Kisah Perjuangan Kader-Kader Abbasiyah, Ada yang Dimutilasi Lalu Disalib
Senin, 14 Februari 2022 - 05:15 WIB
Di antara mereka yang ditangkap adalah Sulaiman bin Katsir, tokoh utama dakwah, Malik bin Al-Haitsam, Musa bin Ka'b, Lahiz bin Quraizh, Khalid bin Ibrahim, Thalhah bin Zuraiq, dan anggota lainnya.
Lalu mereka disidangkan. Asad bin Abdullah berkata, “Wahai orang-orang fasik, bukankah Allah SWT telah berfirman, “Allah telah memaafkan apa yang telah lalu. Dan, barangsiapa kembali mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya. Dan, Allah Mahaperkasa, memiliki (kekuasaan untuk) menyiksa.” (QS Al-Ma'idah: 95)
Lalu Sulaiman bin Katsir berkata, “Bolehkan aku berbicara, ataukah harus diam?”
Ia berkata, “Bicaralah.”
Sulaiman berkata, “Demi Allah, kami hanyalah orang sebagaimana yang dikatakan seorang penyair,
Meskipun tanpa air, tenggorokanku akan penuh dengan ludah
Aku bagaikan orang yang banyak makan sehingga
sama dengan meminum air sedikit demi sedikit.
Anda telah mengetahui cerita tentang kami. Demi Allah, kami memburu kalajengking yang berada di tanganmu wahai Al-Amir: Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berasal dari kaummu -maksudnya Yaman.
Sesungguhnya orang-orang yang membuat laporan kepadamu ini tidaklah benar. Karena kami merupakan orang yang paling keras terhadap Qutaibah bin Muslim. Mereka hanya menuntut balas terhadap mereka.”
Syaikh Muhammad Al-Khudari mengingatkan, perhatikanlah bagaimana orang-orang tersebut menggunakan fanatisme kesukuan ataupun nasionalisme dalam situasi tersulit mereka demi membebaskan diri dari petaka yang mereka hadapi. Jawaban tersebut merupakan faktor yang menyebabkan para juru dakwah itu terbebas dari jeratan hukuman yang harus mereka terima.
Dalam hal ini, mereka mendapatkan salah seorang dari kaumnya yang bekerja dengan gubernur sehingga dapat melepaskan diri dari jeratan hukum. Mereka pun benar-benar terbebas darinya.
Kematian Asad bin Abdullah tahun 120 H memberikan angin segar kepada kaum Syiah di Khurasan. Kemudian di dunia Islam terjadilah keberhasilan gemilang kaum Syiah sebagai buah perjuangan dan jerih payah mereka dalam berdakwah dan sekaligus menjadi kekalahan musuh-musuh mereka yang tidak mampu menjatuhkan hukuman kepada mereka.
Lalu mereka disidangkan. Asad bin Abdullah berkata, “Wahai orang-orang fasik, bukankah Allah SWT telah berfirman, “Allah telah memaafkan apa yang telah lalu. Dan, barangsiapa kembali mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya. Dan, Allah Mahaperkasa, memiliki (kekuasaan untuk) menyiksa.” (QS Al-Ma'idah: 95)
Lalu Sulaiman bin Katsir berkata, “Bolehkan aku berbicara, ataukah harus diam?”
Ia berkata, “Bicaralah.”
Sulaiman berkata, “Demi Allah, kami hanyalah orang sebagaimana yang dikatakan seorang penyair,
Meskipun tanpa air, tenggorokanku akan penuh dengan ludah
Aku bagaikan orang yang banyak makan sehingga
sama dengan meminum air sedikit demi sedikit.
Anda telah mengetahui cerita tentang kami. Demi Allah, kami memburu kalajengking yang berada di tanganmu wahai Al-Amir: Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berasal dari kaummu -maksudnya Yaman.
Sesungguhnya orang-orang yang membuat laporan kepadamu ini tidaklah benar. Karena kami merupakan orang yang paling keras terhadap Qutaibah bin Muslim. Mereka hanya menuntut balas terhadap mereka.”
Syaikh Muhammad Al-Khudari mengingatkan, perhatikanlah bagaimana orang-orang tersebut menggunakan fanatisme kesukuan ataupun nasionalisme dalam situasi tersulit mereka demi membebaskan diri dari petaka yang mereka hadapi. Jawaban tersebut merupakan faktor yang menyebabkan para juru dakwah itu terbebas dari jeratan hukuman yang harus mereka terima.
Dalam hal ini, mereka mendapatkan salah seorang dari kaumnya yang bekerja dengan gubernur sehingga dapat melepaskan diri dari jeratan hukum. Mereka pun benar-benar terbebas darinya.
Kematian Asad bin Abdullah tahun 120 H memberikan angin segar kepada kaum Syiah di Khurasan. Kemudian di dunia Islam terjadilah keberhasilan gemilang kaum Syiah sebagai buah perjuangan dan jerih payah mereka dalam berdakwah dan sekaligus menjadi kekalahan musuh-musuh mereka yang tidak mampu menjatuhkan hukuman kepada mereka.
(mhy)