Kalimat Pertama yang Diucapkan Nabi Isa Ketika Masih Bayi
Senin, 20 Desember 2021 - 20:11 WIB
Tidak ada yang memungkiri bahwa Isa Bin Maryam adalah seorang Nabi yang terlahir tanpa ayah. Beliau lahir dari rahim perempuan suci bernama Maryam Binti Imran yang kemudian diasuh oleh Nabi Zakariya 'alaihissalam.
Nabiyullah Isa Bin Maryam (1-32 Masehi) lahir pada masa Raja Herodes Romawi di Palestina. Beliau adalah seorang Rasul yang dikaruniai banyak mukjizat oleh Allah Ta'ala. Namanya disebut dalam Al-Qur'an sebanyak 21 kali, disebut Al-Masih 11 kali, disebut Ibn Maryam 23 kali.
Bagi umat Kristen, Nabi Isa disebut dengan Jesus Christ (Yesus Kristus). Sedangkan orang Kristen Arab menyebutnya dengan Yasu' Al-Masih. Dalam bahasa orang Yahudi yaitu bahasa Ivrit atau Ibrani, Nabi Isa disebut Yeshua.
Kisah Nabi Isa merupakan salah satu tanda dan bukti kebesaran Allah. Melalui Al-Qur'an, Allah menceritakan kisahnya yang wajib kita imani. Salah satu tanda kebesaran-Nya ialah Nabi Isa berbicara saat masih bayi. Nabi Isa menyatakan dirinya adalah hamba Allah dan dijadikan seorang Nabi.
Itulah kalimat pertama yang keluar dari lisan Nabi Isa ketika masih bayi sebagaimana diabadikan Al-Qur'an:
"Dia (Isa) berkata: 'Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi." (QS. Maryam Ayat 30)
Dalam Tafsir Kementerian Agama disebutkan, saat Isa yang berada dalam gendongan ibunya mendengar pembicaraan kaumnya. Dia berkata, "Sesungguhnya aku adalah hamba Allah Yang Mahakasih. Dia akan memberiku sebuah Kitab Injil sesuai ketetapan-Nya, dan Dia juga akan menjadikan aku seorang Nabi untuk menyampaikan ajaran-ajaran-Nya kepada Bani Israil."
Ucapan ini mengandung penjelasan bahwa ibunya adalah seorang perempuan suci karena seorang Nabi harus dari keturunan orang yang saleh dan suci.
Kisah Nabi Isa dalam Surat Maryam
Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al-Qur'an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa". Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci".
Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!" Jibril berkata: "Demikianlah. Tuhanmu berfirman: "Hal itu mudah bagi-Ku, dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami. Dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan."
Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan". Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu.
Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang Manusia pun pada hari ini". Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya.
Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina", maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?"
Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) sholat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".
Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. (Surat Maryam Ayat 16-34)
Dalam ayat lain, Nabi Isa menyerukan agar menyembah Allah semata. Berikut firman-Nya:
مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلَّا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۚ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ ۖ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ ۚ وَأَنْتَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
"Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu". Dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. (QS Al-Ma'idah Ayat 117)
Nabiyullah Isa Bin Maryam (1-32 Masehi) lahir pada masa Raja Herodes Romawi di Palestina. Beliau adalah seorang Rasul yang dikaruniai banyak mukjizat oleh Allah Ta'ala. Namanya disebut dalam Al-Qur'an sebanyak 21 kali, disebut Al-Masih 11 kali, disebut Ibn Maryam 23 kali.
Bagi umat Kristen, Nabi Isa disebut dengan Jesus Christ (Yesus Kristus). Sedangkan orang Kristen Arab menyebutnya dengan Yasu' Al-Masih. Dalam bahasa orang Yahudi yaitu bahasa Ivrit atau Ibrani, Nabi Isa disebut Yeshua.
Kisah Nabi Isa merupakan salah satu tanda dan bukti kebesaran Allah. Melalui Al-Qur'an, Allah menceritakan kisahnya yang wajib kita imani. Salah satu tanda kebesaran-Nya ialah Nabi Isa berbicara saat masih bayi. Nabi Isa menyatakan dirinya adalah hamba Allah dan dijadikan seorang Nabi.
Itulah kalimat pertama yang keluar dari lisan Nabi Isa ketika masih bayi sebagaimana diabadikan Al-Qur'an:
قَالَ اِنِّىۡ عَبۡدُ اللّٰهِ ؕ اٰتٰٮنِىَ الۡكِتٰبَ وَجَعَلَنِىۡ نَبِيًّا
"Dia (Isa) berkata: 'Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi." (QS. Maryam Ayat 30)
Dalam Tafsir Kementerian Agama disebutkan, saat Isa yang berada dalam gendongan ibunya mendengar pembicaraan kaumnya. Dia berkata, "Sesungguhnya aku adalah hamba Allah Yang Mahakasih. Dia akan memberiku sebuah Kitab Injil sesuai ketetapan-Nya, dan Dia juga akan menjadikan aku seorang Nabi untuk menyampaikan ajaran-ajaran-Nya kepada Bani Israil."
Ucapan ini mengandung penjelasan bahwa ibunya adalah seorang perempuan suci karena seorang Nabi harus dari keturunan orang yang saleh dan suci.
Kisah Nabi Isa dalam Surat Maryam
Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al-Qur'an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa". Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci".
Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!" Jibril berkata: "Demikianlah. Tuhanmu berfirman: "Hal itu mudah bagi-Ku, dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami. Dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan."
Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan". Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu.
Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang Manusia pun pada hari ini". Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya.
Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina", maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?"
Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) sholat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".
Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. (Surat Maryam Ayat 16-34)
Dalam ayat lain, Nabi Isa menyerukan agar menyembah Allah semata. Berikut firman-Nya:
مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلَّا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۚ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ ۖ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ ۚ وَأَنْتَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
"Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu". Dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. (QS Al-Ma'idah Ayat 117)
(rhs)