Umar bin Khattab: Hanya Isa, Nabi yang Bisa Hidupkan Orang yang Sudah Mati

Selasa, 28 Desember 2021 - 05:15 WIB
Mereka bertempat di sebuah lembah yang luas, dan jumlah mereka yang banyak itu memenuhi lembah tersebut. Maka Allah mengirimkan dua malaikat kepada mereka; salah satunya dari bawah lembah, sedangkan yang lainnya datang dari atasnya.

Kedua malaikat itu memekik sekali pekik di antara mereka, akhirnya matilah mereka semuanya seperti halnya seseorang mati. Kemudian mereka dikumpulkan di kandang-kandang ternak, lalu di sekitar mereka dibangun tembok-tembok (yang mengelilingi) mereka. Mereka semuanya binasa dan tercabik-cabik serta berantakan.

Setelah lewat masa satu tahun, lewatlah kepada mereka seorang nabi dari kalangan nabi-nabi Bani Israil yang dikenal dengan sebutan Hizqil. Lalu Nabi Hizqil meminta kepada Allah agar mereka dihidupkan kembali di hadapannya, dan Allah memperkenankan permintaan tersebut.

Allah memerintahkan kepadanya agar mengucapkan, "Hai tulang belulang yang telah hancur, sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kamu agar berkumpul kembali!" Maka tergabunglah tulang-belulang tiap jasad sebagian yang lain menyatu dengan yang lainnya.

Kemudian Allah memerintahkan kepada nabi tersebut untuk mengucapkan, "Hai tulang-belulang yang telah hancur, sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu untuk memakai daging, urat, dan kulitmu!" Maka terjadilah hal tersebut, sedangkan nabi menyaksikannya.

Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada nabi untuk mengatakan.”Hai para arwah, sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu agar setiap roh kembali kepada jasad yang pernah dimasukinya!" Maka mereka bangkit hidup kembali seraya berpandangan; Allah telah menghidupkan mereka dari tidurnya yang cukup panjang itu, sedangkan mereka mengucapkan kalimat berikut: Mahasuci Engkau, tidak ada Tuhan selain Engkau.



Sementara itu, kisah tentang Yehezkiel yang memiliki mukjizat menghidupkan orang mati di dalam keyakinan Yahudi dan Kristen dapat ditemukan dalam Alkitab pada Bab Yehezkiel (Ezekiel) Bab 37 Pasal 1-14.

Menurut ath-Thabari, lamanya masa hidup Yehezkiel di antara orang-orang Israel tidak diketahui. Ketika Allah mengambil Yehezkiel, diriwayatkan, perilaku buruk bangsa Israel malah semakin bertambah. Mereka dilaporkan meninggalkan perjanjian mereka dengan Allah yang telah disepakati bersama di dalam Taurat dan kemudian menyembah berhala. Sebagai pengganti Yehezkiel, Allah kemudian mengirimkan Nabi Ilyas sebagai nabi baru untuk bangsa Israel.

Makam Yehezkiel

Makam Yehezkiel diyakini berada di Irak, terletak di dekat Najaf, sekitar 130 km dari kota Baghdad. Sebagian Muslim meyakini bahwa makam ini adalah makam Zulkifli.

Menurut ath-Thabari, Zulkifli dan Yehezkiel walaupun sama-sama nabi, tapi merupakan orang yang berbeda. Kompleks pemakaman ini terdiri dari makam dan menara. Selama beberapa generasi telah dijadikan tempat ziarah bagi orang Yahudi hingga akhirnya dikelola oleh Muslim mulai tahun 1316 M.

Ziarah musim gugur pada Hari Paskah biasanya mendatangkan ribuan orang Yahudi. Kompleks itu dibangun memakai batu bata, yang bangunannya menempel ke bangunan bekas masjid.

Bentuknya kotak, di bagian atapnya terdapat kubah berbentuk kerucut tinggi. Bagian dalamnya dicat putih, demi mengoptimalkan pandangan yang terbatas karena kurangnya cahaya yang masuk. Makam itu ditutupi dengan kain emas yang sering diciumi oleh para peziarah.

Pemerintah Irak telah memulai restorasi makam tersebut, dan bahkan pada masa pemerintahan Saddam Hussein, makam itu dilindungi. Ketika Perang Irak, bangunan di sekitar kompleks pemakaman hancur, tetapi makamnya sendiri tidak rusak. Semenjak eksodus besar-besaran orang Yahudi ke Israel pada tahun 1950-an, kini semua peziarah yang datang hanya berasal dari orang-orang Islam.

(mhy)
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Aisyah radliallahu 'anha berkata, Janganlah kamu meninggalkan shalat malam (qiyamul lail), karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah meninggalkannya, bahkan apabila beliau sedang sakit atau kepayahan, beliau shalat dengan duduk.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 1112)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More