Benarkah Langit Tak Punya Tiang? Berikut Tafsir Surat Luqman Ayat 10
loading...
A
A
A
Penciptaan alam semesta termasuk langit yang terlihat tak bertiang adalah satu dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Hanya orang-orang berilmu dan beriman yang meyakini bahwa segala sesuatu merupakan ciptaan Allah 'Azza wa Jalla.
Pertanyaannya, benarkah langit tak punya tiang? Ketika memandang ke atas langit, kita mendapati lapisan langit yang tertutup oleh awan terlihat tanpa tiang penyangga. Al-Qur'an menegaskan, "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal."
Untuk menjawab pertanyaan di atas, mari kita simak firman Allah dalam Surat Luqman Ayat 10 berikut tafsirnya:
"Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya, dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi agar ia (bumi) tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan segala macam jenis makhluk bergerak yang bernyawa di bumi. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik." (QS Luqman: 10)
Dalam Tafsir Kementerian Agama dijelaskan bahwa Ayat ini menerangkan beberapa tanda dan bukti kekuasaan Allah di alam ini, yaitu:
Menciptakan alam semesta dengan segala macam isinya, berupa planet-planet yang tidak terhitung jumlahnya. Planet-planet yang banyak itu merupakan bola-bola besar yang terapung di angkasa luas. Dalam ayat ini disebutkan: "Tanpa tiang sebagaimana kamu lihat".
Dari perkataan ini dapat dipahami bahwa langit itu mempunyai tiang, yakni satu kekuatan yang menopangnya dan berfungsi sebagai tiang, sehingga planet-planet itu tidak jatuh berserakan. Hanya orang-orang yang berilmulah yang dapat melihat tiang-tiang yang kokoh itu dengan ilmu batiniah mereka.
Menurut para Saintis, langit dengan kenyataannya yang tampak, seluas mata memandang tidak sepotong tiang pun yang menyangganya. Logika manusia mengharuskan ada tiang penyangga agar tidak roboh. Akan tetapi, Allah dengan kekuasaan-Nya mampu berbuat di luar jangkauan logika manusia.
Manusia dan semua makhluk yang hidup di bumi berada di bawah sistem gravitasi (gaya tarik) bumi. Dengan demikian, mereka bisa stabil mengerjakan pekerjaan mereka di bumi, tidak melayang-layang di udara.
Ketika keluar dari bumi memasuki alam yang tak bergravitasi, manusia pun tahu bahwa di sana semua benda menjadi melayang-layang tak berbobot, termasuk manusia sendiri. Sungguh mudah bagi Allah untuk membuat apa saja sesuai kehendak-Nya, termasuk membuat langit menjadi "ringan" tak berbobot sehingga tidak diperlukan tiang-tiang untuk menyangganya.
Tapi dapat juga dianggap bahwa medan-medan gaya yang ada dalam alam semesta ini sebagai "tiang maya" yang tidak tampak oleh mata?
Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Al-Hasan dan Qatadah mengatakan bahwa langit tidak mempunyai tiang, baik yang tidak terlihat maupun yang terlihat. Ibnu Abbas, Ikrimah, dan Mujahid mengatakan bahwa langit memang mempunyai tiang, tetapi kalian tidak dapat melihatnya. Penjelasan mengenai hal ini juga disebutkan dalam Surat Ar-Ra'd dengan keterangan yang panjang.
Penciptaan Gunung Agar Bumi Stabil
Allah menciptakan gunung-gunung di permukaan bumi agar bumi itu stabil, tidak berguncang, sehingga manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan dapat hidup tenang di atasnya. Gunung itu seakan-akan merupakan pasak yang dapat mengokohkan permukaan bumi seperti halnya tiang-tiang kapal yang menjulang, yang dapat menstabilkan kapal itu berlayar dan berlabuh di tengah lautan, sehingga ia tidak oleng.
Di samping itu, gunung juga mempunyai manfaat lain bagi manusia, di antaranya mengatur pembagian dan penyaluran air hujan yang dicurahkan dari langit, sehingga air itu tetap ada di permukaan bumi meskipun musim kemarau.
Allah menciptakan binatang yang tidak dapat dihitung jumlah dan jenisnya, bentuk dan warnanya, sejak dari yang besar sampai ke yang kecil sehingga tidak kelihatan oleh mata. Semua binatang yang diciptakan itu ada manfaat dan faedahnya.
Terkadang manusia, karena tidak mengetahui faedah dan guna binatang-binatang itu, mereka membunuh dan menumpasnya, sehingga tanpa mereka sadari timbullah kerusakan di alam ini. Akan tetapi, Allah mengetahui dengan pasti jumlah, jenis, warna, kegunaan, dan faedah semua binatang-binatang yang diciptakan-Nya itu.
Allah menurunkan hujan dari langit. Hujan itu berasal dari awan yang dihalau-Nya ke suatu tempat tertentu, kemudian berubah menjadi hujan yang membasahi permukaan bumi. Dengan air hujan itu, tumbuhlah segala macam tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam, dengan warna yang indah dan manfaat yang banyak.
Jadi kesimpulannya, penciptaan alam semesta termasuk langit adalah bukti kekuasaan Allah. Hanya orang-orang tertentu yang diberi ilmu oleh Allah yang dapat melihat tiang penyangga langit tersebut.
