Kisah Carla Memeluk Islam Sangat Mengagumkan
Sabtu, 11 Desember 2021 - 18:04 WIB
"Did you study about Islam? Did you read about it?" saya ingin memastikan.
"No. But I have a friend," katanya.
"What happens with your friend?" tanya saya.
Awalnya saya kira teman dia adalah seorang pria. Mungkin lagi pacaran dengan seorang pria Muslim, dan ini sering terjadi. Tapi setelah bertanya lebih jauh ternyata teman Carla itu adalah seorang Wanita juga.
Saya tidak ingin menuliskan Dialog kita lagi. Tapi inti kisahnya adalah Carla tertarik masuk Islam, bukan belajar Islam, tapi karena teman kerjanya di toko tersebut.
Ceritanya suatu hari di toko itu ada seorang pegawai baru dengan pakaian yang aneh. Bagi Carla pakaian itu aneh. Karena hampir semua wanita memakai pakaian terbuka (you can see) khususnya di musim panas. Tapi wanita itu justeru datang bekerja dengan pakaian menutup badannya dari kepala ke ujung kaki.
Tapi ada hal yang lebih menarik perhatian Carla. Setiap hari dia datang ke tempat kerjanya dengan senyuman dan sapaan yang ramah. Hingga suatu ketika Carla ingin cari tahu apakah temannya itu memang tidak ada masalah dalam hidupnya.
"Don't you have any problem in life?" tanyanya kepada temannya.
Temannya itu menarik tangannya ke samping dan menceritakan semua masalahnya. Bagaimana wanita itu sebelum menikah ketemu orang Islam, lalu pacaran. Pria Islam itu baik. Santun, ramah, suka menolong. Akhirnya wanita itu tertarik belajar Islam dan masuk Islam.
Mereka pun menikah. Tapi berselang beberapa waktu lelaki itu berubah. Dari seseorang yang santun, lembut menjadi kasar dan sering marah. Bahkan puncaknya ketika wanita itu telah melahirkan anaknya, lelaki itu menceraikannya tanpa tanggung jawab apa-apa.
Tapi wanita itu tetap dalam keimanan dan Islam. Hingga suatu ketika di saat tinggal di sebuah penampungan sementara (shelter) di Manhattan dia membaca iklan jika sebuah toko membutuhkan pekerja. Diapun melamar dan diterima di toko itu.
Mendengar itu Carla terkejut. Tapi juga ingin tahu Kenapa di tengah semua masalah dan beban hidup yang dia hadapi masih saja tersenyum setiap hari?
Jawaban wanita lebih mengejutkan lagi: "Because I have Allah in my life" (karena saya punya Allah dalam hidup saya).
Mendengar itu Carla sebenarnya tidak tahu siapa atau apa tentang Allah. Tapi serta merta saking kagumnya dia berkata: "I want to have Allah in my life too" (saya juga mau punya Allah dalam hidup saya).
Wanita itulah yang kemudian menganjurkan Carla untuk datang ke masjid. Dan ternyata wanita itu adalah juga mantan murid saya di tahun 2007-2008 lalu di Islamic Center New York. Namanya Jessica dan juga keturunan Colombia.
Tanpa terasa hampir sejam kami berbincang dengan Carla. Saya sekali lagi ingin memastikan jika dia ingin masuk Islam hari itu juga. Dan memastikan bahwa tidak ada paksaan dari pihak mana pun.
"Nop!", jawabnya tegas.
Saya kemudian memanggil security dan Seorang jamaah yang telah hadir di masjid untuk sholat Magrib. Disaksikan Kedua saksi itu Carla mengikrarkan: "Asy-hadu an laa ilaaha illa Allah. Wa asy-hadu anna Muhammadan Rasul Allah".
Allahu Akbar walillahil hamd!
Carla mengingatkan kita semua bahwa harapan awal dan akhir kita ada di tangan Allah. Jika Allah hadir bersama kita maka segalanya menjadi ringan. Pahitnya kehidupan menjadi manis. Dan yang manis terasa lebih manis penuh makna. Insya Allah!
