Sewaktu Bayi, Namrudz Disusui Macan Tutul, Mati karena Seekor Nyamuk
Jum'at, 24 April 2020 - 13:59 WIB
NAMRUDZ adalah anak Raja Kan’an. Saat lahir, sang ayah menginginkan dia dibuang karena dianggap akan membawa keburukan. "Bunuh saja atau buang saja ke tanah lapang agar dia mati,” perintah Kan'an kepada istrinya.
Bayi Namrudz dilemparkan ke tanah lapang di antara kumpulan sapi yang sedang merumput. Anehnya, semua sapi menjauhinya dan setiap kali ada binatang yang melihatnya, binatang itu kabur menjauh.
Oleh sang bunda, akhirnya bayi itu dibuang ke sungai. Orok itu terbawa arus sampai ke sebuah sumur. Allah menundukkan seekor macan tutul betina untuk menyusuinya. Hal itu dilihat oleh penduduk suatu kampung, lalu mereka membawa anak tersebut dan mengurusnya. Mereka memberinya nama Namrudz.
Menginjak usia remaja, Namrudz bisa menghimpun banyak orang menjadi pengikutnya. Itu membuat Kan’an ingin membasminya. Kan’an tidak tahu bahwa Namrudz anaknya. Namrudz juga tak tahu bahwa Kan'an adalah ayahnya.
Maka, Kan’an mengumpulkan bala tentaranya, pergi untuk melumpuhkan Namrudz. Terjadilah perang antara tentara Kan'an dan relawan Namrudz. Kan'an kalah. Dia terbunuh. Namrudz mengusai kerajaannya. ( Baca juga: Waktu Bayi Namrudz Dibuang Ibunya dan Disusui Macan Tutul ).
Dalam perjalanannya, Namrudz amat sombong dan celakanya dia mengaku diri tuhan. Nabi Ibrahim AS mengajak ke jalan yang benar. Dia menolak dengan sombongnya.
Nabi Ibrahim merusak memenggal leher 72 patung yang dituhankan Namrudz dan rakyatnya. Namrudz marah dan menjatuhkan hukuman bakar kepada Nabi Ibrahim AS.
Nabi Ibrahim tidak mempan dibakar. Allah menjadikan api dingin bagi Ibrahim. Yang terjadi justru tiba-tiba ada percikan api mengenai baju Namrudz dan membakar ke semua bajunya kecuali badannya. Dia tidak terbakar oleh api agar tahu bahwa api tidak akan membahayakan siapapun kecuali dengan seizin Allah. Tetapi semua itu tidak dijadikan bahan pelajaran oleh Namrudz.
As-Sadi mengatakan, pada hari itu, banyak sekali orang yang beriman karena mereka melihat mukjizat yang diberikan kepada Nabi Ibrahim tersebut, yaitu tidak terbakar oleh api. Ketika Namrudz melihat itu, dia berkata kepada Ibrahim AS, “Pergilah engkau dari tanah kami agar engkau tidak merusak agama kami.” ( Baca juga: Berserah Diri Pada Allah, Nabi Ibrahim Tolak Bantuan Mikail )
Nabi Ibrahim pun meninggalkan tanah kelahirannya. Sedangkan Namrudz semakin ngawur. Ia tak segan menghukum siapa pun yang menolak tunduk terhadap perintahnya.
Suatu ketika Allah SWT mengutus seorang malaikat untuk menemui Namrudz dan mengajaknya beriman. Sekali, dua kali, ajakan tersebut ditolak. “Memangnya ada tuhan selain aku,” kata Namrudz sesumbar.
Di kali yang ketiga, ajakan malaikat itu pun mendapat respons tak sedap. Akhirnya, malaikat meminta agar Namrudz mengumpulkan sejumlah warganya di pelataran istana. Permintaan itu dikabulkan.
Pada hari yang telah ditentukan, Allah mengirim ribuan nyamuk atau sejenis serangga ganas menyerang mereka yang telah berkumpul di sana.
Nyamuk-nyamuk itu kemudian menghisap darah pasukan Namrudz dan memakan daging mereka. Maka habislah pasukan Namrudz, sedangkan Namrudz tetap selamat. Lalu Allah mengutus seekor nyamuk untuk masuk ke kepala Namrudz melalui lubang hidungnya.
Nyamuk itu terus bertahan di kepala Namrudz dan menyiksanya selama 400 tahun. Tak kuat dengan perihnya, Namrudz akhirnya memukul-mukul kepalanya dengan tongkat kecil.
Disebutkan bahwa ia menjadi raja yang zalim selama 400 tahun, maka Allah pun mengazabnya selama 400 tahun hingga akhirnya ia mati karena wasilah seekor nyamuk kecil.
