Wasiat Dorce Agar Jenazahnya Diperlakukan sebagai Perempuan, Begini Menurut Hukum Islam
Minggu, 30 Januari 2022 - 06:28 WIB
"Apa hubungan jenazah ini denganmu, Bu?" tanya Wahhab kepada perempuan tua tersebut.
"Ia (jenazah) ini adalah putraku," jawab perempuan tua itu.
"Apakah kalian tidak memiliki tetangga?" Wahhab melanjutkan pertanyaannya kepada perempuan tua itu.
"Ya tentu (punya), tetapi mereka merendahkan almarhum putraku," kata perempuan tua itu.
"Ada masalah apa dengan putramu?" tanya Wahhab.
"Putraku waria, senang berpenampilan wanita," jawab perempuan tua itu.
Mendengar jawaban itu, Abdul Wahhab mengangguk. Kini ia mengetahui kenapa jenazah tersebut diantar oleh sedikit orang, tiga orang laki-laki dan satu orang perempuan tua. Ia dapat merasakan kepedihan yang dialami oleh perempuan tua tersebut. Ia merasa iba terhadap perempuan tua tersebut.
Sepulang pemakaman Abdul Wahhab mengajak perempuan tua itu ke rumahnya. Ia memberikan beberapa dirham, sekarung gandum, dan beberapa potong pakaian kepada perempuan itu.
Malam hari Abdul Wahhab bermimpi. Dalam mimpinya ia didatangi oleh seorang pria muda yang sangat tampan. Wajahnya cerah secerah bulan malam purnama. Pria muda itu mengenakan pakaian putih. Ia kemudian mengucapkan terima kasih kepada Abdul Wahhab.
"Maaf anak muda, kamu ini siapa?" tanya Abdul Wahhab kepada pria muda tersebut.
"Aku adalah waria yang kalian makamkan siang hari tadi. Alhamdulillah, Allah menurunkan rahmat-Nya kepadaku karena penghinaan orang-orang terhadapku," jawa pria muda tersebut.
"Ia (jenazah) ini adalah putraku," jawab perempuan tua itu.
"Apakah kalian tidak memiliki tetangga?" Wahhab melanjutkan pertanyaannya kepada perempuan tua itu.
"Ya tentu (punya), tetapi mereka merendahkan almarhum putraku," kata perempuan tua itu.
"Ada masalah apa dengan putramu?" tanya Wahhab.
"Putraku waria, senang berpenampilan wanita," jawab perempuan tua itu.
Mendengar jawaban itu, Abdul Wahhab mengangguk. Kini ia mengetahui kenapa jenazah tersebut diantar oleh sedikit orang, tiga orang laki-laki dan satu orang perempuan tua. Ia dapat merasakan kepedihan yang dialami oleh perempuan tua tersebut. Ia merasa iba terhadap perempuan tua tersebut.
Sepulang pemakaman Abdul Wahhab mengajak perempuan tua itu ke rumahnya. Ia memberikan beberapa dirham, sekarung gandum, dan beberapa potong pakaian kepada perempuan itu.
Malam hari Abdul Wahhab bermimpi. Dalam mimpinya ia didatangi oleh seorang pria muda yang sangat tampan. Wajahnya cerah secerah bulan malam purnama. Pria muda itu mengenakan pakaian putih. Ia kemudian mengucapkan terima kasih kepada Abdul Wahhab.
"Maaf anak muda, kamu ini siapa?" tanya Abdul Wahhab kepada pria muda tersebut.
"Aku adalah waria yang kalian makamkan siang hari tadi. Alhamdulillah, Allah menurunkan rahmat-Nya kepadaku karena penghinaan orang-orang terhadapku," jawa pria muda tersebut.
Baca Juga
(mhy)