5 Muazin pada Masa Rasulullah SAW dan Keutamaan Juru Azan

Senin, 28 Februari 2022 - 22:31 WIB
Muazin pada masa Rasulullah adalah orang-orang hebat yang diberi tugas mulia oleh Rasulullah SAW. Nama mereka dikenang dalam sejarah peradaban Islam. Foto/dok SINDOnews
Ada lima Muazin (الْمُؤَذِّنُ) atau juru Azan pada masa Rasulullah SAW yang perlu kita ketahui berikut keutamaan mengumandangkan azan.

Azan pertama kali dikumandangkan oleh Bilal bin Robbah setelah Nabi Muhammad SAW membenarkan mimpi yang dialami sahabat bernama Abdullah bin Zaid. Nabi kemudian mensyariatkan Azan setiap waktu sholat tiba.

Muazin pada masa Nabi ada lima orang. Bilal dan Ibnu Ummi Maktum adalah muazzin Rasulullah SAW di Masjid Nabawi Madinah. Sementara Abu Mahzurah, muazin Rasulullah di Makkah. Dan Sa'ad Al-Qarazh muazin di Masjid Quba.

1. Bilal bin Robbah

Bilal adalah golongan orang yang pertama memeluk Islam. Beliau merasakan siksaan kafir Quraisy karena mempertahankan keyakinannya terhadap Islam. Beliaulah muazin pertama di dunia dan ditugaskan Rasulullah mengumandangkan Azan di Masjid Nabi di Madinah. Sempat beberapa saat menjadi muazin di masa Abu Bakar. Kemudian pernah satu kali mengumandangkan azan di zaman Umar Bin Khattab karena sahabat rindu dengan suaranya dan ingin mengenang Rasulullah SAW.



2. Ibnu Ummi Maktum

Beliau adalah Amr bin Qays bin Zaidah bin al-Asham yang memeluk Islam di Makkah. Meski buta, Amr Bin Qays termasuk orang pertama menyambut seruan Nabi untuk hijrah ke Madinah. Ibnu Umar yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabd: "Sungguh jika Bilal Azan di malam hari (azan pertama di waktu fajar kadzib), maka makan dan minumlah sampai Ibnu Ummi Maktum memanggil. Ia adalah buta, ia tidak akan memanggil sampai dikatakan kepadanya bahwa telah pagi-telah pagi."

3. Abu Mahzurah

Abu Mahdzurah, pemuda Quraisy berusia 16 tahun, pemilik suara keras dan merdu. Saat ia mengumandangkan Azan dengan maksud mengejek (meniru-meniru Azan Bailal), Nabi mendengarnya. Nabi kemudian memanggilnya dan mendudukkannya di hadapan beliau. Abu Mahzurah ketakutan menyangka inilah akhir riwayat hidupnya karena ulahnya itu.

Tapi, Rasulullah jutsru mengusap dada dan ubun-ubunnya dan berdoa: "Semoga Allah memberkati dirimu, dan semoga Allah memberkati perbuatanmu." Sejak saat itu lenyaplah semua kebenciannya terhadap Rasulullah dan membuatnya berubah dan sangat mencintai Rasulullah. Setelah Abu Mahzurah beriman, Rasulullah mengajarkannya kalimat Azan. Jadilah beliau orang pertama mengumandakan Azan setelah Rasulullah meninggalkan Makkah menuju Madinah. Abu Mahzurah terus menjadi muazin di Masjidil Haram Makkah dalam waktu yang cukup lama. Kemudian dilanjutkan oleh keturunannya dan ada yang mengatakan hingga masa Imam Syafi'i.

4. Sa'ad Al-Qarazh

Muazin berikutnya adalah Saad al-Qarazh. Beliau adalah mantan budak Ammar bin Yasir. Beliaulah muazin Rasulullah di Masjid Quba. Pada zaman Khalifah Abu Bakar, beliau ditugaskan menngumandangkan Azan di Masjid Nabawi, karena Bilal enggan menjadi muazin setelah Rasulullah SAW wafat. Setelah Sa'ad wafat, anaknya melanjutkan tugas sang ayah mengumandangkan azan di Masjid Nabi.

5. Ziyad Bin Al-Harits Ash-Shudai

Sebagian ahli fiqih mengatakan bahwa Ziyad pernah menjadi muazin Rasulullah SAW. Berdasarkan hadis riwayat Imam Ahmad dalam Musnad-nya bahwa Ziyad pernah azan di hadapan Nabi. Tapi hadis tersebut tidak shahih.

Kelima nama inilah yang dikumpulkan oleh Syekh at-Tawudi bin Saudah dalam syairnya:

عمرو بلال و أبو محذورة

سعد زياد خمسة مذكورة

قد أذنوا جميعهم للمصطفى

نالوا بذاك رتبة و شرفا
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
اَلۡهٰٮكُمُ التَّكَاثُرُۙ‏ (١) حَتّٰى زُرۡتُمُ الۡمَقَابِرَؕ (٢) كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَۙ‏ (٣) ثُمَّ كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَؕ (٤) كَلَّا لَوۡ تَعۡلَمُوۡنَ عِلۡمَ الۡيَقِيۡنِؕ (٥) لَتَرَوُنَّ الۡجَحِيۡمَۙ (٦) ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيۡنَ الۡيَقِيۡنِۙ (٧) ثُمَّ لَـتُسۡـَٔـلُنَّ يَوۡمَٮِٕذٍ عَنِ النَّعِيۡمِ (٨)
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui. Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim, kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri, kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).

(QS. At-Takatsur)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More