Begini Penjelasan Gus Baha, Mengapa Sayyidah Aisyah Ingkar Mikraj

Kamis, 24 Februari 2022 - 14:58 WIB
Kaum muslimin sepakat bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini yang bisa melihat Allah dengan mata kepalanya sendiri, sebagaimana yang ditegaskan oleh Ad-Darimi dalam Ar-Rad Ala Al-Jahmiyah (hlm. 306), Syaikhul Islam dalam Majmu’ Fatawa (6/510), dan Ibn Abil Iz dalam Syarh Aqidah Thahwiyah (1/222) Dan terdapat hadis yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau menegaskan bahwa manusia apapun tidak mungkin melihat Tuhannya di dunia.

Beliau bersabda,

تعلَّموا أنه لن يرى أحد منكم ربه عز وجل حتى يموت

“Yakini, bahwa seorangpun diantara kalian tidak akan bisa melihat Tuhannya sampai dia mati.” (HR. Muslim 7283, Ahmad dalam Musnadnya 5/433)

Hanya saja, yang menjadi perbedaan ulama adalah apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Allah ketika isra mi’raj ataukah tidak?

Ada 4 pendapat ulama tentang apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Allah ketika isra mi’raj ataukah tidak. Pendapat Siti Aisyah adalah salah satunya.

Pendapat mayoritas ulama ahlus sunah, meyakini bahwa Nabi SAW melihat Allah ketika isra mikraj. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa mengatakan, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu dan mayoritas ulama ahlus sunah berpendapat bahwa Nabi Muhammad SAW melihat Tuhannya ketika isra mi’raj.

Sementara Aisyah dan beberapa tokoh yang bersamanya, mengingkari aqidah ini.

Beberapa riwayat yang mendukung pendapat ini,

a. Keterangan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, tentang firman Allah di surat An-Najm, yang artinya, ‘Sesungguhnya Muhammad telah melihat-nya pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha.’

Ibnu Abbas menjelaskan tentang ayat ini,

رأى ربه فتدلى فكان قاب قوسين أو أدنى

Beliau melihat Tuhannya dan mendekat. Sehingga jaraknya seperti dua busur atau lebih dekat. (HR. Turmudzi 3280 dan Al-Albani menilai, shahih sampai kepada Ibnu Abbas)

b. Dari Qatadah, bahwa Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan,

رأى محمدٌ ربَّه

“Nabi Muhammad melihat Tuhannya” (HR. Ibn Abi Ashim dalam As-Sunah no. 432 dan Ibnu Khuzaimah dalam Bab Tauhid no. 280. Namun riwayat ini dinilai lemah oleh sebagian ulama)



c. Keterangan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ketika beliau ditanya oleh Marwan bin Hakam, apakah Nabi Muhammad melihat Tuhannya. Jawab beliau, ‘Ya, beliau telah melihatnya.’ (HR. Abdullah bin Ahmad dalam As-Sunah no. 218, Al-Lalikai dalam Syarh Ushul I’tiqad, no. 908).

Pendapat ketiga, Nabi SAW melihat Allah dengan hati. Terdapat satu hadis yang mendukung pendapat ini, namun haditsnya dhaif. Karena statusnya hadis mursal. Hadis tersebut dari seorang tabiin, Muhammad bin Ka’ab Al-Quradzi, bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya, ‘Apakah anda melihat Tuhan anda?’ jawab beliau,

رأيته بفؤادي، ولم أره بعيني
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيۡنَ يَدۡعُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدۡوًاۢ بِغَيۡرِ عِلۡمٍ ‌ؕ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمۡ ۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمۡ مَّرۡجِعُهُمۡ فَيُنَبِّئُهُمۡ بِمَا كَانُوۡا يَعۡمَلُوۡنَ
Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.

(QS. Al-An'am Ayat 108)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More