ilmu kekebalan, tenaga dalam, dan yang belajar ilmu thoriqot, tasawuf, para dukun, paranormal, tukang sihir dan sebagainya.
Ciri-ciri orang yang dimasuki oleh jenis jin terbang ini adalah mereka yang memiliki karakter dan kepribadian serta kebiasan bisa menebak, meramal, membaca pikiran orang, membaca masa depan. Mereka yang suka memutar balikkan fakta alias pembohong, suka mengadu domba, mempunyai sifat pendengki, licik, sombong, suka merasa tidak puas, suka tantangan, dan suka meremehkan syariat dan lain-lain.
Jenis jin ini apabila berada dalam tubuh manusia akan memberikan respon terhadap kepribadiannya. Jiwanya yang cenderung tidak stabil (proses jaddab, fana, maghlub), suka suudzhan terhadap orang, tidak suka melihat orang lain bahagia, dan berbagai penyakit hati lainnya.
Mereka cenderung gelap jiwanya, sehingga kurang bisa menerima kebenaran dan sulit menerima kebenaran.
"Terkadang jenis jin ini juga berada pada mereka yang terkena jenis gangguan jin turunan. Yakni, jenis gangguan jin yang menimpa seseorang akibat dari bapak atau kakeknya yang dulunya punya ilmu kesaktian atau juga dulunya seorang dukun," ujar Iding Sanus.
Jin Jenis Ular dan Anjing
Sedangkan jin jenis ular dan anjing serta berbagai jenis binatang jelmaan jin yang lainnya, menurut kitab Wiqoyatul insan karya Syekh Wahid Abdus Salam Bali, itu adalah bentuk aslinya.
"Yakni bentuk nyata dari penjelmaan (bisa dilihat dan disentuh) bukan bentuk pecitraan, yaitu jenis jin ular yang berwarna hitam dan anjing yang berwarna hitam. Karena pada hakikatnya manusia tidak bisa melihat bentuk asli jin yang sebenarnya," katanya.
Dapat dijelaskan dalam manaqibusy Sayafi'i dengan sanadnya dari ar Rabi' yang diriwayat-kan oleh Baihaqi, Al Hafizh menyatakan, "Aku mendengar Syafi'i berkata: 'Barangsiapa yang mengaku melihat jin maka kami batalkan syahadatnya kecuali Nabi”.
Ibnu Hajar Asqolani mengatakan, hal ini berlaku bagi mereka yang mengaku melihat jin dalam bentuk aslinya. Sedangkan orang yang mengaku melihat jin setelah menyerupai beberapa bentuk binatang maka tidak dapat dibantah karena berita-berita tentang penyerupaan mereka sudah mutawatir (banyak).
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Ular adalah jadian jin sebagaimana kera dan babi adalah jadian dari Bani Israil” (HR Ibnu Hibban,Thabrani dalam Al Kabir dan Ibnu Abi Hatim di dalam Al'llal. Dishahihkan oleh al Hakim di dalam ash shohihah, 4/439 nomor 1824)
Ada juga hadist yang diriwayatkan dari Abu Qilabah ra dari Nabi SAW, ia berkata: “Sekiranya anjing itu bukan satu ummat niscaya aku memerintahkan pembunuhannya tetapi aku takut memusnahkan satu ummat, karena itu bunuhlah setiap binatang hitam di antaranya sebab dia adalah jinnya atau dari jinnya.” (HR Muslim dalam Kitabul Musaqat Hadits nomor 48)
Terdapat juga di dalam shahih Muslim hadist dari Abu Dzar, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian berdiri sholat maka (hendaklah) dia membatasinya dengan sutrah (pembatas) jika di hadapannya ada seperti ekor binatang, jika tidak ada di hadapannya seperti ekor binatang maka sesungguhnya sholatnya bisa batal karena keledai, wanita dan anjing hitam”,
Saya bertanya “Wahai Abu Dzar, mengapalah anjing hitam dibedakan dari anjing merah atau anjing kuning segala?”
la menjawab: ”Wahai anak saudaraku, saya bertanya kepada Rasulullah SAW sebagaimana kamu bertanya kepadaku lalu beliau bersabda: “Anjing hitam adalah setan”. (HR Muslim No. 4/228)
Ibnu Taimiyyah dalam Risalatul Jinni menyatakan bahwa anjing hitam dalam hadis di atas setan anjing dan jin, dia menyerupai warna beberapa bentuk. Demikian juga dengan bentuk kucing hitam karena warna hitam lebih bisa menghimpun kekuatan-kekuatan setan daripada warna lainnya, di samping karena warna hitam menyimpan daya panas”.
Selanjutnya Ibnu Taimiyyah juga menyatakan jin bisa menyerupai bentuk manusia dan binatang, seperti ular, kalajengking, onta, sapi, kambing, kuda, bighal, keledai, burung dan anak keturanan Adam.
