Malu sebagai Sikap Terpuji, Inilah Dalil-dalilnya

Selasa, 15 Maret 2022 - 12:45 WIB
Islam memerintahkan dan menganjurkan umatnya untuk berakhlak dengan rasa malu dan menjadikannya sebagai bagian dari iman yang dimiliki. Foto ilustrasi/ist
Islam memerintahkan dan menganjurkan umatnya untuk berakhlak dengan rasa malu dan menjadikannya sebagai bagian dari iman yang dimiliki. Sangat banyak hadis-hadis yang terkait dengan rasa malu , yang menunjukkan besarnya perhatian Islam terhadap akhlak malu.

"Dengan artian seorang hamba selalu malu terhadap kejelekan dan kemaksiatan, atau malu bila tidak menjalankan kebaikan,"ungkap Menurut Ustadz Mu’tashim, dai alumnus Universitas Islam Madinah yang juga pengasuh di Dewan konsultasi Bimbingan Islam (BIAS).



Berikut di antaranya hadis-hadis yang menunjukkan tentang keutamaan dan perhatian Islam terhadap akhlak malu ini, antara lain:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْإِيـمَانُ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيـمَانِ


Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Iman memiliki lebih dari enam puluh cabang, dan malu adalah bagian dari iman”. (H.R. Bukhari 8)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْإِيـمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْعَظْمِ عَنْ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيـمَانِ


Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Iman itu ada tujuh puluh cabang, yang paling afdhal adalah LAA ILAAHA ILLAALLAH dan yang paling rendah adalah menyingkirkan tulang dari jalan, dan malu adalah bagian dari keimanan.” (H.R. Abu Daud 4056)

عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا كَانَ الْفُحْشُ فِي شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ وَمَا كَانَ الْحَيَاءُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ


Dari Anas ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah sifat buruk berada dalam sesuatu kecuali akan memperburuknya, dan tidaklah sifat malu ada dalam sesuatu kecuali akan menghiasinya.” (H.R. Tirmidzi 1897, menurutnya hadits ini Hasan Gharib)

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِلْأَشَـجِّ الْعَصَرِيِّ إِنَّ فِيكَ خَصْلَتَيْنِ يُـحِبُّـهُمَا اللهُ الْحِلْمَ وَالْحَيَاءَ


Dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Al Asyaj Al ‘Ashri: “Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sikap yang dicintai oleh Allah; sifat santun dan malu.” (H.R. Ibnu Majah 4178)

عَنْ أَبُو مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَافْعَلْ مَا شِئْتَ


Dari Abu Mas’ud ia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya diantara yang didapatkan manusia dari perkataan (yang disepakati) para Nabi adalah; “Jika kamu tidak punya malu, maka berbuatlah sesukamu”.” (H.R. Bukhari 3225, Ibnu Majah 4173, Ahmad 16470)

Dan hadis-hadis yang lain yang menunjukkan fungsi dan faidah dari rasa malu baik ia sebagai bagian dari iman, penghias, penjaga ataupun pendorong atas diri seorang hamba untuk malu terhadap perilaku keburukan dan malu bila tidak menjalankan perintah-perintah kebaikan dari agama, bukan rasa malu yang tidak pada tempatnya.

Sebaliknya, lanjut Ustadz Mu’tashim, Islam juga melarang umatnya melakukan perilaku yang tercela. Tercela menurut kacamata Islam yang melanggar hukum dan syariat, tercela karena telah melanggar norma hukum dan adat istiadat masyarakat setempat, sehingga manusia merasa tidak suka dan benci dengan apa yang dilakukannya.

"Itulah makna akhlak tercela yang mengandung beberapa unsur yang harus terpenuhi, aturan agama, aturan norma negara dan norma masyarakat dengan adat istiadat dengan menjadikan syariat agama sebagai barometer utama dari segala norma dan dogma yang di dapatkan dalam diri manusia,"tuturnya.



Wallahu A'lam
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Apabila seseorang berkata kepada saudaranya 'Wahai kafir', maka bisa jadi akan kembali kepada salah satu dari keduanya.

(HR. Bukhari No. 5638)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More