Wallahu A'lam
Pertanyaannya, benarkah langit tak punya tiang? Ketika memandang ke atas langit, kita mendapati lapisan langit yang tertutup oleh awan terlihat tanpa tiang penyangga. Al-Qur'an menegaskan, "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal."
Untuk menjawab pertanyaan di atas, mari kita simak firman Allah dalam Surat Luqman Ayat 10 berikut tafsirnya:
خَلَقَ السَّمٰوٰتِ بِغَيۡرِ عَمَدٍ تَرَوۡنَهَا وَاَ لۡقٰى فِى الۡاَرۡضِ رَوَاسِىَ اَنۡ تَمِيۡدَ بِكُمۡ وَبَثَّ فِيۡهَا مِنۡ كُلِّ دَآ بَّةٍ ؕ وَاَنۡزَلۡنَا مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَاَنۡۢبَتۡنَا فِيۡهَا مِنۡ كُلِّ زَوۡجٍ كَرِيۡمٍ
"Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya, dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi agar ia (bumi) tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan segala macam jenis makhluk bergerak yang bernyawa di bumi. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik." (QS Luqman: 10)
Dalam Tafsir Kementerian Agama dijelaskan bahwa Ayat ini menerangkan beberapa tanda dan bukti kekuasaan Allah di alam ini, yaitu:
Menciptakan alam semesta dengan segala macam isinya, berupa planet-planet yang tidak terhitung jumlahnya. Planet-planet yang banyak itu merupakan bola-bola besar yang terapung di angkasa luas. Dalam ayat ini disebutkan: "Tanpa tiang sebagaimana kamu lihat".
Dari perkataan ini dapat dipahami bahwa langit itu mempunyai tiang, yakni satu kekuatan yang menopangnya dan berfungsi sebagai tiang, sehingga planet-planet itu tidak jatuh berserakan. Hanya orang-orang yang berilmulah yang dapat melihat tiang-tiang yang kokoh itu dengan ilmu batiniah mereka.
Menurut para Saintis, langit dengan kenyataannya yang tampak, seluas mata memandang tidak sepotong tiang pun yang menyangganya. Logika manusia mengharuskan ada tiang penyangga agar tidak roboh. Akan tetapi, Allah dengan kekuasaan-Nya mampu berbuat di luar jangkauan logika manusia.
Manusia dan semua makhluk yang hidup di bumi berada di bawah sistem gravitasi (gaya tarik) bumi. Dengan demikian, mereka bisa stabil mengerjakan pekerjaan mereka di bumi, tidak melayang-layang di udara.
Ketika keluar dari bumi memasuki alam yang tak bergravitasi, manusia pun tahu bahwa di sana semua benda menjadi melayang-layang tak berbobot, termasuk manusia sendiri. Sungguh mudah bagi Allah untuk membuat apa saja sesuai kehendak-Nya, termasuk membuat langit menjadi "ringan" tak berbobot sehingga tidak diperlukan tiang-tiang untuk menyangganya.
Tapi dapat juga dianggap bahwa medan-medan gaya yang ada dalam alam semesta ini sebagai "tiang maya" yang tidak tampak oleh mata?
Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Al-Hasan dan Qatadah mengatakan bahwa langit tidak mempunyai tiang, baik yang tidak terlihat maupun yang terlihat. Ibnu Abbas, Ikrimah, dan Mujahid mengatakan bahwa langit memang mempunyai tiang, tetapi kalian tidak dapat melihatnya. Penjelasan mengenai hal ini juga disebutkan dalam Surat Ar-Ra'd dengan keterangan yang panjang.
Penciptaan Gunung Agar Bumi Stabil
Allah menciptakan gunung-gunung di permukaan bumi agar bumi itu stabil, tidak berguncang, sehingga manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan dapat hidup tenang di atasnya. Gunung itu seakan-akan merupakan pasak yang dapat mengokohkan permukaan bumi seperti halnya tiang-tiang kapal yang menjulang, yang dapat menstabilkan kapal itu berlayar dan berlabuh di tengah lautan, sehingga ia tidak oleng.
Di samping itu, gunung juga mempunyai manfaat lain bagi manusia, di antaranya mengatur pembagian dan penyaluran air hujan yang dicurahkan dari langit, sehingga air itu tetap ada di permukaan bumi meskipun musim kemarau.
Allah menciptakan binatang yang tidak dapat dihitung jumlah dan jenisnya, bentuk dan warnanya, sejak dari yang besar sampai ke yang kecil sehingga tidak kelihatan oleh mata. Semua binatang yang diciptakan itu ada manfaat dan faedahnya.
Terkadang manusia, karena tidak mengetahui faedah dan guna binatang-binatang itu, mereka membunuh dan menumpasnya, sehingga tanpa mereka sadari timbullah kerusakan di alam ini. Akan tetapi, Allah mengetahui dengan pasti jumlah, jenis, warna, kegunaan, dan faedah semua binatang-binatang yang diciptakan-Nya itu.
Allah menurunkan hujan dari langit. Hujan itu berasal dari awan yang dihalau-Nya ke suatu tempat tertentu, kemudian berubah menjadi hujan yang membasahi permukaan bumi. Dengan air hujan itu, tumbuhlah segala macam tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam, dengan warna yang indah dan manfaat yang banyak.
Jadi kesimpulannya, penciptaan alam semesta termasuk langit adalah bukti kekuasaan Allah. Hanya orang-orang tertentu yang diberi ilmu oleh Allah yang dapat melihat tiang penyangga langit tersebut.
Wallahu A'lam
(rhs)