Jin Gemar Berpindah-pindah
Selanjutnya, jenis jin yang berpindah-pindah dan menetap. Jenis jin yang suka berpindah-pindah ini cenderung memasuki dan menyukai manusia yang memiliki kepribadian bosanan, eksplosif, temperamen, emosional, cenderung berpikir pendek. Jika memiliki keinginan, inginnya cepat terpenuhi, tidak tenang, mudah jenuh, bosanan, mudah mengumpat, gampang mencela, sulit menyembunyikan ekspresi hatinya, cenderung rasional, ilmu agama sedikit, dan lemah iman.
Menurut Idin, manusia yang kemasukan jenis jin ini dengan berbagai karakter pribadi di atas akan semakin ekstrim yang pada ujungnya akan menjadikan dirinya gampang marah, emosional, temperamen, gampang stres, depresi dan akhirnya gila.
"Dan jika gila maka akan keluar dari rumahnya, terus berjalan tanpa arah, sesekali diam menetap dan untuk kemudian pergi jalan lagi tanpa tujuan," tutur Iding Sanus.
Sedangkan jenis Jin yang menetap, kecenderungan suka memasuki orang yang memiliki kepribadian menutup diri, sulit bergaul, gampang minder, bersifat introvert, perasa, lemah jiwa, pesimistis, sering mengurung diri jika ada masalah, peragu, sering bimbang, mudah sedih, mudah waswas, mudah putus asa.
Jenis jin ini jika masuk pada diri seseorang dengan ciri-ciri, karakter pribadi tersebut, akan menjadikan berbagai sifat dan karakter serta pribadi yang tidak baik tersebut akan semakin ekstrem. Sehingga akan semakin menutup diri, mengganggap orang lain tidak ada yang tahu tentang dirinya, menganggap mereka musuhnya, asyik dengan bisikan jinnya.
Jika semakin parah akan senyum sendiri, ketawa sendiri, dan dikuasai jin dengan hanya mengurung diri, tidak keluar kamar yang gelap kecuali hajatnya, bahkan jika parah akan buang air besar dan buang air kecil di kamarnya sehingga dikatakan kesurupan dan gila.
Kedua jenis jin ini dengan spesifikasi karakter pribadi manusia yang disukainya, terkadang masuk bersamaan ke dalam diri satu individu sekaligus sehingga memberikan dampak yang terkadang dia ngluyur, berjalan tanpa arah dan tujuan, akan tetapi sekali tempo dia juga pulang dan mengurung diri, mengunci kamarnya yang gelap, kotor, dan pengap.
Dan terkadang pula dalam waktu bersamaan berbagai jenis jin terbang, menetap dan berpindah-pindah ada pada diri seseorang dengan karakter dan kepribadian serta sifat-sifat yang mencakup seluruh atau sebagian besar dari karakter, kepribadian dan sifat tersebut di atas. Contoh pribadi yang mewakili kasus ini adalah mereka yang profesinya sebagai dukun.
Dari ketiga jenis jin tersebut, menurut Iding Sanus, dua jenis yang pertama memiliki kemampuan untuk berubah-ubah bentuk atau menjelma menyerupai manusia dan binatang dalam pencitraan.
"Ketika jin itu berada dalam tubuh manusia akan mencitrakan dirinya dengan berbagai bentuk, baik itu bentuk manusia maupun berbagai bentuk binatang," ujarnya.
Buku Ensiklopedia Ruqyah karya Iding Sanus menyebut jin bisa berwujud seperti manusia dan binatang. Jin yang menyerupai berupa binatang berupa ular, kalajengking, juga dalam wujud unta, sapi, kambing, kuda, keledai dan juga burung.
Jin berwujud manusia pernah mendatangi kaum musyrikin dalam bentuk Suraqah bin Malik kala mereka hendak pergi menuju Badr.
Sedangkan yang berwujud binatang, dapat berubah-ubah dalam bentuk yang banyak, seperti anjing hitam atau juga kucing hitam. "Warna hitam itu lebih signifikan bagi kekuatan setan dan mempunyai kekuatan panas,” tulis Iding Sanus.
Iding lalu mengutip hadits Rasululluah SAW, Dari Abu Tsa'labah Al-Khasyni mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Jin itu ada tiga jenis, yaitu: (1) Jin yang memiliki sayap dan terbang di udara, (2) Jin yang berwujud ular dan kalajengking, dan (3) Jin yang menetap dan berpindah-pindah (nomaden).” (HR Thabrani)
Muqbil bin Hadi dalam kitabnya Nashihatii li Ahlis Sunnah Minal Jin, juga menjelaskan, jin memiliki roh dan jasad. "Hanya saja mereka dapat berubah-ubah bentuk dan menyerupai sosok tertentu, serta mereka bisa masuk dari tempat manapun," ujarnya.
