Surat al-Qashash Ayat 23-28: Kisah Pertemuan Nabi Musa dengan Nabi Syu’aib

Sabtu, 19 Maret 2022 - 15:35 WIB
Surat al-Washah ayat 23-28 berkisah tentang pertemuan Nabi Musa dengan Nabi Syuaib. Foto/Ilustrasi: Ist
Surah al-Qashash ayat 1-50 berisi kisah tentang Nabi Musa as mulai dari dilahirkan hingga perlawanannya terhadap Fir’aun . Dalam kisah tersebut terdapat cerita tentang Nabi Musa as menikah dengan salah satu putri Nabi Syu’aib as. Kisah ini terekam dalam QS al-Qashash ayat 23 – 28. Pada ayat 23 Allah SWT berfirman:

وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِنْ دُونِهِمُ امْرَأَتَيْنِ تَذُودَانِ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا قَالَتَا لَا نَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ


Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya).

Musa berkata: “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?”

Kedua wanita itu menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya.”



Ayat di atas memulai kisah perjumpaan Nabi Musa as dengan dua perempuan yang sedang menggembala ternak dan hendak memberikan minum ternak mereka.

Sebagaimana dapat dibaca dalam terjemah ayat, kedua perempuan tersebut menunggu para penggembala lain agar bisa meminumkan air bagi ternak-ternaknya.

Pada ayat sebelumnya diceritakan bahwa Nabi Musa as sedang dalam pelarian dari kejaran tantara Firaun. Di tengah kejaran tersebut, sampailah Nabi Musa as di kota Madyan dan bertemu dengan dua perempuan sebagaimana diceritakan pada ayat ini.

Al-Baghawi dalam Ma’alim al-Tanzil fi Ta’wil al-Quran menyebutkan bahwa kota Madyan diambil dari nama seorang figur bernama Madyan bin Ibrahim.

Wildan Imaduddin Muhammad, peneliti di el-Bukhari Institute, dalam laman Tafsir Al-Quran mengatakan tidak ada keterangan terkait apakah Ibrahim yang menjadi bapak Madyan ini adalah Nabi Ibrahim atau bukan. Masih menurut al-Baghawi, keadaan Nabi Musa sesampainya di Madyan tidak memiliki apa pun. Sedangkan ia telah menempuh perjalanan dari Mesir ke Madyan kurang lebih delapan hari delapan malam.

Dalam keadaan lelah baik secara fisik maupun psikis itulah, nabi Musa as bertemu dengan dua orang perempuan yang sedang menggembala kambing sebagaimana tertera pada ayat.

Menurut keterangan al-Thabari dalam tafsirnya, dua perempuan yang ditemui Nabi Musa bernama Layya dan Shafura. Sosok Layya dan Shafura pada ayat ini mencerminkan dua perempuan independen yang mengerjakan pekerjaan “maskulin” pada masa itu.



Setelah mengetahui dua perempuan memerlukan bantuan, Nabi Musa as menolong mereka. Hal ini tertuang dalam ayat 24:

فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ


“Maka dia (Musa) memberi minum (ternak) kedua perempuan itu, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan (makanan) yang Engkau turunkan kepadaku.”

Menurut Fakhruddin al-Razi dalam Mafatih al-Ghayb ada perbedaan pendapat mengenai cara Nabi Musa as memberikan minum kepada kambing peliharaan Layya dan Shafura.

Pendapat pertama mengatakan bahwa Nabi Musa meminta kepada kelompok lelaki yang sedang meminumkan kambing untuk berbagi air sumur dan mereka dengan sukarela membagikan air tersebut kepadanya. Kemudian nabi Musa memberikan air minum untuk ternak Layya dan Shafura.

Pendapat kedua, orang-orang yang menguasai sumur dengan sengaja menutup mulut sumur dengan batu besar agar ternak lain tidak bisa minum dari air sumur tersebut. Batu besar yang dijadikan penutup hanya bisa dipindahkan oleh sepuluh orang. Nabi Musa as dengan mudah memindahkan batu tersebut.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَوَصَّيۡنَا الۡاِنۡسَانَ بِوَالِدَيۡهِ اِحۡسَانًا‌ ؕ حَمَلَـتۡهُ اُمُّهٗ كُرۡهًا وَّوَضَعَتۡهُ كُرۡهًا‌ ؕ وَحَمۡلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰـثُوۡنَ شَهۡرًا‌ ؕ حَتّٰٓى اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرۡبَعِيۡنَ سَنَةً  ۙ قَالَ رَبِّ اَوۡزِعۡنِىۡۤ اَنۡ اَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ الَّتِىۡۤ اَنۡعَمۡتَ عَلَىَّ وَعَلٰى وَالِدَىَّ وَاَنۡ اَعۡمَلَ صَالِحًا تَرۡضٰٮهُ وَاَصۡلِحۡ لِىۡ فِىۡ ذُرِّيَّتِىۡ ؕۚ اِنِّىۡ تُبۡتُ اِلَيۡكَ وَاِنِّىۡ مِنَ الۡمُسۡلِمِيۡنَ
Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.

(QS. Al-Ahqaf Ayat 15)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More