Surat Yusuf Ayat 30: Lima Tingkatan Cinta dalam Realita Kehidupan

Sabtu, 15 Januari 2022 - 07:05 WIB
Kisah Nabi Yusuf digoda oleh istri pembesar Mesir menjadi pelajaran berharga bagi kita terutama bagi para publik figur. Foto/dok Azizstudios
Ustaz Mukhlis Mukti Al-Mughni

Yayasan Pustaka Afaf,

Dai Lulusan Al-Azhar Mesir

Berita buruk tersebar di kalangan istri pejabat Kerajaan Mesir bahwa istri pembesar menggoda Nabi Yusuf yang merupakan pelayannya. Peristiwa ini pun menuai perbincangan hangat hingga sampai kepada perempuan-perempuan di kota itu.

Allah menceritakannya dalam Surat Yusuf Ayat 30. Dari ayat ini, kita akan mengetahui lima tingkatan cinta dalam realitas kehidupan:

وَقَالَ نِسْوَةٌ فِى الْمَدِيْنَةِ امْرَاَتُ الْعَزِيْزِ تُرَاوِدُ فَتٰىهَا عَنْ نَّفْسِهٖۚ قَدْ شَغَفَهَا حُبًّاۗ اِنَّا لَنَرٰىهَا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ


"Dan wanita-wanita di kota berkata: "Istri Al-Aziz menggoda pelayannya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada pelayannya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata." (QS Yusuf: 30)

Pesan dan Hikmah:

1. Skandal memalukan yang tidak dapat diselesaikan dengan baik dan benar, hanya untuk menutup mulut saja akhirnya terbongkar pula. Tembok kekar istana tidak bisa menahan embusan skandal itu. Tentunya istana memiliki banyak pembantu dan kerabat. Lewat merekalah boleh jadi kisah bujuk rayu istri majikan kepada pelayannya tersebar.

2. Di antara penyebab tersebarnya skandal ini karena dilakukan oleh publik figur. Sebagaimana umumnya di masyarakat, jika sebuah skandal dilakukan oleh tokoh atau publik figur yang terkenal maka akan mudah pula tersebar menjadi perbincangan. Maka waspadalah jika sudah dipilih menjadi publik figur atau tokoh.Nampaknya penyebutan "para wanita kota" ini menunjukkan wanita-wanita sekelas dan selevelnya istri pejabat Mesir itu. Jika wanita lain yang dibawah level dan kelasnya mungkin dia tidak ambil pusing.

3. "Sesungguhnya cintanya kepada pelayannya itu sangat mendalam (Syaghafaha Hubban) merupakan alasan yang membuat dia menundukkan Yusuf. Ada beberapa tahapan dan tingkatan cinta yang biasa dikenal dalam realita kehidupan.

Pertama, berawal dari ketertarikan. Dari tahapan ini ia mulai memikirkan si "dia" hampir dalam semua aktivitasnya bahkan sampai sulit tidur.

Kedua: tenggelam dalam cinta. Mulai membandingkan apa yang disukai olehnya dan si "dia".

Ketiga, jatuh hati atau jatuh cinta. Ia tidak lagi mampu menguasai hatinya (Al-'Isyq). Bahkan dia rela bersusah payah demi bisa melihat dan bertemu si dia seperti kisah Qais dan Laila.

Keempat, cinta mulai semakin bertambah menjadi cinta buta (Al-Gharam). Dia tidak mampu berpisah lagi dari kekasihnya. Seperti disebutkan dalam ayat 65 Surat Al-Furqaan yang menggambarkan neraka dan penghuninya tidak akan berpisah, "inna 'adzabaha kaana gaharaaman… (sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal). Mereka tidak akan berpisah dari azab, sebagaimana mereka tidak ingin berpisah dengan dunia.

Kelima, Asy-syaghaf. Tingkat puncak cinta. Cintanya telah menyentuh hati yang terdalam bahkan hingga tergila-gila. Dia tahu bahwa yang dia lakukannya adalah haram tapi dia tidak kuasa untuk melawan hasrat melakukan itu. Inilah yang tergambar pada wanita majikan Yusuf, "Sesungguhnya cintanya kepada pelayannya itu adalah sangat mendalam".

4. Cinta adalah fitrah jika tidak dikendalikan dengan iman dan ilmu akan menjadi bencana. Pantaslah Rasulullah mengingatkan, "Cintailah orang yang kau cintai sewajarnya saja, karena suatu saat dia akan menjadi orang yang kau benci, dan bencilah orang yang kau benci sewajarnya saja, karena suatu saat dia akan menjadi orang yang kau sukai." (HR At-Tirmidzi)

5. Cinta itu terletak di hati. Hati manusia berada dalam dua jemari Allah. Dia bisa mengubahnya sesuai yang dikehendaki-Nya. Maka mohonlah selalu kepada Allah Yang Memegang kendali hati kita.

Wallahu A'lam

(rhs)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
رَبَّنَاۤ اِنَّنَا سَمِعۡنَا مُنَادِيًا يُّنَادِىۡ لِلۡاِيۡمَانِ اَنۡ اٰمِنُوۡا بِرَبِّكُمۡ فَاٰمَنَّا  ۖرَبَّنَا فَاغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوۡبَنَا وَكَفِّرۡ عَنَّا سَيِّاٰتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الۡاَبۡرَارِ‌ۚ (١٩٣) رَبَّنَا وَاٰتِنَا مَا وَعَدتَّنَا عَلٰى رُسُلِكَ وَلَا تُخۡزِنَا يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ ‌ؕ اِنَّكَ لَا تُخۡلِفُ الۡمِيۡعَادَ (١٩٤)
Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada iman, (yaitu), Berimanlah kamu kepada Tuhanmu, maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, dan matikanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui rasul-rasul-Mu. Dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari Kiamat. Sungguh, Engkau tidak pernah mengingkari janji.

(QS. Ali 'Imran Ayat 193-194)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More