Begitulah Allah SWT memberikan pelajaran kepada raja angkuh nan sombong melalui seekor nyamuk yang kecil.
Wallahu a’lam bisshawab
Bayi Namrudz dilemparkan ke tanah lapang di antara kumpulan sapi yang sedang merumput. Anehnya, semua sapi menjauhinya dan setiap kali ada binatang yang melihatnya, binatang itu kabur menjauh.
Oleh sang bunda, akhirnya bayi itu dibuang ke sungai. Orok itu terbawa arus sampai ke sebuah sumur. Allah menundukkan seekor macan tutul betina untuk menyusuinya. Hal itu dilihat oleh penduduk suatu kampung, lalu mereka membawa anak tersebut dan mengurusnya. Mereka memberinya nama Namrudz.
Menginjak usia remaja, Namrudz bisa menghimpun banyak orang menjadi pengikutnya. Itu membuat Kan’an ingin membasminya. Kan’an tidak tahu bahwa Namrudz anaknya. Namrudz juga tak tahu bahwa Kan'an adalah ayahnya.
Maka, Kan’an mengumpulkan bala tentaranya, pergi untuk melumpuhkan Namrudz. Terjadilah perang antara tentara Kan'an dan relawan Namrudz. Kan'an kalah. Dia terbunuh. Namrudz mengusai kerajaannya. ( Baca juga: Waktu Bayi Namrudz Dibuang Ibunya dan Disusui Macan Tutul ).
Dalam perjalanannya, Namrudz amat sombong dan celakanya dia mengaku diri tuhan. Nabi Ibrahim AS mengajak ke jalan yang benar. Dia menolak dengan sombongnya.
Nabi Ibrahim merusak memenggal leher 72 patung yang dituhankan Namrudz dan rakyatnya. Namrudz marah dan menjatuhkan hukuman bakar kepada Nabi Ibrahim AS.
Nabi Ibrahim tidak mempan dibakar. Allah menjadikan api dingin bagi Ibrahim. Yang terjadi justru tiba-tiba ada percikan api mengenai baju Namrudz dan membakar ke semua bajunya kecuali badannya. Dia tidak terbakar oleh api agar tahu bahwa api tidak akan membahayakan siapapun kecuali dengan seizin Allah. Tetapi semua itu tidak dijadikan bahan pelajaran oleh Namrudz.
As-Sadi mengatakan, pada hari itu, banyak sekali orang yang beriman karena mereka melihat mukjizat yang diberikan kepada Nabi Ibrahim tersebut, yaitu tidak terbakar oleh api. Ketika Namrudz melihat itu, dia berkata kepada Ibrahim AS, “Pergilah engkau dari tanah kami agar engkau tidak merusak agama kami.” ( Baca juga: Berserah Diri Pada Allah, Nabi Ibrahim Tolak Bantuan Mikail )
Nabi Ibrahim pun meninggalkan tanah kelahirannya. Sedangkan Namrudz semakin ngawur. Ia tak segan menghukum siapa pun yang menolak tunduk terhadap perintahnya.
Suatu ketika Allah SWT mengutus seorang malaikat untuk menemui Namrudz dan mengajaknya beriman. Sekali, dua kali, ajakan tersebut ditolak. “Memangnya ada tuhan selain aku,” kata Namrudz sesumbar.
Di kali yang ketiga, ajakan malaikat itu pun mendapat respons tak sedap. Akhirnya, malaikat meminta agar Namrudz mengumpulkan sejumlah warganya di pelataran istana. Permintaan itu dikabulkan.
Pada hari yang telah ditentukan, Allah mengirim ribuan nyamuk atau sejenis serangga ganas menyerang mereka yang telah berkumpul di sana.
Nyamuk-nyamuk itu kemudian menghisap darah pasukan Namrudz dan memakan daging mereka. Maka habislah pasukan Namrudz, sedangkan Namrudz tetap selamat. Lalu Allah mengutus seekor nyamuk untuk masuk ke kepala Namrudz melalui lubang hidungnya.
Nyamuk itu terus bertahan di kepala Namrudz dan menyiksanya selama 400 tahun. Tak kuat dengan perihnya, Namrudz akhirnya memukul-mukul kepalanya dengan tongkat kecil.
Disebutkan bahwa ia menjadi raja yang zalim selama 400 tahun, maka Allah pun mengazabnya selama 400 tahun hingga akhirnya ia mati karena wasilah seekor nyamuk kecil.
Begitulah Allah SWT memberikan pelajaran kepada raja angkuh nan sombong melalui seekor nyamuk yang kecil.
Wallahu a’lam bisshawab
(mhy)