Nabi SAW memerintahkan kepada kita agar menutup pintu-pintu sembari beliau mengatakan: “Sesungguhnya setan tidak dapat membuka yang tertutup”.
Beliau memerintahkan agar kita menutup bejana-bejana dan menyebut nama Allah SWT atasnya. Demikian pula bila seseorang masuk ke rumahnya kemudian membaca bismillah, maka setan mengatakan: “Tidak ada kesempatan menginap”.
Jika seseorang makan dan mengucapkan bismillah, maka setan berkata: “Tidak ada kesempatan menginap dan bersantap malam'.”
Iding Sanus menyimpulkan, berdasarkan hadist di atas maka jenis-jenis jin dibagi dalam tiga jenis, yaitu jenis jin yang mempunyai sayap dan terbang di udara, jenis jin ular dan anjing (anjing hitam), dalam jelmaan maupun bentuk nyata, dan jenis jin menetap dan pindah-pindah.
Jin Terbang Penggemar Dukun
Menurutnya, jenis jin yang mempunyai sayap dan bisa terbang mayoritas mandatangi dan mengganggu orang yang belajar ilmu kanuragan, kesaktian, ilmu kekebalan, tenaga dalam, dan yang belajar ilmu thoriqot, tasawuf, para dukun, paranormal, tukang sihir dan sebagainya.
Ciri-ciri orang yang dimasuki oleh jenis jin terbang ini adalah mereka yang memiliki karakter dan kepribadian serta kebiasan bisa menebak, meramal, membaca pikiran orang, membaca masa depan. Mereka yang suka memutar balikkan fakta alias pembohong, suka mengadu domba, mempunyai sifat pendengki, licik, sombong, suka merasa tidak puas, suka tantangan, dan suka meremehkan syariat dan lain-lain.
Jenis jin ini apabila berada dalam tubuh manusia akan memberikan respon terhadap kepribadiannya. Jiwanya yang cenderung tidak stabil (proses jaddab, fana, maghlub), suka suudzhan terhadap orang, tidak suka melihat orang lain bahagia, dan berbagai penyakit hati lainnya.
Mereka cenderung gelap jiwanya, sehingga kurang bisa menerima kebenaran dan sulit menerima kebenaran.
"Terkadang jenis jin ini juga berada pada mereka yang terkena jenis gangguan jin turunan. Yakni, jenis gangguan jin yang menimpa seseorang akibat dari bapak atau kakeknya yang dulunya punya ilmu kesaktian atau juga dulunya seorang dukun," ujar Iding Sanus.
Jin Jenis Ular dan Anjing
Sedangkan jin jenis ular dan anjing serta berbagai jenis binatang jelmaan jin yang lainnya, menurut kitab Wiqoyatul insan karya Syekh Wahid Abdus Salam Bali, itu adalah bentuk aslinya.
"Yakni bentuk nyata dari penjelmaan (bisa dilihat dan disentuh) bukan bentuk pecitraan, yaitu jenis jin ular yang berwarna hitam dan anjing yang berwarna hitam. Karena pada hakikatnya manusia tidak bisa melihat bentuk asli jin yang sebenarnya," katanya.
Dapat dijelaskan dalam manaqibusy Sayafi'i dengan sanadnya dari ar Rabi' yang diriwayat-kan oleh Baihaqi, Al Hafizh menyatakan, "Aku mendengar Syafi'i berkata: 'Barangsiapa yang mengaku melihat jin maka kami batalkan syahadatnya kecuali Nabi”.
Ibnu Hajar Asqolani mengatakan, hal ini berlaku bagi mereka yang mengaku melihat jin dalam bentuk aslinya. Sedangkan orang yang mengaku melihat jin setelah menyerupai beberapa bentuk binatang maka tidak dapat dibantah karena berita-berita tentang penyerupaan mereka sudah mutawatir (banyak).
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Ular adalah jadian jin sebagaimana kera dan babi adalah jadian dari Bani Israil” (HR Ibnu Hibban,Thabrani dalam Al Kabir dan Ibnu Abi Hatim di dalam Al'llal. Dishahihkan oleh al Hakim di dalam ash shohihah, 4/439 nomor 1824)
Ada juga hadist yang diriwayatkan dari Abu Qilabah ra dari Nabi SAW, ia berkata: “Sekiranya anjing itu bukan satu ummat niscaya aku memerintahkan pembunuhannya tetapi aku takut memusnahkan satu ummat, karena itu bunuhlah setiap binatang hitam di antaranya sebab dia adalah jinnya atau dari jinnya.” (HR Muslim dalam Kitabul Musaqat Hadits nomor 48)
Terdapat juga di dalam shahih Muslim hadist dari Abu Dzar, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian berdiri sholat maka (hendaklah) dia membatasinya dengan sutrah (pembatas) jika di hadapannya ada seperti ekor binatang, jika tidak ada di hadapannya seperti ekor binatang maka sesungguhnya sholatnya bisa batal karena keledai, wanita dan anjing hitam”,
Saya bertanya “Wahai Abu Dzar, mengapalah anjing hitam dibedakan dari anjing merah atau anjing kuning segala?”