"No. But I have a friend," katanya.
"What happens with your friend?" tanya saya.
Awalnya saya kira teman dia adalah seorang pria. Mungkin lagi pacaran dengan seorang pria Muslim, dan ini sering terjadi. Tapi setelah bertanya lebih jauh ternyata teman Carla itu adalah seorang Wanita juga.
Saya tidak ingin menuliskan Dialog kita lagi. Tapi inti kisahnya adalah Carla tertarik masuk Islam, bukan belajar Islam, tapi karena teman kerjanya di toko tersebut.
Ceritanya suatu hari di toko itu ada seorang pegawai baru dengan pakaian yang aneh. Bagi Carla pakaian itu aneh. Karena hampir semua wanita memakai pakaian terbuka (you can see) khususnya di musim panas. Tapi wanita itu justeru datang bekerja dengan pakaian menutup badannya dari kepala ke ujung kaki.
Tapi ada hal yang lebih menarik perhatian Carla. Setiap hari dia datang ke tempat kerjanya dengan senyuman dan sapaan yang ramah. Hingga suatu ketika Carla ingin cari tahu apakah temannya itu memang tidak ada masalah dalam hidupnya.
"Don't you have any problem in life?" tanyanya kepada temannya.
Temannya itu menarik tangannya ke samping dan menceritakan semua masalahnya. Bagaimana wanita itu sebelum menikah ketemu orang Islam, lalu pacaran. Pria Islam itu baik. Santun, ramah, suka menolong. Akhirnya wanita itu tertarik belajar Islam dan masuk Islam.
Mereka pun menikah. Tapi berselang beberapa waktu lelaki itu berubah. Dari seseorang yang santun, lembut menjadi kasar dan sering marah. Bahkan puncaknya ketika wanita itu telah melahirkan anaknya, lelaki itu menceraikannya tanpa tanggung jawab apa-apa.
Tapi wanita itu tetap dalam keimanan dan Islam. Hingga suatu ketika di saat tinggal di sebuah penampungan sementara (shelter) di Manhattan dia membaca iklan jika sebuah toko membutuhkan pekerja. Diapun melamar dan diterima di toko itu.
Mendengar itu Carla terkejut. Tapi juga ingin tahu Kenapa di tengah semua masalah dan beban hidup yang dia hadapi masih saja tersenyum setiap hari?
Jawaban wanita lebih mengejutkan lagi: "Because I have Allah in my life" (karena saya punya Allah dalam hidup saya).
Mendengar itu Carla sebenarnya tidak tahu siapa atau apa tentang Allah. Tapi serta merta saking kagumnya dia berkata: "I want to have Allah in my life too" (saya juga mau punya Allah dalam hidup saya).
Wanita itulah yang kemudian menganjurkan Carla untuk datang ke masjid. Dan ternyata wanita itu adalah juga mantan murid saya di tahun 2007-2008 lalu di Islamic Center New York. Namanya Jessica dan juga keturunan Colombia.
Tanpa terasa hampir sejam kami berbincang dengan Carla. Saya sekali lagi ingin memastikan jika dia ingin masuk Islam hari itu juga. Dan memastikan bahwa tidak ada paksaan dari pihak mana pun.
"Nop!", jawabnya tegas.
Saya kemudian memanggil security dan Seorang jamaah yang telah hadir di masjid untuk sholat Magrib. Disaksikan Kedua saksi itu Carla mengikrarkan: "Asy-hadu an laa ilaaha illa Allah. Wa asy-hadu anna Muhammadan Rasul Allah".
Allahu Akbar walillahil hamd!
Carla mengingatkan kita semua bahwa harapan awal dan akhir kita ada di tangan Allah. Jika Allah hadir bersama kita maka segalanya menjadi ringan. Pahitnya kehidupan menjadi manis. Dan yang manis terasa lebih manis penuh makna. Insya Allah!
Lihat Juga :