Membiasakan Diri Memberi Contoh Akhlak Mulia pada Anak Sejak Dini
Rabu, 23 Maret 2022 - 08:15 WIB
Setiap orang tua hendaknya membiasakan diri untuk memberi contoh tentang akhlak-akhlak mulia kepada jiwa anak-anak mereka sejak dini. Karena pengaruh orang tua sangat penting terhadap kehidupan anak-anak di masa yang akan datang. Bahkan, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menekankan hal tersebut dalam sebuah hadis:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Al-Bukhari)
Hadis ini menjelaskan bahwa dari orang tualah, anak bisa diarahkan ke mana. Menjadi orang baik atau sebaliknya. Sebagai tanggung jawab orang tua, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam salah satu hadisnya memerintah kita sebagai orang tua secara langsung agar memperbaiki akhlak anak-anak kita sejak dini.
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Muliakanlah anak-anak kalian dan perbaguslah tingkah laku mereka.” (H.R. Ibnu Majah) Bahkan saking pentingnya pendidikan akhlak yang mulia dari orang tua kepada anaknya, dalam suatu riwayat disebutkan bahwa hal itu merupakan pemberian yang terbaik dari orang tua. . Dari Ayyub bin Musa dari ayahnya dari kakeknya, Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada suatu pemberian seorang ayah kepada anaknya yang lebih utama daripada adab (akhlak) yang baik.” (HR. At-Tirmidzi)
Pembiasaan memberi contoh akhlak yang baik juga disertai dengan cara mendidik yang baik pula. Ajari anak-anak dengan tata krama yang bagus dan menumbuhkan sifat-sifat terpuji dalam diri anak. Orang tua juga diharapkan mampu menguatkan hubungan anak dengan Allah dengan cara mengajarkan membaca Al-Qur’an dan ibadah-ibadah dalam Islam. Seperti tata cara bersuci, wudhu, dan shalat. Sehingga ketika mereka berusia sepuluh tahun, mereka sudah terbiasa dan insya Allah tidak akan ada drama pemukulan dan lain sebagainya, karena mereka sudah terbiasa shalat sejak dini.
Selain dibiasakan untuk berakhlak mulia kepada Allah dengan mengetahui cara beribadah yang benar kepada-Nya, hendaknya orang tua juga membiasakan mereka agar berakhlak mulia kepada orang yang lebih tua darinya dan yang lebih muda darinya.
Dari Ubadah bin As-Shamit bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak termasuk umatku, orang yang tidak menghormati yang lebih tua, tidak mengasihi yang lebih muda, dan tidak pula mengerti hak seorang yang alim.” (H.R. Ahmad)
Kedua orang tua juga seharusnya memperhatikan kesehatan anak dan gizi makanannya. Sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat. Pembiasaan mau bercerita dan bertanya juga penting, agar orang tua dapat mengetahui apa yang sedang dirasakan anak-anak. Mereka pun dapat terbuka dan komunikasi dapat terjalin dengan baik antara orang tua dan anak.
Akhlak terhadap diri anak-anak sendiri juga dapat dibiasakan sejak dini. Seperti membiasakan anak untuk tidur lebih cepat, bangun cepat, olahraga agar badannya kuat, pembiasaan aktif, dan tidak malas. Pembiasaan lainnya adalah akhlak saat makan dan minum. Hendaknya para orang tua atau wali mengajarkan adabnya. Yaitu mencuci tangan sebelum makan dan setelahnya, membaca basmalah dan doa ketika hendak memulai makan dan minum, menggunakan tangan kanan, mengucapkan hamdalah setelah selesai, mengunyah dengan baik, dan tidak bernafas di dalam tempat air minum.
Pengajaran dan pendidikan tersebut kebanyakan dilakukan di rumah. Sementara itu, hal yang perlu diperhatikan orang tua juga adalah memilih sekolah atau guru yang baik untuk anak-anaknya. Dengan demikian pembiasaan akhlak yang mulia di rumah dan di sekolah itu dapat menjadi bekal mereka di masyarakat dan di kehidupan mereka.