la menjawab: ”Wahai anak saudaraku, saya bertanya kepada Rasulullah SAW sebagaimana kamu bertanya kepadaku lalu beliau bersabda: “Anjing hitam adalah setan”. (HR Muslim No. 4/228)
Ibnu Taimiyyah dalam Risalatul Jinni menyatakan bahwa anjing hitam dalam hadis di atas setan anjing dan jin, dia menyerupai warna beberapa bentuk. Demikian juga dengan bentuk kucing hitam karena warna hitam lebih bisa menghimpun kekuatan-kekuatan setan daripada warna lainnya, di samping karena warna hitam menyimpan daya panas”.
Selanjutnya Ibnu Taimiyyah juga menyatakan jin bisa menyerupai bentuk manusia dan binatang, seperti ular, kalajengking, onta, sapi, kambing, kuda, bighal, keledai, burung dan anak keturanan Adam.
Jin Gemar Berpindah-pindah
Selanjutnya, jenis jin yang berpindah-pindah dan menetap. Jenis jin yang suka berpindah-pindah ini cenderung memasuki dan menyukai manusia yang memiliki kepribadian bosanan, eksplosif, temperamen, emosional, cenderung berpikir pendek. Jika memiliki keinginan, inginnya cepat terpenuhi, tidak tenang, mudah jenuh, bosanan, mudah mengumpat, gampang mencela, sulit menyembunyikan ekspresi hatinya, cenderung rasional, ilmu agama sedikit, dan lemah iman.
Menurut Idin, manusia yang kemasukan jenis jin ini dengan berbagai karakter pribadi di atas akan semakin ekstrim yang pada ujungnya akan menjadikan dirinya gampang marah, emosional, temperamen, gampang stres, depresi dan akhirnya gila.
"Dan jika gila maka akan keluar dari rumahnya, terus berjalan tanpa arah, sesekali diam menetap dan untuk kemudian pergi jalan lagi tanpa tujuan," tutur Iding Sanus.
Sedangkan jenis Jin yang menetap, kecenderungan suka memasuki orang yang memiliki kepribadian menutup diri, sulit bergaul, gampang minder, bersifat introvert, perasa, lemah jiwa, pesimistis, sering mengurung diri jika ada masalah, peragu, sering bimbang, mudah sedih, mudah waswas, mudah putus asa.
Jenis jin ini jika masuk pada diri seseorang dengan ciri-ciri, karakter pribadi tersebut, akan menjadikan berbagai sifat dan karakter serta pribadi yang tidak baik tersebut akan semakin ekstrem. Sehingga akan semakin menutup diri, mengganggap orang lain tidak ada yang tahu tentang dirinya, menganggap mereka musuhnya, asyik dengan bisikan jinnya.
Jika semakin parah akan senyum sendiri, ketawa sendiri, dan dikuasai jin dengan hanya mengurung diri, tidak keluar kamar yang gelap kecuali hajatnya, bahkan jika parah akan buang air besar dan buang air kecil di kamarnya sehingga dikatakan kesurupan dan gila.
Kedua jenis jin ini dengan spesifikasi karakter pribadi manusia yang disukainya, terkadang masuk bersamaan ke dalam diri satu individu sekaligus sehingga memberikan dampak yang terkadang dia ngluyur, berjalan tanpa arah dan tujuan, akan tetapi sekali tempo dia juga pulang dan mengurung diri, mengunci kamarnya yang gelap, kotor, dan pengap.
Dan terkadang pula dalam waktu bersamaan berbagai jenis jin terbang, menetap dan berpindah-pindah ada pada diri seseorang dengan karakter dan kepribadian serta sifat-sifat yang mencakup seluruh atau sebagian besar dari karakter, kepribadian dan sifat tersebut di atas. Contoh pribadi yang mewakili kasus ini adalah mereka yang profesinya sebagai dukun.
Dari ketiga jenis jin tersebut, menurut Iding Sanus, dua jenis yang pertama memiliki kemampuan untuk berubah-ubah bentuk atau menjelma menyerupai manusia dan binatang dalam pencitraan.
"Ketika jin itu berada dalam tubuh manusia akan mencitrakan dirinya dengan berbagai bentuk, baik itu bentuk manusia maupun berbagai bentuk binatang," ujarnya.
(mhy)