Wallahu A'lam
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Al-Bukhari)
Hadis ini menjelaskan bahwa dari orang tualah, anak bisa diarahkan ke mana. Menjadi orang baik atau sebaliknya. Sebagai tanggung jawab orang tua, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam salah satu hadisnya memerintah kita sebagai orang tua secara langsung agar memperbaiki akhlak anak-anak kita sejak dini.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ قَالَ : أَكْرِمُوا أَوْلاَدَكُمْ وَأَحْسِنُوا أَدَبَهُمْ
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Muliakanlah anak-anak kalian dan perbaguslah tingkah laku mereka.” (H.R. Ibnu Majah) Bahkan saking pentingnya pendidikan akhlak yang mulia dari orang tua kepada anaknya, dalam suatu riwayat disebutkan bahwa hal itu merupakan pemberian yang terbaik dari orang tua. . Dari Ayyub bin Musa dari ayahnya dari kakeknya, Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada suatu pemberian seorang ayah kepada anaknya yang lebih utama daripada adab (akhlak) yang baik.” (HR. At-Tirmidzi)
Pembiasaan memberi contoh akhlak yang baik juga disertai dengan cara mendidik yang baik pula. Ajari anak-anak dengan tata krama yang bagus dan menumbuhkan sifat-sifat terpuji dalam diri anak. Orang tua juga diharapkan mampu menguatkan hubungan anak dengan Allah dengan cara mengajarkan membaca Al-Qur’an dan ibadah-ibadah dalam Islam. Seperti tata cara bersuci, wudhu, dan shalat. Sehingga ketika mereka berusia sepuluh tahun, mereka sudah terbiasa dan insya Allah tidak akan ada drama pemukulan dan lain sebagainya, karena mereka sudah terbiasa shalat sejak dini.
Selain dibiasakan untuk berakhlak mulia kepada Allah dengan mengetahui cara beribadah yang benar kepada-Nya, hendaknya orang tua juga membiasakan mereka agar berakhlak mulia kepada orang yang lebih tua darinya dan yang lebih muda darinya.
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلى الله عَليه وسَلم قَالَ لَيْسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا حَقَّهُ
Dari Ubadah bin As-Shamit bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak termasuk umatku, orang yang tidak menghormati yang lebih tua, tidak mengasihi yang lebih muda, dan tidak pula mengerti hak seorang yang alim.” (H.R. Ahmad)
Kedua orang tua juga seharusnya memperhatikan kesehatan anak dan gizi makanannya. Sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat. Pembiasaan mau bercerita dan bertanya juga penting, agar orang tua dapat mengetahui apa yang sedang dirasakan anak-anak. Mereka pun dapat terbuka dan komunikasi dapat terjalin dengan baik antara orang tua dan anak.
Akhlak terhadap diri anak-anak sendiri juga dapat dibiasakan sejak dini. Seperti membiasakan anak untuk tidur lebih cepat, bangun cepat, olahraga agar badannya kuat, pembiasaan aktif, dan tidak malas. Pembiasaan lainnya adalah akhlak saat makan dan minum. Hendaknya para orang tua atau wali mengajarkan adabnya. Yaitu mencuci tangan sebelum makan dan setelahnya, membaca basmalah dan doa ketika hendak memulai makan dan minum, menggunakan tangan kanan, mengucapkan hamdalah setelah selesai, mengunyah dengan baik, dan tidak bernafas di dalam tempat air minum.
Pengajaran dan pendidikan tersebut kebanyakan dilakukan di rumah. Sementara itu, hal yang perlu diperhatikan orang tua juga adalah memilih sekolah atau guru yang baik untuk anak-anaknya. Dengan demikian pembiasaan akhlak yang mulia di rumah dan di sekolah itu dapat menjadi bekal mereka di masyarakat dan di kehidupan mereka.
Wallahu A'lam
(wid)